Happy Reading guys....
***
Bisa dibilang empat hari ini adalah hari paling merdeka bagi Nicky karena ketiga orang-orang sawah itu sama sekali tidak mengganggunya lagi, tepatnya setelah insiden Lenka memberikannya undangan tempo hari itu, sampai sekarang Nicky masih bingung apakah ia akan datang ke pesta itu atau tidak, karena jujur saja perasaannya tidak enak juga dirasakannya tentang perubahan drastis ketiga orang sawah itu, ada yang mengganjal perasaanya.
Jam istirahat pertama suasana kelas tampak sepi hanya ada Nicky yang tengah duduk sendirian dibangkunya seraya membaca novel dan Derent yang duduk di bangku paling pojok belakang.
"Emm... Risma belum masuk juga?" Tanya Derent ragu pada Nicky tiba-tiba. Sontak Nicky yang sedang asik membaca novelnya itupun menolehkan kepalanya ke belakang kearah cowok yang berada di pojokan itu.
"Tumben lo nyariin dia? Kangen?" Nicky malah balik bertanya dengan senyum jahilnya. Nicky tahu kalau ternyata Derent juga menyukai temannya itu. Karena dua hari yang lalu Nicky tidak sengaja melihat wallpaper di ponsel cowok itu ternyata foto temannya.
Derent yang ditanya seperti itu membuatnya rada kicep beberapa kali ia mencoba membuka mulutnya ingin menjawab namun terasa kelu karena yang dikatakan Nicky memang benar-benar dirasakannya.
"Hayo ngaku aja Rent. Pasti lo kangen sama dia?" Kejar Nicky.
"Ap-apaan sih lo, ya biasa aja lah. Malah gue seneng kalo tuh bocah nggak masuk, itung-itung nggak ada yang rempong di kelas ini." Elak Derent seraya menghentak-hentakkan kakinya dibawah meja. Jujur Derent memang kangen pada gadis tomboy satu itu. Biasanya gadis itu yang selalu mengomentari rambutnya yang suka acak-acakkan.
Nicky semakin membalikkan badannya menatap cowok intens, Nicky memutar otaknya bagaimana ia bisa membuat Derent mengakui perasaannya itu. Sepersekian detik Nicky mendengus kesal. "Kalo kangen bilang aja Rent, nggak usah jadi cowok pengecut." Tembak Nicky.
Hati Derent mencelos seketika, sepengecut itukah dirinya? Derent menelan salivanya sendiri merasa kicep, Derent merutuki dirinya sendiri kenapa ia harus bertanya pada teman Risma satu ini.
"Apa? Kicep 'kan lo sekarang. Udah deh Rent. Mending lo ngaku aja deh sama gue mumpung nih kelas sepi." Nicky menghentikan sejenak ucapannya celingak-celinguk memastikkan keadaan kelas, untungnya kelas benar-benar sepi.
"Lo suka-kan sama, Risma?" Tambah Nicky dengan memelankan suaranya.
Mendengar pertanyaan telak yang dilontarkan Nicky mendadak mata Derent sukses membulat, tepat sekali yang dikatakan Nicky itu. Ya ia menyukai gadis tomboy itu, Nicky tersenyum puas melihat ekspresi Derent yang terlihat seperti orang tolol itu.
Nicky kembali membalikkan badannya ke posisi semula dan melanjutkan membaca novelnya.
"Jangan kelamaan ngungkapin prasaan, cewek itu juga butuh kepastian." Ujar Nicky sambil terkekeh geli membayangkan tampang bego Derent saat mendengarnya, Nicky tahu betul Derent itu tipe cowok yang gengsinya sangat tinggi, apalagi kalau menyangkut masalah ungkap-mengungkapkan.
Dalam hati Derent membenarkan ucapan Nicky tadi. Ya cewek memang butuh kepastian, yang dipikirkan Derent saat ini adalah apakah cewek tomboy itu juga menyukai dia? Kalau tidak, bisa dipastikan Derent akan malu jika cintanya ditolak mentah-mentah.
"Gue nggak yakin dia suka sama gue!" Tanpa sadar Derent mengucapkan kata itu. Meskipun pelan Nicky dapat mendengar gumaman Derent tersebut. Untuk kesekian kalinya Nicky memutar posisi duduk menghadap cowok itu lagi. Cowok itu tampak lesu menatap buku dihadapannya, Nicky tahu cowok itu tengah berpikir keras.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Think! I Love You [SUDAH TERBIT✔]
Novela Juvenil[RE-POST] [VERSI WP TIDAK DI REVISI] I Think! I Love You, bercerita tentang kisah cinta remaja, antara siswi cantik yang bernama Nicky wahyuni, seorang siswi yang selalu mendapatkan perlakuan tidak adil setiap harinya, hari-harinya bagaikan neraka...