-~24~-

411 13 0
                                    


Gue di gerbang, Lo dimana?

Setelah membaca itu aku bergegas meninggalkan kelas dan pergi ke gerbang sekolah.
Guru yang mengajar ku di jam terakhir memberikan ulangan, jadi pulangnya agak lama.

"Sorry, lo nunggu lama ya?" Ucapku saat membuka pintu mobil.

"Ga, ayo cepetan! Mau hujan nih"

Ghani mengajak ku untuk belajar bersama di rumahnya, hari ini.

"Umm, kak Ghani" panggil ku pelan.

"Hmm?" Jawabnya yang sedang fokus mengemudi.

"Hari ini gue ga ikut belajar boleh?" Aku menanyakan itu dengan ragu.

"Emangnya hari ini lo ada acara?"

"Ga ada kak" jawabku yang bisa terdengar seperti berbisik

"Terus?"

Gue lagi ga enak badan, kalo gue paksain. Ntar sakitnya makin parah. Sedangkan olimpiade nya tinggal seminggu lagi.

"Jawab gue Dira " ujarnya tegas.

Aku hanya menunduk, jika aku beritahu dia, apa yang terjadi sebenarnya.

Apa yang terjadi jika aku memberikan tahunya?

Kemudian dia memberhentikan mobilnya di tepi jalan . Setelah itu ku lihat dia sedang mengurut pelipisnya.

"Lo kenapa?  Bisa cerita ke gue?" Tanya Ghani lagi

Apa yang harus gue jawab?

Aku hanya menunduk tanpa menjawab pertanyaannya.

"Gue capek, hari ini berat banget" jawabku pelan

"Siapa yang ga capek sih? Gue juga capek kali, ga lo aja" dari nada bicaranya aku bisa merasakan bahwa dia sedang marah.

"Kalo gitu, kita ga usah aja ikut olimpiade. Capek gue!" Lanjutnya dengan emosi.

"Gue turun di sini aja ya" ucapku sambil membuka pintu mobil.

Dia hanya diam.

🐾

Daerah ini sebenarnya agak jauh dari rumah ku. Tapi, aku jalan kaki aja.

Langit mulai mendung, sedikit demi sedikit rintik hujan membasahi bumi. Aku merutuki diriku yang tak percaya pada ramalan cuaca yang disiarkan televisi dipagi hari. Ternyata ramalan cuacanya benar. Seandainya aku bawa payung, mungkin aku dengan santainya berjalan di tengah hujan yang turun.

Aku mencari-cari​ tempat untuk berteduh. Tapi, tak juga aku temukan. Kaki ku mulai lelah, badan ku terkulai lemas di jalan.

"Dira"

Aku mendongak, ternyata Ghani menghampiri ku. Bahkan dia juga hujan-hujanan, sama seperti ku. Dia berjongkok di hadapan ku.

Kami bertatapan. Hingga mata Ghani melihat tanganku yang sudah pucat. Dia menggenggam erat tangan ku.

Aku tersenyum tipis "lo berubah pikiran?"

Dia hanya menatap ku di dalam diam.

"Lo masih mau ikut olimpiade sama gue kan?" Tanyaku lagi dengan suara yang serak.

Ok, aku pasrah mengajaknya kembali.

Aku bangkit dari jalanan yang ku duduki tadi, meninggalkan Ghani yang masih terdiam di tempatnya.

Ga usah aja ikut olimpiade, toh partnernya udah ga mau.

Aku berjalan di hujan yang deras itu. Dingin. Aku bermandikan air hujan, seragam ku sudah basah kuyup.

Aku tak bisa menahan dinginnya hujan, saat itu juga aku ambruk.

🐾

Saat aku bangun, aku menyadari ada yang memegang tangan ku. Dan dia adalah Ghani. Dia tertidur pulas sambil memegangi tanganku.

Ini sudah larut malam, kenapa dia belum pulang ke rumahnya?

Aku bangkit dari tidur ku. Saat duduk seperti ini kepala ku agak pusing.

"Lo udah bangun?" Ujar Ghani dengan suara serak.

Aku langsung menatapnya kemudian tersenyum "iya, baru aja"

"Kak Ghani, ini udah larut banget, mendingan kakak pulang aja" ujarku yang kemudian di balas anggukan oleh Ghani.

"Gue pulang dulu ya" ucapnya sambil mengacak-acak rambut ku.

Setelah itu dia berlalu keluar kamar.

🐾

"Dira" panggil seseorang dari belakang ku

Aku refleks menoleh kebelakang dan melihat Rian sudah berada di hadapan ku.

Kemana aja lo?

"Yan, lo kemana aja sih?" Tanyaku kemudian memukulnya

"Lo nya yang kemana?"

Aduh, gue harus jawab apa nih?

Aku hanya memberikan cengiran kuda padanya.

"Btw, Dira . Lo ga pacaran sama Ghani kan?"

_________________________________________

To be continued

Please vote and comment 🙏🙇🙍



ChangedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang