FOURTEEN

20.3K 1.2K 13
                                    

Kamar resor milik Shayla dan Max sudah tidak hening lagi.

Suara desahan seorang wanita dan suara penyatuan kedua insan tubuh dua sejoli itu memenuhi ruangan ini.

Napas Max memburu,  tangan kirinya dia gunakan sebagai tumpuan agar tubuhnya tidak menindih tubuh Shayla.

Sedangkan tangan kanannya dia gunakan untuk memegang kaki kanan Shayla yang berada di bahu kanannya.

Entah sudah berapa banyak gaya bercinta yang Max dan Shayla lakukan.

Intinya, Max menyukai ini semua.

Tubuh Shayla terlalu mendamba untuk di anggurkan begitu saja, sedangkan Shayla juga wanita yang handal untuk memuaskan Max diatas ranjang.

Bibir keduanya kembali saling balas melumat, tangan Shayla mulai meremas-remas punggung Max ketika merasakan Max makin memompa dirinya semakin cepat dan milik Max serasa makin mengeras dan membesar didalam milik Shayla.

Pada akhirnya, kedua insan adam dan hawa itu mengeluarkan desahan kenikmatan mereka berdua bersama ketika Max menghujam miliknya dengan keras ke milik Shayla dan menyemburkan benih kenikmatan bersamaan dengan Shayla.

Max masih menggerakan tubuhnya diatas Shayla dengan malas, sedangkan Max tersenyum geli bercampur lelah ketika melihat mata Shayla yang terpejam.

Max membuat wanita-nya kelelahan.

Setelah menuntaskan semuanya, Max mencabut miliknya dari milik Shayla, kemudian memeluk Shayla dan meletakkan kepalanya di perut Shayla.

Mata Max terpejam sebentar, tapi tak lama setelah itu terbuka ketika dia merasakan jari-jari Shayla menyisir rambutnya.

"Ada apa?" Tanya Max.

Shayla menggeleng sebagai jawabannya.

Mereka berdua terdiam, saling berpandangan. Diam-diam Max sudah senang dengan kegiatan ini.

Maksudnya, saat Shayla dan dia hanya diam dan saling berpandangan setelah bercinta.

Entahlah apa alasannya, Max hanya senang dengan tatapan meneduhkan yang dilihat dari mata Shayla.

Tatapan Max dan Shayla kemudian terputus ketika ponsel Shayla diatas nakas berbunyi.

Tangan Shayla bergerak untuk menggapai ponselnya, dan kemudian Shayla tersenyum kecil ketika melihat nama si pemanggil.

Angelo.

"Hai, Angelo! Ada apa?"

Max mengernyit ketika mendengar Shayla menyebutkan nama Angelo.

"Hm, iya, aku di kamar resor." Shayla melirik Max yang masih memeluknya. Lelaki itu mengernyit tidak suka. "Ah iya, aku sudah melihat sunrise tadi pagi bersama Max."

Terlalu lama. Batin Max. Dia sebal karena Shayla dan Angelo berbicara terlalu lama di telepon.

Maka dari itu, Max tidak akan membiarkannya.

"Mengajakku pergi? Hmm?" Shayla tersentak ketika tangan Max mengusap miliknya. Dia melotot kepada Max, sedangkan Max hanya tersenyum manis membalasnya.

"Baiklah, aku -ah iya, hm... aku mau." Tubuh Shayla melengking sedikit keatas, dia membekap mulutnya ketika merasakan lidah Max bermain di bawah sana.

Max sialan! Shayla mengumpat dalam hati.

Kaki kirinya berada di bahu Max, berusaha mendorong lelaki itu menjauh.

Tapi sia-sia, tangan Max malah meraih kakinya dan mengusap pahanya. Shayla malah benar-benar tergoda saat ini dan rasanya ingin menolak ajakan Angelo untuk jalan-jalan, tapi...

Wedding And SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang