LAST

869 23 2
                                    


Sepulang dari kantornya, Dira selalu lewat di taman dekat rumahnya. Hari ini, entah kenapa dia duduk di kursi taman. Dia menatap bangunan-bangunan yang terpapar sinar matahari senja. Di sekitaran taman orang-orang berlalu lalang. Kadang-kadang mereka menatap Dira dengan tatapan aneh. Tapi, Dira tak memperdulikan.

Setelah menyelesaikan pendidikannya di perguruan tinggi di Korea, Dira langsung bekerja di sebuah stasiun televisi di Korea Selatan, yaitu sebagai reporter.

Dira bersenandung kecil di kursi itu sambil memainkan kedua kakinya.

Saat ini yang ada dibenaknya adalah lagu spring day, BTS.

Dia bergumam didalam hati

Musim semi ya
Hmm, aku jadi teringat dia

Bagaimana keadaanya?

🐾


"Kerja bagus" para kru menyoraki setelah acara selesai.

Dira meregangkan otot-otot tubuhnya. Dari pagi mereka meliput bunga sakura yang bermekaran di sekitaran jalan saat akan menuju Namsan Tower.

Dira kemudian melihat jam tangannya. 17.30 KST. Masih ada waktu untuk melihat bunga sakura , Batinnya

"Dira-ya, kami akan kembali ke kantor. Apakah kau akan ikut bersama kami?" Tanyanya sopan. Dia adalah Kim Na Ri, salah satu rekan kerjanya.

"Eoh, kau duluan saja. Aku masih mau disini" jawab Dira. singkat

"Baiklah, aku duluan ya" ujar Na RI sambil melambaikan tangan kepada ku.

Setelah mobil dari kantor Dira berlalu, Dira bergegas mencari tempat duduk. Karena hari ini sangat ramai, sangat susah bagi Dira menemukan kursi yang kosong untuk diduduki sambil menikmati pemandangan bunga sakura.

Setelah berjalan cukup lama, Dira menghampaskan pantatnya di kursi yang sebenarnya muat untuk empat orang. Dira merapikan posisi duduknya.

Wuuuuus

Angin berhembus

Membuat bunga sakura jatuh karena diterpa angin. Dira menyaksikan itu dengan mata kepalanya. Dia terkagum-kagum. Hingga kelopak bunga sakura itu jatuh, tepat di tangannya yang sedang menengadahkan tangannya

Dira menatap kelopak bunga sakura itu dengan mata yang berbinar-binar.

"Ternyata lo disini"

Sontak, Dira mendongakkan kepalanya dan menatap wajah orang itu.

Matanya membulat dengan sempurna, bibirnya juga terbuka.

Lalu, pandangan Dira beralih pada tangan miliknya yang menyodorkan segelas minuman. Dira mengambil gelas minuman itu dari tangannya.

Hangat

Gelas itu hangat

Menjalari tubuh Dira yang mulai kedinginan. Matahari sudah mulai tenggelam, cuaca saat musim semi sering kali berubah tak menentu.

Dia duduk disamping Dira, kemudian menghela nafas berat. "Kenapa lo ga ngasih tau gue?"

Dira hanya diam, menunduk menatap gelas kopi yang dia berikan tadi. Ini lah waktu yang tepat untuk memberi kesempatan pada Ghani untuk berbicara.

ChangedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang