BAB 26 - Sweet Moment

249 18 8
                                    


***

Vitto berdiri di depan cermin berukuran besar di kamar mandinya, ia melihat pantulan dirinya di cermin itu yang menampilkan tubuhnya yang sixpack dan badannya yang tegap, berkali-kali cowok itu menghelas napas kasar, Ia sama sekali tidak bisa berpikir kenapa Nicky bersikap aneh padanya saat di restoran tadi.

Namun seketika kedua sudut bibirnya melengkung membentuk sebuah senyuman saat ia mengingat kebersamaannya dengan gadis itu saat menemaninya membeli kado untuk keponakannya, Vitto masih ingat betul betapa bawelnya gadis itu saat berdebat dengannya untuk memilih kado yang tepat untuk Yoga.

Vitto keluar dari kamar mandinya yang kebetulan menyatu dengan kamar tidurnya itu, kemudian cowok itu membuka lemari dan mengambil baju serta celana secara acak, hanya perpaduan anatara sweeter berwarna hijau dan celana jeans hitam yang sangat cocok di tubuhnya itu.

Vitto menata rambutnya dengan sedikit di berikan gel agar terlihat lebih fresh, Vitto mematut dirinya di depan cermin lagi dengan penampilannya yang sekarang ini, Vitto rasa penampilannya tidak begitu buruk malam ini, ia berencana akan mengajak Nicky untuk merayakan ulang tahun keponakannya itu, Vitto sangat berharap gadis itu tidak mempunya jadwal apapun pada malam hari ini.

Vitto mengambil ponselnya yang berada di atas nakas samping ranjangnya itu, kemudian mencari kontak gadis itu dan langsung menelponnya, tak berapa lama terdengar nada sambung di telinga cowok itu.

"Kenapa Vit?" Tanya Nicky di seberang sana.

Senyum Vitto terbit seketika saat mendengar suara gadis itu, entah kenapa suara gadis itu mampu membuat hatinya terasa menghangat, apa ini yang dikatakan cinta?

"Malam ini lo ada jadwal nggak?"

"Nggak ada, emang kenapa Vit?"

"Ke taman belakang rumah ya Nick, kita rayain ulang tahunya Yoga." Ajak Vitto, cowok itu sangat mengharapkan kehadiran Nicky.

"Ha? Seriusan nih gue di ajakin ngerayain ulang tahunnya Yoga? Gue mau banget Vit." Sahut Nicky antusias.

Vitto terkekeh mendengar respons gadis itu yang terdengar sangat antusias, "Oke, kalo gitu lo taman belakang sepuluh menit lagi ya, gue tungguin."

"Iya Vit, gue bakal dateng kok... tapi gue nggak bawa apa-apa nih?" ujarnya lesu saat ia menyadari tidak ada yang akan diberikannya nanti pada bocah itu.

"Nggak papa Nick, lo dateng aja pasti Yoga udah seneng kok."

"Oke deh Vit, kalo gitu gue siap-siap dulu ya."

Tut... Tut... tut...

Nicky memutuskan sambungan telponnya secara sepihak, meskipun pembicaraan sudah berakhir cowok itu masih enggan untuk menurunkan ponsel dari telinganya itu, senyumnya tidak pudar sama sekali.

Beberapa detik kemudian lamunannya akan gadis itu buyar karena terdengar suara tangisan Yoga dari luar sana, Vitto langsung bergegas keluar kamarnya mencari keberadaan keponakannya itu, Vitto mendapati keponakannya itu tengah menangis tersedan-sedan di sofa ruang tamu, Vitto tahu betul kenapa anak itu menangis karena ia berlagak tidak mengingat ulang tahun keponakannya itu, anak itu memang sensitif kalau ulang tahunnya tidak di ingat, terutama pada orang yang ia sayang seperti Om-nya itu, Vitto.

"Kenapa nangis?" Tanya Vitto masih berlagak sok cuek dengan keponakannya itu, ia masih ingin menggoda keponakannya itu.

Anak itu masih menangis sejadi-jadinya malah tambah kencang, Vitto sangat merasa bersalah pada ponakannya itu karena sudah mengabaikannya. Vitto duduk di samping anak itu lalu mengelus puncak kepalanya.

I Think! I Love You [SUDAH TERBIT✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang