TWENTY SEVEN

22K 1.3K 124
                                    

Mulut Angela terbuka dan mengeluarkan lenguhan ketika dia melesakkan milik Max yang sudah menegang dan keras itu menyentuh bibir kewanitaannya dan kemudian masuk dengan sempurna, memenuhi miliknya.

Jakun Max bergerak naik turun ketika merasakan Angela menggerakan pinggulnya. Tangan Max tak tinggal diam, tangan kirinya memegang pinggang Angela, membimbing wanita itu memimpin kegiatan ranjang mereka untuk yang kedua kalinya pada malam ini.

Ketika Angela semakin memompa tubuhnya diatas Max, dia sengaja memajukan tubuhnya, sehingga payudaranya yang bergerak bebas berada tepat di wajah Max dan membuat Angela memancing Max untuk menyentuhnya.

Benar saja, Max gemas dengan payudara Angela dan segera melahap buah dada Angela yang membuat Angela mendesis nikmat.

Angela menggerakan pinggulnya makin cepat diatas Max ketika dalam dirinya merasakan ingin meledak ketika kejantanan Max menusuk-nusuk dinding rahimnya.

Max kemudian melepaskan kulumannya, kemudian ganti melumat bibir Angela dengan sekilas. Iris mata biru Max berkilat penuh gairah ketika kening mereka saling menempel, Max dapat merasakan peluh Angela menetes di dahi-nya. Kemudian di usapnya punggung Angela yang lembab penuh keringat dan pada saat itu Max merasakan bibir kewanitaan Angela menjepit miliknya dengan erat dan kemudian lahar panas Angela melumas kejantanan Max.

Untuk beberapa saat, Max membiarkan tubuh Angela melemas diatas dada bidangnya. Napas Angela memburu di dada bidang Max.

Tapi Max tidak bisa membiarkan Angela istirahat lebih lama, Max sendiri harus menuntaskannya. Kemudian di baliknya tubuh Angela, sehingga kini Max yang berada diatas tubuh Angela dan menggerakan kejantanan Max bergerak keluar masuk pada kewanitaan Angela yang basah.

Angela yang tadi lemas, kembali mendesah-desah dan membuat gairah Max meningkat. Max makin menggerakan tubuhnya dengan tempo yang cepat, sampai akhirnya Max menghentakkan kejantanannya dengan keras dan kemudian mengerang di ceruk leher Angela ketika merasakan dirinya yang orgasme.

Setelah menuntaskan semuanya, Max menarik dirinya dari milik Angela. Kemudian melepaskan pengaman pada kejantanannya yang sudah penuh dengan sperma dan membuangnya ke tong sampah.

Max kemudian kembali berbaring di kasur, memeluk Angela yang masih terlentang dengan napas terengah, melihat itu, kemudian Max terkekeh kecil.

"Kau lelah?" Max menyingkirkan anak-anak rambut yang berada pada pipi Angela, membawanya kebelakang telinga wanita itu.

Angela tertawa kecil ketika Max memeluk erat dirinya dan berulang kali mengecup pipi-nya. "Max, hentikan, geli."

"Ah... setiap gerakanmu membuatku tak bisa berhenti untuk menyentuhmu, Angel." Max mengerang sebal ketika Angela merangkak naik ketas tubuh Max dan memeluk Max dengan posisi Angela yang berbaring di dada bidang Max.

Buah dada Angela yang kenyal serasa menekan perut six-pack Max dan pipi Angela di tempelkan pada dada bidang Max yang ditumbuhi bulu-bulu halus.

"Max,"

"Hm?" Max mengusap rambut hitam kecokelatan Angela, kemudian menghirup harumnya dalam-dalam.

"Kapan kau akan menikahiku?" Angela mengangkat kepalanya, matanya menatap tepat kearah Max.

"Kau ini bicara apa?" Max tersenyum canggung. Terlalu terkejut dengan pertanyaan Angela. "Untuk apa kita menikah bila kita sudah saling mengetahui bahwa kita saling mencintai dan tanpa kita menikah, kita bisa tetap selalu berhubungan badan, Angela."

"Ya, dan itu semua kita lakukan di belakang Shayla." Angela mencibir tidak suka. Tiba-tiba saja ingatannya melayang pada tadi siang ketika Shayla menamparnya dan menyiram mukanya dengan air mineral. "Kita saling mencintai tapi kau tidak menikahiku. Tapi kau malah menikah dengan wanita yang tidak kau cintai, Max."

Wedding And SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang