SEVEN

30.2K 1.6K 51
                                        

Pukul sebelas malam. 

Angela baru saja keluar dari kamar mandi setelah membersihkan diri dan berendam di bathup. Tubuhnya benar-benar lelah setelah mengurusi Wedding After Party sahabatnya, Shayla.

Senyum Angela terus mengembang mengingat bagaimana bahagianya Shayla malam itu. Walaupun beberapa hari sebelum pernikahan di laksanakan, Shayla selalu mengeluh karena Shayla dan Max selalu bertengkar setiap mereka bertemu.

Tetapi nyatanya, seharian ini Max dan Shayla benar-benar menjadi raja dan ratu semalam. Raut wajah bahagia keduanya benar-benar kentara dan kebahagiaan mereka menular pada semua tamu undangan yang datang.

Baru saja Angela selesai mengenakan gaun tidurnya, bel kamar hotelnya berbunyi.

Angela mengernyit, kemudian berjalan menuju pintu dan membukanya.

"Hei," lelaki yang berdiri dihadapannya tersenyum mempesona.

Angela tersenyum kikuk, Max Jasper bertamu pada pukul sebelas malam. Dia sudah melepas tuxedo-nya. Menggantinya dengan sweater berwarna abu-abu dan celana santai berwarna hitam.

"Boleh aku masuk?"

Angela terdiam sebentar, lalu setelahnya melangkah mundur. Mempersilahkan Max memasuki kamarnya.

Kemudian Angela menutup pintu, memasuki ruangan kamar hotelnya. Dan dia mengikuti Max saat lelaki itu duduk di ruang tamu.

"Jadi bagaimana, apakah hotel milikku setara dengan hotel keluargamu?" Tanya Max.

Mendengar itu Angela mendengus, duduk di sofa yang berhadapan dengan Max.

"Jangan membahas hotel. Kalau kau mau, bahas saja dengan Ayahku atau pamanku atau Angelo." Tangan Angela bersedekap di depan dada.

Selama ini perusahaan Jasper Company selalu bersaing dengan perusahaan Evan Group Company. Perusahaan besar di bidang perhotelan dan pariwisata.

Max tertawa, memperlihatkan gigi putihnya yang berbaris rapi. "Aku kemari ingin berterima kasih padamu karena kau telah men-dekorasi pernikahanku dengan elegan malam ini."

Angela tersenyum manis. "Itu semua untuk sahabatku tercinta."

Max tersenyum tipis. Menatap Angela makin dalam. Semua ingatan dirinya dan Angela menguar begitu saja. Tentu Max tidak bisa melupakan Angela begitu saja walaupun Angela dan dirinya pernah melakukan one night stand.

"Jadi, bagaimana kabarmu? Masih menyukai dunia fashion?" Tanya Angelo.

"Dunia fashion tentu masih. Tapi aku lebih mendalami event organizer saat ini." Angela menatap iris mata biru Max. Seketika ingatannya dengan Max muncul begitu saja.

"Sejak kita putus tiga tahun yang lalu..." Max tiba-tiba bersuara.

"Max. Cukup." Angela menghentikan ucapan Max. "Tidak ada yang perlu di ingat lagi, Max. Aku dan kamu sudah memilih putus secara baik-baik saat kita lulus kuliah dulu. Sudah tidak ada kata kita lagi padaku ataupun dirimu."

Max mendengus geli, dia benar-benar tidak menyangka Angela akan membencinya seperti ini.

"Kamu membenciku, Angela?"

Angela menggeleng, "tidak. Karena aku tahu kamu meninggalkanku demi Amanda, sahabatmu yang saat ini sudah menjadi pacarmu."

"Kamu membenciku." Max berasumsi sendiri. Menatap lurus ke manik mata cokelat Angela. "Tugasku sudah selesai menjaga Amanda, dia sudah meninggal."

Wedding And SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang