-~31~-

366 13 0
                                    


Ghani's POV

Aku sampai di rumah Dira. Dan melihat Dira sedang mematung di depan pintu.

Cantik

Kaos longgar, celana selutut, rambut di cepol, anak rambutnya di jepit pake jepit rambut, dan ga lupa pake kaos kaki dan sendal bulu.

Imut banget

Selamat kan mata gueee

Matanya berkedip-kedip cepat. Mulutnya menganga.

Aduh, ga tahan banget gueeee

"Ih, imutnya"

Dia langsung ngeblush pas aku bilang gitu.

"E-e masuk dulu kak" katanya canggung

Aku hanya terkekeh melihat tingkahnya.

Rumahnya tampak sepi. Apa dia sendirian dirumah?

"Sendirian aja di rumah?" Tanyaku sambil memperhatikan isi rumah.

"Nggak lah, tadi ada bang Afa. Dia pergi beli cemilan"

Aku dan Dira duduk di sofa ruang tengah. Sepertinya sofa ini menjadi favorit ku.

Sebenarnya tujuan ku kesini cuma mau bilang












"Happy birthday Nadira!"













Perlahan dia menutup mulutnya yang menganga dengan kedua tangannya. Matanya mengejap. Bulir bening itu menggenangi matanya.  Hingga bulir demi bulir jatuh dari matanya.

"Lho? Kok nangis?" Tanyaku kemudian pindah untuk duduk di sampingnya. Aku merangkulnya dan mengusap-usap punggungnya.

Dia menutup mukanya dengan kedua tangannya dan menangis.

Gue salah ya? 

Sumpah! Gue ga tahan liat cewe nangis.

Duh, gue harus gimana nih?

"Lo napa nangis?" Tanyaku lembut

Dengan terisak-isak di berbicara "g-gue terharu kak"

Bibirku melengkung membentuk sebuah senyuman.

"Makin sayang gue sama lo" kini aku memeluknya dengan erat. Bisa ku rasakan badannya bergetar karena isakan tangisnya.

Setelah dia berhenti menangis, aku melepaskan pelukan. Dia menghapus air matanya dengan tangannya.

Hidungnya merah

"Kak?"

"Iyaa?"

"Lo abis potong rambut ya?"

"Iya hahahaha. Kok lo tau?"

"Keliatan lah! Pinter banget dah!"

Dia mulai kembali ke sifat aslinya.

"Itu bibir napa di monyongin?" Aku menatapnya. Bibirnya dimonyongin.

"Mau gue cium yah?"

"Ih, pede amat lo"
Dan aku jadi sasaran pukul dia.

Aku menangkap kedua tangannya. Sehingga aksi pukul-pukulan terhenti. Dia menatapku dengan terkejut.

Kiss tida ya?

Jangan ini masih di rumah orang

Tapi gue ga tahan liat mukanya

Aku mendekatkan wajahku lebih dekat. Dan dia semakin menjauhkan kepalanya. Hingga dia berbaring di sofa itu. Dia menutup matanya.

Aku masih menatapnya.

Hembusan nafasnya terasa saat aku semakin mendekat ke wajahnya.

Dia tampak takut.

Janganlah, dia kayanya ketakutan gitu

Tuk








Aku menjentik dahinya
"Otak mesum lo!" Kemudian menjauhkan muka ku dari mukanya.

"Anjir!" Dia bangkit dari posisi berbaringnya dan mengusap-usap dahinya yang ku jentik tadi.

"Uh, kecewa banget ya karna ga jadi gue cium?"
Aku suka menggoda diaaa

"Apaan sih!" Dia semakin gencar memukul ku dengan bantal yang ada di sofa.

Ini nih, ini nih! Cewe kalo salting mah beda. Tenaganya tenaga badak baru nikah. Kuat banget

"Permisi"

"gue ngeganggu kalian pacaran ya?"

Sontak kami berdua langsung melihat dari mana suara itu berasal.

"Hah, bang Afa. Sini duduk bang" aku langsung ngalihin

"Ga kok, kami ga pacaran" dibantu dengan Dira.

Iya sih, ada aura canggungnya.

"Ga lah, kalo gue duduk disitu. Ntar jadi nyamuk" kemudian bang Afa menatap Dira.
"Nih cemilan punya Sanha"

Sanha?

Sanha teh saha?

Yang disebelah  gue ini namanya Nadira Sanha Aurelia. Aduh bego!!

Mungkin dirumah dia dipanggil Sanha kali ya?

"Gue ke kamar dulu. Silahkan berduaan" ujar bang Afa yang langsung berlalu ke kamarnya.

"Dira?  Sanha?"

"Dirumah gue dipanggil Sanha kak"

Aku mengangguk-angguk mengerti.

"Oh, gitu. Tapi panggilan gue dirumah 'sayang'. Gimana mau manggil gue dengan nama itu ga?"
Iseng aja kaya gitu. Mau ngetes si Diranya.

"GA MAU! DAN GA AKAN PERNAH MAU!"
Weh, gede suaranya bos. Nice 👍

"Cie salting cie"

___________________________________________

To be continued

Please vote and comment 😣😆

Baperan baca yang part ini.

Aaaaaa!!! Gue mau di kiss oppa!

Sama oppa Jimin atau Jungkook ya?

Sama Taehyung ena tuh

😁😂


ChangedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang