Angelo menatap pintu berwarna putih bersih dihadapannya. Pintu itu tertutup rapat, seolah pemilik kamar itu tidak ingin ada yang masuk dan mengganggunya. Tetapi Angelo tidak bisa diam begitu saja.
Lelaki yang sudah siap dengan tuxedo hitamnya dan rambut pirang yang ditata rapi itu menghela napas, lalu mengetuk pintu kamar dihadapannya.
Percuma, pada ketukan ketiga pintu itu tidak juga terbuka. Pemilik kamar itu tidak mempersilahkannya masuk, atau lebih tepatnya, tidak menginginkan siapapun memasuki kamar itu.
Tetapi bukan Angelo namanya kalau tidak menuruti keinginan hatinya sendiri.
"Shayla? Ini aku Angelo." Angelo mengetuk pintu lagi. Tetapi tetap tidak ada jawaban.
Maka dari itu Angelo membuka pintu kamar Shayla yang ternyata tidak terkunci itu.
"Angelo..." Begitu pintu terbuka, pemandangan dihadapannya seolah menusuk hatinya.
"Shayla, sampai kapan kamu akan menangis terus seperti ini?" Angelo segera melangkah mendekati Shayla, memeluk wanita yang menangis seraya menggenggam erat bingkai foto kecil miliknya.
Foto Shayla dan almarhum kedua orangtuanya.
"Aku tidak ingin menikah, Angelo. Tolong aku, bagaimanapun tolong batalkan pernikahan yang akan berlangsung ini." Shayla terisak, memeluk punggung Angelo dengan erat. Seolah-olah hanya Angelo lah penyangga dirinya untuk kembali bangkit.
Angelo balas memeluk Skyla, mengecup puncak kepala wanita itu. "Maaf Shay, tapi aku tidak bisa berbuat apa-apa kali ini."
"Aku tidak mau! Pokoknya aku tidak mau menikah dengan lelaki seperti Max Jasper!" Shayla memberontak.
"Shayla, dengarkan aku." Angelo melepaskan pelukannya, meremas kedua bahu Shayla dan menatap iris mata hazel milik Shayla. "Kamu harus menikahi Max Jasper karena dialah satu-satunya anak Mr. Jasper. Kamu harus menikahi Max agar perusahaan milik kedua orangtuamu bisa kembali. Dan ingat kata Ayahmu sebelum meninggal, rebut kembali perusahaan keluargamu dari tangan keluarga Jasper dan kemudian jatuhkan perusahaan mereka."
Shayla mendesah frustasi, "mungkin ada cara lain selain menikah?"
Angelo menggeleng lemah, tersenyum tipis. "Kamu adalah kunci agar perusahaan keluarga Jasper bisa menggabungkan perusahaan keluargamu dengan miliknya. Maka dari itu Mr. Jasper benar-benar bersikukuh agar Max anak tunggalnya menikah denganmu."
"Aku takut, Angelo..." Cicit Shayla.
"Shayla, aku yang harusnya lebih takut. Aku yang takut kehilangan cinta pertamaku, aku takut kehilangan kamu."
Shayla terdiam, lagi-lagi Angelo berucap seperti itu. "Tapi kita sahabat Angelo, kita berteman sejak kecil. Kamu sudah seperti kakakku."
"Tapi aku ingin kita lebih dari sekedar sahabat, Shay. I love you and how many times must I say it?" Bisik Angelo, tangannya terulur mengusap air mata di pipi Shayla.
Tidak ada jawaban dari Shayla, dia hanya menundukkan kepalanya. Membiarkan Angelo mengusap air matanya dengan lembut dan kemudian memberikan kecupan di dahi Shayla. Kecupan yang hangat dan lama.
Shayla tahu, Angelo begitu mencintainya. Tetapi dirinya benar-benar tidak memiliki perasaan yang sama seperti perasaan Angelo kepadanya. Mereka bersahabat sejak kecil, sejak Angelo dan Angela tinggal di resor milik mereka sendiri.
Dan sejak pertemuan pertama mereka bertiga, Angela, Angelo, dan Shayla, tidak pernah bisa terpisahkan walaupun Shayla harus berkali-kali pindah dari London ke Bali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Wedding And Secret
RomanceMax dan Shayla awalnya menikah karena terpaksa. Namun juga banyak rahasia di dalam pernikahan mereka berdua.