-~8~-

842 33 0
                                    


Ah, aku ngantuk banget. Entah berapa kali aku menguap dari tadi.

Mendingan permisi dan cuci muka. Biar ga ngantuk lagi

Aku berjalan di lorong sekolah. Lalu aku melihat ada Ghani dan Dio yang sedang mengobrol. Sepertinya mereka habis belajar olahraga. Aku melambai-lambaikan tangan pada mereka berdua. Kemudian dia menoleh dan menghampiri ku.

"Ngebolos ya?" Tanya Ghani curiga

"Gak, gue mau ketoilet kak"

"Gue duluan aja, lo kalo ngomong sama Dira, lama" kata Dio pada Ghani. Ghani mengangguk.

"Pulang sekolah nanti tunggu di gerbang ya" katanya mengikuti Dio

🐾

Seperti yang dijanjikan aku menunggu Ghani di gerbang.

Sudah setengah jam aku menunggu tapi dia tak juga datang.

Aku mulai gelisah. Ada apa dengannya. Tadi dia berjanji tapi kini dia melanggar janjinya.

Dengan langkah yang tergesa-gesa aku menyusuri koridor sekolah. Sekolah sudah agak sepi.

Ghani dimana?

Itu adalah pertanyaan yang memenuhi pikiran ku yang kacau.

Hingga aku temukan Ghani bersama seorang gadis sedang berpelukan.

Beberapa hari lalu apa yang dia katakan?

Aku pacarnya di makam papa dan mamanya

Aku di bohongi

Hatiku remuk

Meski aku baru akan membuka hati lagi untuknya kali kedua.

Sudah berapa kali hatiku remuk karena dia. Cuma dia!

Aku sudah sangat lelah mengharapkan cintanya.

Dia kembali disaat aku sudah melupakannya. Dia mengulang lagi perbuatannya.

Ok, sudah cukup aku memperjuangkannya. Sampai disini itu berakhir.

Aku terus berlari menjauhi mereka berdua. Pandangan ku kabur karena air mata.

Di depan gerbang aku melihat Rian berdiri didekat motornya. Aku memeluk Rian. Aku menangis terisak  di pelukannya.

Badannya yang awalnya tengang menjadi melunak dan membalas pelukan ku. Dia mengelus-elus kepalaku.

🐾

Rian membawaku ke sebuah lapangan yang kosong. Dulu Rian juga sering mengajak ku kesini.

Aku duduk di tengah-tengah lapangan yang luas itu. Aku memeluk kedua kaki ku. Rian duduk disebelah ku sambil berselonjor kaki.

Aku belum mengatakan sebab aku menangis padanya. Dia juga diam. Dia mengerti situasi ku.

"Yan, boleh meluk lo lagi?" Dia pun berdiri dan aku juga berdiri kemudian memeluknya.

ChangedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang