TWENTY SIX

21.3K 1.3K 121
                                    

Kandungan Shayla sudah memasuki usia tiga bulan saat ini, dan perutnya sudah terlihat membuncit.

Di waktu tiga bulan ini, memang bukanlah waktu yang mudah bagi Shayla. Apalagi untuk Max.

Semakin lama, Shayla merasa Max menjadi seorang suami siaga yang selalu menurut keinginan Shayla. Karena Shayla mengalami fase yang disebut orang Indonesia dengan ngidam.

Tapi waktu Shayla melihat di internet, ngidam itu tidak ada. Hanya akal-akalan ibu hamil agar mendapat perhatian ekstra dari suaminya.

Tapi, Shayla tetap ingin yang macam-macam dari Max, terutama soal makanan. Seperti saat ini,

Jam telah menunjukan pukul setengah satu pagi, Max merasakan bahu-nya di goyang-goyangkan dari belakang dan suara Shayla yang memanggilnya dari tadi terus terngiang di telinga-nya.

Max mengerang, kemudian membalikkan badannya dan memaksa kelopak matanya agar terbuka menatap Shayla.

"Ada apa?" Tanya Max dengan suara seraknya khas orang baru bangun tidur.

Shayla tersenyum kikuk, sambil mengusap perut buncitnya. "Aku lapar..."

Max menghela napas, kemudian memejamkan matanya sebentar dan membuka matanya lagi.

Jangan lagi, Shayla

Max merutuk dalam hati, setelah ini, dia akan mendapatkan permintaan yang aneh-aneh dari Shayla.

Seperti dua bulan yang lalu, Shayla meminta gelato rasa durian pada jam satu pagi. Hey, gelato? Baiklah, Max bisa menemukan gelato di London. Tapi rasa durian? Dan gelato pada jam satu pagi?

Argh! Max nyaris gila pada saat itu, belum lagi Shayla yang terus merengek. Alhasil, Max harus pergi ke sebuah toko Asia pada siang harinya setelah membujuk Shayla bahwa dia tidak menemukan gelato rasa durian.

Atau bulan lalu?

Shayla meminta makan lobster. Tapi pada pukul tiga pagi.

Hah! Max tidak ingin susah-susah lagi, dia akhirnya menyuruh para asistennya untuk menghubungi chef untuk datang ke rumahnya dan memasak lobster segar untuk Shayla.

Lalu malam ini?

"Aku mau makan Pasta, Max."

Max menghela napas lega, lalu tersenyum. "Oke, Pasta buatanku? Aku akan membuatnya. Di dapur pasti banyak bahan untuk membuat pasta."

Sebelum Max turun dari kasur, Shayla menahan lengannya. Lantas menggelengkan kepalanya. "Bukan Pasta buatanmu. Aku ingin Pasta seafood yang dibuat oleh chef asli Perancis. Itu pasti sangat nikmat!"

"Tapi ini jam setengah satu pagi, Shayla."

"Tapi aku ingin," Shayla kembali mengusap perutnya, sambil kembali merengek.

Max akhirnya pasrah, dia harus berusaha lagi pada malam ini.

"Baiklah, kau tunggu disini. Aku akan kebawah dan ke ruangan kerjaku. Menghubungi asistenku untuk mencarikan chef asli perancis untuk memasak pesananmu." Tukas Max.

Senyum Shayla lantas mengembang, "sekarang?"

Dan Max memaksakan senyumannya. "Tentu saja, sayangku."

* * *

Jam sudah menunjukan pukul dua pagi ketika perut Shayla berbunyi kelaparan.

Shayla mengelus perut buncitnya. "Sabar ya sayang, Ayah akan datang dengan Pasta seafood sebentar lagi. Ah, aku benar-benar lapar!"

Wedding And SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang