Max melangkahkan kaki-nya dengan cepat memasuki sebuah klub malam ternama di kota London.
Tanpa mengeluarkan member card sekalipun, Max dapat masuk ke ruangan vvip klub tersebut dengan leluasa.
Karena klub tersebut milik sahabat terbaiknya, Alexander Michael, seorang pemilik klub malam yang tersebar di beberapa negara.
"Max, akhirnya kau datang."
Max menghela napas kecil, kemudian menepuk pundak seorang wanita dengan iris mata hazel yang kini menatapnya dengan sedih.
"Apa yang terjadi, Amanda?" Tanya Max.
Amanda Michael, adik kandung dari Alexander, sahabatnya, kemudian menarik tangan Max dan mengajaknya masuk ke ruangan vvip tersebut.
Iris mata biru Max melihat seorang lelaki yang kacau di tengah sofa merah yang nyaman.
Alexander. Ya, dia lelaki yang terlihat kacau saat ini.
Amanda tadi menghubungi Max, meminta Max datang kemari agar membujuk Alexander untuk berhenti meminum alkohol sialan itu dan cepat pulang.
"Man, apa yang terjadi?" Max dengan cepat menarik botol vodka yang hendak diteguk langsung oleh Alexander.
"Fvck! Kembalikan sekarang juga, Max. Aku butuh itu untuk menenangkanku!"
"Shit." Max mengernyit, bau alkohol menguar dari mulut Alexander. "Ada masalah apa kali ini?"
Alexander termenung, kemudian merebahkan dirinya di sofa. Kemudian tertawa miris, "saat aku bilang bahwa aku sudah menemukan wanita yang cocok untuk jadi calon istriku, aku tidak berbohong, Max."
Max terdiam, bingung dengan pembicaraan Alexander yang mabuk ini.
"Kau pikir aku bercanda? Hahaha! Aku serius, bodoh." Alexander memejamkan matanya, tapi bukannya tertidur, dia malah terisak perlahan. "Aku sungguh mencintai-nya. Sungguh. Tapi dia membatalkan pertunanganku dan dia karena ulah Angelo. Berengsek! Bedebah sialan!"
"Angelo? Apa hubungannya dengan Angelo?" Tanya Max tidak paham. Setahunya, hubungan persahabatan mereka adalah yang terbaik di dunia ini.
"Angelo juga menyukai wanita-ku. Angelo dengan pesona nya yang sialan itu, meminta wanitaku untuk menjadi kekasihnya. Sialan! Aku akan menghampirinya sekarang juga!" Alexander tiba-tiba bangun dan berjalan sempoyongan menuju pintu keluar.
"Alexander!" Amanda memapah kakaknya. "Sudahlah, ini bukan salah Angelo ataupun kau. Memang wanita jalang itu hanya mempermainkanmu dan mengeruk hartamu."
"Diam Amanda! Kau tidak tahu apapun!"
Amanda tersentak, dia tidak menyangka bahwa kakak tersayangnya itu akan membentaknya.
"Kau mau pulang? Ayo kita pulang." Amanda berkata lirih. Masih memapah Alexander. "Max, terimakasih sudah mau datang."
"Tidak, Alexander tidak boleh menyetir." Max berusaha mencegah langkah keduanya, tetapi Alexander kemudian meninju-nya dengan keras sampai Max terhuyung.
"Jika kau mau menghalangiku untuk membunuh Angelo, lebih baik kau enyah dari hadapanku, Max!" Alexander menggertak.
Tapi gertakan dari lelaki mabuk tidak akan membuat Max takut begitu saja. Walaupun sudah terlambat untuk mencegah Alexander berkendara sendiri, tetapi Max tetap mengikutinya mobil yang dinaiki Alexander dari belakang.
Max tidak pernah tahu, kalau itu adalah percakapan terakhirnya dengan Alexander.
Setelah itu, di jam dua pagi di tengah lalu lintas London yang lengah, mobil yang dikendarai Alexander membelok dengan kecepatan tinggi di persimpangan jalan dan berakhir dengan debuman kencang serta asap yang mengepul tinggi kemudian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Wedding And Secret
RomanceMax dan Shayla awalnya menikah karena terpaksa. Namun juga banyak rahasia di dalam pernikahan mereka berdua.