Ketika Shayla membuka matanya, yang dilihatnya pertama kali adalah Angelo, sedang duduk di kursi samping tempat tidurnya dan tangan lelaki itu menggenggam erat telapak tangan Shayla yang ditancapkan jarum infuse.
"Angelo?" Panggil Shayla dengan suara seraknya.
"Hei, bagaimana keadaanmu?" Angelo berdiri, setengah merunduk, mengusap rambut Shayla dengan sayang.
Shayla terdiam, matanya memandang sekeliling. Lalu mengernyit ketika menyadari sekarang dia ada di salah satu ruangan rawat inap rumah-sakit dan sedang di infuse.
"Apa yang terjadi, Angelo?" Shayla berusaha duduk, kemudian di bantu Angelo dengan meninggikan bantalnya, sehingga Shayla bisa bersandar pada bantal. "Dan kenapa kau bisa ada di London?"
"Kau pingsan setelah percobaan bunuh dirimu yang konyol itu." Desis Angelo.
Shayla menundukkan kepalanya ketika Angelo mulai mengungkit percobaan bunuh dirinya.
"Shayla, aku minta maaf." Ucapan Angelo membuat Shayla mendongak, iris mata hazelnya menatap Angelo dengan sayu. "Tentang kejadian di Bali itu, maafkan aku. Maaf karena aku berperilaku begitu buruk dan berusaha menyentuhmu seperti itu. Aku memang berengsek, Shayla. Tapi aku mohon, maafkan aku, aku begitu tersiksa ketika kau tiba-tiba pergi dari resor."
Shayla hanya bergeming, dia menurunkan pandangannya, menatap telapak tangan Angelo yang menggenggam telapak tangannya dengan erat.
"Aku berangkat ke London setelah Helen memberitahuku keberadaanmu. Aku sampai menyandera Helen agar dia mau memberitahu apa yang terjadi antara kau dan Ethan setelah kedatanganmu di London." Jelas Angelo.
Penjelasan Angelo membuat Shayla melebarkan matanya, kemudian menatap Angelo dengan marah. "Kau menyandera Helen?! Lalu sekarang dimana dia?! Kau tidak bisa menyandera sekertarisku begitu saja, Angelo Seansya!"
"Hei, tenanglah." Angelo mendorong Shayla dengan lembut, membuat Shayla kembali bersandar. "Aku telah membebaskan Helen tanpa luka sedikitpun."
Shayla memicingkan matanya, menatap Angelo sangsi.
"Aku tidak berbohong Shayla, percayalah padaku." Angelo tersenyum lembut, kemudian mengusap rambut Shayla kembali.
"Kau gila, Angelo." Desis Shayla. Angelo hanya diam, berusaha mendengarkan. Bahkan Angelo rela bila ini adalah kali terakhir Shayla ingin berbicara dengannya. Yang penting, biarlah Angelo mengutarakan rasa bersalahnya pada Shayla. "Kenapa kau harus bersikap sejauh itu hanya untukku? Kau tahu, seberapa besar usahamu, aku tidak akan pernah bisa jatuh cinta denganmu, Angelo."
"Aku hanya berusaha melindungi orang yang aku cintai, Shay. Walaupun dia tidak bisa mencintaiku, tak apa. Aku hanya ingin dia hidup dengan bahagia, dan aku akan berusaha menjaganya agar kau bahagia. Jangan berpikir untuk mengakhiri hidupmu lagi, hidupmu akan menjadi sia-sia bila kau bunuh diri." Ucap Angelo.
"Aku lelah, Angelo." Shayla terisak, dia menggigit bibir bawahnya kuat-kuat untuk menahan dirinya agar tidak menangis meraung-raung. "Aku merasa bersalah karena merusak persahabatan kau, Max dan Alexander. Alexander juga meninggal karena aku."
"Itu semua garis takdir Alexander, Shay. Bukan karenamu. Jadi, berhenti menyalahkan dirimu sendiri."
"Tapi-" Ucapan Shayla terputus ketika Angelo mengecup dahi-nya penuh sayang.
Mata Shayla terpejam, air matanya menetes perlahan di pipi putih Shayla. Dia hanya bisa diam, merasakan bibir hangat Angelo di dahi-nya. Mengecupnya lama, kemudian iris mata cokelat Angelo menatap sejajar dengan iris mata hazel Shayla.
KAMU SEDANG MEMBACA
Wedding And Secret
RomanceMax dan Shayla awalnya menikah karena terpaksa. Namun juga banyak rahasia di dalam pernikahan mereka berdua.