FIVE

33K 1.7K 12
                                    

Ruangan berwarna putih di seluruh sisinya ini terasa hening.

Di ranjang rawat rumah-sakit di dalam ruangan ini, seorang wanita tua terbaring disana. Dengan alat pernapasan yang membantunya dan jarum infuse yang menancap pada punggung tangan keriputnya.

Semua orang yang ada di ruang rawat ini terdiam. Memperhatikan wanita tua yang mereka sayangi terbaring lemah. Penyakitnya kambuh lagi.

Max menghela napas perlahan, dia terus menggenggam tangan keriput neneknya. Wajah Max yang tampan terlihat gelisah.

Bahkan Shayla, tidak melihat cengiran konyol atau senyum sok tampan dari Max lagi. Wajah lelaki itu sendu, dan terlihat sangat khawatir.

Rasa bersalah memenuhi relung hati Shayla. Setelah mengucapkan bahwa dia ingin membatalkan pernikahan dengan Max, nenek Max pingsan tak lama setelah mendengar itu.

"Max?" Suara lirih terdengar dari mulut Grandma.

"Grandma?" Max mendekatkan wajahnya, menggenggam tangan neneknya makin erat.

Ethan dan Jasper yang tadinya duduk di kursi tunggu mendekat, berdiri di samping Shayla yang saat ini berdiri di belakang Max.

Nenek Max tersenyum begitu mendapati Shayla berdiri di belakang Max.

"Grandma senang kamu masih disini, Shayla." Lirih Grandma.

Semua orang terdiam, Max bahkan melirik sedikit kearah Shayla. Saat ini Max terlalu marah pada Shayla karena dia telah membuat nenek Max pingsan seperti ini.

"Grandma ingin kamu segera menikah, Max."

"Grandma," Max tersenyum menenangkan. "Grandma lebih baik istirahat dulu, jangan pikirkan masalah itu."

Grandma menggeleng lemah, "Grandma ini sudah tua, Grandma ingin melihat kamu menikah. Grandma ingin bertemu dengan cicit Grandma setidaknya, anak dari kamu dan Shayla."

Shayla yang mendengar itu sontak menundukkan kepalanya dalam-dalam, menyembunyikan semburat merah pada pipinya.

"Max dan Shayla memang akan menikah. Grandma tidak usah khawatir." Ucapan Max yang tiba-tiba itu membuat Shayla melemparkan tatapan protes pada Max.

Menerima tatapan protes itu, Max hanya tersenyum penuh arti pada Shayla. "Benar kan, Shayla? Kita akan segera menikah bukan?"

Shayla terdiam, tidak menjawab.

"Shayla?" Max bertanya sekali lagi.

Mata Shayla mendapati tatapan penuh harap dari Mr. Jasper dan Grandma, akhirnya Shayla menyerah, dia mengangguk perlahan tanpa mengatakan apa-apa.

Tanpa diketahui Shayla, saat ini Max menghela napas lega. Sebenarnya tadi dia takut apabila Shayla tetap keras kepala menolak ucapannya tadi. Untunglah, wanita itu masih bisa di atur.

"Kapan kalian akan menikah?" Grandma bertanya penuh harap.

"Setelah Grandma sembuh, Max dan Shayla akan segera melangsungkan pernikahan. Max janji." Janji Max.

Lagi-lagi Shayla merutuk dalam hati, menyumpah serapahi Max.

Demi Tuhan aku tidak ingin menikah denganmu, Max! Batin Shayla sebal.

"Benarkah?!"

Tapi akhirnya, Shayla luluh melihat Grandma yang benar-benar berharap.

"Ma, istirahatlah dulu. Jangan terlalu bersemangat. Max dan Shayla butuh mempersiapkan itu semua." Jasper menengahi.

Wedding And SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang