-~20~-

476 15 0
                                    


Ghani's POV

"Maaf, gue ga bisa jawab sekarang"

Sekarang aku merasakan apa yang dirasakan Dira dulu. Rasa sakit hati karena ditolak oleh seseorang yang aku suka.
Mungkin, Dira akan memikirkan jawabannya dulu. Oke, aku tak akan memaksanya.

Hati Dira mungkin saja masih terluka karena ku.

Dira menatap sepatunya dan dia menitikkan air mata.

🐾

Karena keadaan semakin canggung, kami memutuskan untuk kembali ke hotel untuk beristirahat.

Dira dari tadi hanya diam, biasanya dia yang paling antusias, karena kami di Korea. Negara impiannya.

Di kamar hotel, aku melihat-lihat foto yang kami ambil tadi siang. Mulai dari makan jajamyeon hingga ke pulau Jeju.

Sekarang sudah larut, dia mungkin sudah tidur. Tapi, aku sangat ingin berbicara dengannya. Sekarang juga.

Ku putuskan untuk pergi ke kamar sebelah.

"Dek, loh. Kok kamu sendirian?" Tanyaku yang mendapati adikku sendirian di kamar hotel.

"Tadi kak Dira keluar, ga tau kemana" katanya acuh tak acuh sambil melihat handphonenya.

"Kakak mau cari Dira dulu" kataku yang kemudian menutup pintu

🐾

Syukurlah, dia berada di minimarket. Dia menelungkupkan kepalanya dimeja.

Aku masuk kedalam minimarket tersebut. Dira membeli sebotol minuman yang tak ku ketahui namanya dan sebungkus coklat.

Aku mendekatinya. Akh, bau!
Tapi bau apa ini?

Ternyata dari minuman yang dibelinya.

Aku tak menyangka Dira seperti ini. Dia membeli minuman yang memabukkan.

Dira terlalu pusing memikirkan jawabannya. Sampai-sampai ia membeli minuman ini.

"Maafin gue, Dir"

Aku mengangkat kepalanya, lalu ku gendong dia di punggung ku. Aku kesulitan saat membuka pintu minimarket. Sehingga penjaga kasir menolongku untuk membuka pintu.

Aku melambatkan langkah kakiku. Aku ingin berbicara dengannya​, meski dia sedang mabuk.

"Dira, jangan lo paksain. Gue ga maksa lo buat jawab"

Dia mengerang tak jelas.

"Turunin gue!" Katanya dengan suara yang serak

Bibir ku melengkung membentuk senyuman.

De Javu

Ini sama,  saat aku menggendong Dira ketika camping. Kakinya lecet. Dia kesulitan berjalan. Kemudian dia tertidur.

"Gue ga mau nurunin lo" ujarku

Dia mengerang tak jelas lagi.

"Dira, maafin gue ya"

ChangedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang