TWENTY FIVE

21.3K 1.2K 194
                                    

Iris mata biru Max menatap lurus kearah televisi besar yang ada di ruangan kerja di kantornya.

Max melihat siaran live pers conference yang menghadirkan Shayla, Angelo, dan Helen.

"Shit! Untuk apa Angelo ada disana?"

Max melirik sinis Ethan yang belum-belum sudah berkomentar.

"Apa?" Ethan malah menantang. "Angelo tidak ada peran dalam kehidupan Shayla, Max."

"Tentu saja ada." Jawab Max sambil melipat tangannya didepan dada, dengan tatapan yang masih lurus menatap layar tv. "Aku yakin Angelo yang bertugas mengawasi Shayla dan Angelo pasti punya niat terselubung selama ini untukku."

"Well, kita lihat saja nanti, Shayla yang akan mengkhianatimu atau Angelo yang akan menghabisimu." Ucapan Ethan membuat Max terdiam kemudian dan mengabaikannya.

Selama lima belas menit pers conference Shayla diadakan, tidak ada ucapan Shayla yang menjelek-jelekkan Max ataupun perusahaan Jasper.

Shayla berbicara sewajarnya, dan mengatasnamakan 'cinta' yang menyebabkan dirinya menikah dengan Max Jasper dan membuat Shayla menyetujui penggabungan perusahaan ayah Shayla dengan perusahaan Jasper.

Max tersenyum tipis, caranya beberapa hari belakangan ini berhasil. Dia telah membuat Shayla kembali takluk dengan cinta yang diberikan Max dan hal itu membuat Shayla tidak membeberkan kejelakan apapun dalam hubungannya dengan Max.

Dengan sikap Max yang perhatian dan peduli kepada Shayla selama beberapa hari belakangan, Shayla juga sepertinya melupakan bahwa Max masih menjalin hubungan dengan Angela dibelakang Shayla.

Begitu pers conference ditutup oleh Shayla dan acara tv berganti, Max mengerutkan alis dan ekspresi wajahnya terlihat bingung.

"Kenapa lagi?" Tanya Ethan ketika melihat raut wajah Max.

Max mengetuk-ngetukkan jemarinya pada meja, lalu menatap Ethan. "Shayla tidak bilang ke media bahwa dia hamil."

"Apa?!" Ethan memekik keras, membuat Max mendecak sebal. "Shayla hamil? Anakmu?"

"Tentu saja itu anakku." Max memutar bola matanya dengan kesal. "Ku kira kau sudah tahu, Ethan."

Ethan menggelengkan kepalanya, dia tidak tahu apapun. "Jadi, penerus perusahaan berikutnya adalah anak yang di kandung Shayla?"

"Right." Max mengangguk mantap.

"Lalu, bagaimana dengan rencanamu untuk menceraikan Shayla?"

Max terdiam sejenak, memandang foto pernikahannya dan Shayla di meja kerja. Shayla yang memasangnya disana, dengan memaksa Max.

Kemudian senyum Max merekah, membuat Ethan bergidik ngeri. "Aku pikir, aku tidak akan menceraikannya."

* * *

Shayla sedang mengaduk susu untuk ibu hamil dalam cangkirnya ketika tiba-tiba lengan kokoh melingkari perutnya dan kemudian sebuah kecupan mendarat di pipi-nya.

Shayla tersenyum, mengelus lengan itu dan kemudian membalikkan tubuhnya. "Hai," sapanya.

"Kenapa belum tidur?"

"Karena menunggu Ayah pulang?" Shayla tersenyum jahil, sambil kemudian mengusap perutnya yang belum membuncit.

Max tertawa renyah, kemudian mencium hidung Shayla dengan gemas membuat Shayla kegelian dan meronta agar Max melepaskan kukungannya.

Wedding And SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang