THREE

36.5K 1.9K 34
                                        

Bila kalian ingin menganggap Shayla wanita yang cengeng, maka silahkan.

Kenyataannya bahwa, Shayla memang wanita yang cengeng. Mudah menangis. Bahkan dirinya tidak berhenti menangis setelah ia melepaskan gaun pengantin rancangan Giovanni dan langsung pergi meninggalkan Max begitu saja.

"Dasar Max berengsek!" Shayla menaiki tangga rumahnya dengan cepat, segera menuju ke kamar.

Tangan Shayla sudah memegang gagang pintu, menekan tuasnya, kemudian membukanya dengan kasar. "Dia kira dia yang paling tam-"

"Surprise!" Teriakan yang memotong umpatan Shayla membuat Shayla berjengit kaget. Lalu memegangi dadanya sendiri yang saat ini sudah berdetak tak karuan.

"Angela!" Shayla berteriak terkejut.

Angela tertawa, lalu melebarkan kedua tangannya, membuka pelukan. "Lama tak berjumpa, Shay."

Shayla tidak bisa menahan diri lagi, dia dengan cepat menghambur ke pelukan Angela, sahabatnya.

"Hei, What happen with you?" Angela mengusap punggung Shayla yang bergetar karena tangisan hebat Shayla.

Shayla tidak menjawab, memeluk Angela makin erat. Menumpahkan segala kesedihannya.

she was so fragile

***

Di kamar yang luas ini, Angela dan Shayla duduk berdua diatas kasur. Dengan kaki terlipat dan saling berhadapan. Mereka berdua adalah sahabat dari kecil. Angela selalu ada untuk Shayla, dan Shayla selalu ada untuk Angela. Selalu melengkapi.

Angela menghela napas saat melihat Shayla yang mengelap ingusnya dengan tisu. Hidung mancung Shayla memerah seperti tomat. Terlalu banyak menangis.

"Dia benar-benar berengsek, Angela! Dia pikir dia yang paling tampan? Dia pikir dia bisa membeli semuanya dengan uang yang dia miliki?"

Angela tertawa, menatap jahil Shayla. "Tetapi Max Jasper memang tampan, Shay."

"Angela!" Shayla melotot protes, sedangkan Angela malah makin terbahak. Sahabatnya itu terlalu sulit diajak berbicara serius. Sama saja seperti Angelo. "Masalahnya saat ini, bagaimana aku menghilangkan kissmark ini?"

"Well, kenapa harus dihilangkan? With this kissmark on your neck, you look so sexy and adorable, beb."

Mendengar itu Shayla segera mengambil bonekanya dan bersiap melemparkannya pada Angela, tetapi Angela lebih cepat dengan menutupi wajahnya dengan bantal. Sehingga boneka beruang itu tidak mengenai wajah cantiknya.

"Angelo bisa membunuhku kalau dia melihat kissmark ini." Shayla mengusap lehernya dengan wajah sedih.

Angela memutar bola matanya, "lebih tepatnya Angelo yang akan membunuh Max karena telah mencumbumu. Kakak-ku itu punya rasa cemburu yang besar."

Shayla tidak menjawab, dia hanya mencebikkan bibirnya.

"Tapi kamu tidak perlu khawatir, Shay." Angela berdeham. "Angelo tidak akan menemui-mu hari ini, atau tiga bulan kedepan lagi."

"Why?!" Mata Shayla terbelalak terkejut.

"Angelo pulang ke Bali, membantu Mama mengurus resor dan dia akan ada pelatihan dokter di rumah-sakit Papa." Jelas Angela santai.

Shayla terdiam, raut wajahnya berubah sendu. "Kenapa Angelo tidak pamit?"

"Shay," Angela tersenyum tipis, berusaha mengobati kesedihan Shayla. "Angelo tidak akan bisa melihat wanita yang dia cintai bersanding di altar pernikahan dengan lelaki lain. Angelo memang merelakanmu, tetapi dia tidak bisa merelakan perasaannya sendiri."

Wedding And SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang