Puti's POV"Dira, dia ngebet banget pengen ketemu lo. Mendingan lo pulang. Temuin dia. Rian urusan gue" aku menepuk bahu Dira.
Aku tahu ini pilihan yang sulit baginya.
"Makasih put" dia mengambil kotak coklat yang dipesannya tadi dan keluar dari toko.
Yan, lo bisa kesini?
Entah seperti apa aku saat ini, duduk di toko coklat sendirian. Kulihat meja yang berada disamping ku. Pasangan muda yang saling bermesraan.
Ewwh, jijik banget.
Dari pada melihat kegiatan pasangan tadi lebih baik aku menelpon Rian.
"Yan, lo dimana?" Tanya ku setelah dia mengangkat telpon
"Gue dirumah Dira nih, tapi Dira lagi sama Ghani" katanya datar.
"Lo bisa kesini ga?"
Jawab Rian. Aku ga tahan lama-lama disini. Isinya pasangan semua.
"Lo dimana?"
Bagus Rian.
"Gue di mall dekat rumah Dira"
"Yaudah, tunggu gue" setelah itu dia memutuskan telpon.
Karena bosan, aku memesan minuman coklat dingin. Saat aku akan meminumnya ada tangan yang mengambil minuman itu dari tanganku.
"Itu punya gue" kataku tak terima minuman ku diminum olehnya.
"Gue haus banget" katanya setelah menghabiskan minuman ku.
"Lo bisa pesan lagi kan?" Ucapnya
Oh, sial. Dia tampak lebih tampan saat dia berbicara tadi. Keringatnya turun di pelipisnya. Rambutnya berantakan.
Dia berlari kesini.
"Itu rambut lo" kataku pura-pura cuek
Dia merapikan rambutnya. "Gue tadi lari. Gue takut lo pulang duluan karena lama nunggu gue"
Boleh bertanya?
Kenapa jantungku berdetak kencang.
Apa katanya?
Dia takut aku pulang duluan.
Aku dibuat baper olehnya.
Ingat Puti, itu sahabat. Bukan gebetan!
Aku memesan kembali minuman tadi. "Yan, lo nembak Dira?" Tanya ku ragu.
"Hmm, Dira yang ngasi tau lo?"
"Iya" kataku singkat
"Terus dia bilang apa?"
Aku memutar bola mataku. Pertanyaan Rian persis dengan pertanyaan Ghani.
Aku hanya diam
"Gue rasa dia nolak gue" katanya frustasi
"Dia masih suka sama Ghani" tambahnya.
Aku tersentak. Bagaimana mungkin seorang Rian mudah berputus asa seperti itu.
Aku menghela nafas. "Yan, jangan putus asa dulu"
Rian menatap ku tajam. Lama, lama banget dia ngeliat aku kaya gitu. Sampai aku merinding diliatin kaya gitu.
"Ternyata lo cantik juga"
Damn
Jantung aku mau copot rasanya.
What?
Dia bilang aku cantik.
Hello, lo ga merhatiin gue tadi dulu sih. Gue cantik emang dari dulu ya.
"Emang dari dulu"balas ku santai.
Dia mendengus. Dia menggaruk kepala bagian belakangnya. Matanya tak berani melihatku. Aku tau dia sedang salah tingkah. Aku mencoba untuk bertingkah seperti biasanya.
"Gue mau pulang" ucap ku pelan.
"Ngapain lo ngajak gue kesini kalo lo mau pulang?" Tanyanya kesal.
Emang sih, dia baru datang. Tapi aku ga tahan diam-diaman gini. Lagi pula, aku ga punya topik yang bagus untuk dibicarakan.
Noh, liat tuh. Diam lagi. Apa yang harus aku lakukan? Berteriak didalam hati pun tak membuat nya bersuara.
Pinter emang!"Lo kenapa?" Tanyaku memecah keheningan.
Iya tampak enggan bercerita padaku tentang apa yang menggangu pikirannya.
Aku mengambil nafas dan mengeluarkan dengan kasar. Entah berapa kali dalam sehari ini aku menghela nafas karena berbicara dengan Rian
"Lo bisa cerita ke gue" ucapku sambil menopang dagu.
"Gue bingung sama Dira" dia tak menatap mata ku saat berbicara.
"Yan, Dira juga bingung liat tingkah lo sama Ghani. Tadi aja, dia dapat chat yg isinya sama dari kalian berdua"
Aku benar-benar tidak bisa membaca pikiran Rian saat ini.
Sedari tadi dia hanya melihat alas meja yang bercorak itu."Lo sabar aja dulu Yan. Bagaimanapun dia masih punya perasaan sama Ghani" aku menasehatinya.
"Makasih put"
______________________________
To be continued
Please vote and comment

KAMU SEDANG MEMBACA
Changed
Storie d'amoreNadira Sanha Aurelia. Seorang gadis yang memiliki perubahan yang luar biasa. Bahkan teman lamanya tidak mengenali Sana. Perubahan itu terjadi karena masalah hidupnya yang datang bertubi-tubi. Mulai dari keluarganya hingga cinta pertamanya.