seketika itu juga, ingatan dirinya ketika Max mengajaknya berdansa pada saat pernikahan mereka muncul begitu saja.
Memori ketika Max mengecup hangat bibirnya, dan kata itu terucap. I love you, Shayla.
- - -
Mata Shayla terpejam rapat ketika sorot lampu putih dari truck menyilaukan matanya. Suara klakson yang makin nyaring di telinganya membuat tubuh Shayla membeku dan tidak bisa bergerak.
Ini waktunya, waktu untuk mengakhiri hidup Shayla yang miris dan tak berguna.
"Shayla!!!"
Bersamaan dengan pekikan keras itu, Shayla merasa tubuhnya ditarik kebelakang, kembali ke pinggir jalan, dan terjerembab kebelakang.
Napas Shayla memburu dan matanya melebar ketika melihat truck yang tiba-tiba berhenti dihadapannya dengan rem yang berdecit menggesek aspal.
"Bunuh diri tidak akan menyelesaikan masalah, Shayla." Bisikan lelaki yang terdengar persis di telinganya membuat Shayla sadar bahwa dirinya sedang berada di pelukan seorang lelaki yang masih mencengkeram erat kedua lengannya.
Shayla menoleh, kemudian jantungnya berpacu hebat karena mendapati Angelo yang mendekapnya.
"Angelo?" Suara Shayla terdengar serak, dirinya menatap Angelo tak percaya, sedangkan Angelo hanya menghela napas kasar.
Degup jantung Shayla masih bergemuruh dan belum selesai dari keterkejutannya.
Angelo menyelamatkannya, dan Shayla hampir saja bunuh diri dengan konyol.
Belum saja Shayla selesai dengan keterkejutannya, lelaki tua dengan jaket buluk turun dari truck sambil menghisap rokok.
"Are you crazy? Woman?!" sang sopir truck berteriak kearah Shayla dan menghampirinya. "Mencoba bunuh diri dengan menghadang truck yang aku kendarai?!"
Shayla hanya bisa terdiam, tapi tubuhnya masih bergetar ketakutan dalam pelukan Angelo.
"Apa kau pikir tindakanmu itu benar?!" Bentak sang sopir lagi.
Tapi ketika sang sopir truck itu makin mendekati Shayla dan Angelo, seseorang menarik jaketnya dan menghadangnya.
"Jauhi istriku." Suara tajam itu mendominasi keheningan malam ini.
Perlahan Angelo melepaskan pelukannya, menarik Shayla untuk bersembunyi di belakang punggungnya.
Dari balik punggung Angelo, Shayla mendapati Max yang sedang menghadang sopir truck itu.
Shayla menelan salivanya dengan susah payah. Disaat Shayla ingin menghindari Angelo dan Max, kedua lelaki itulah yang pada saat ini datang dan melindunginya.
"Oh... jadi wanita gila itu istrimu?!" Suara kasar sang sopir kembali terdengar di telinga Shayla.
"Dia bukan orang gila. Dia istriku." Mata Max menatap nyalang ketika sopir truck itu mulai menarik kerah kemejanya dan hendak menonjoknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Wedding And Secret
RomanceMax dan Shayla awalnya menikah karena terpaksa. Namun juga banyak rahasia di dalam pernikahan mereka berdua.