Satu

10.6K 922 35
                                    

SEORANG gadis berkali-kali menyumpah serapah, bermacam-macam kata kotor ia keluarkan. Tidak mempedulikan bahwa ia adalah perempuan yang tidak sepantasnya berkata kasar seperti itu. Tapi melihat lelaki di hadapannya membuat dirinya kesal. Harusnya lelaki itu tidak ada di sana. Karena bisa saja lelaki itu mengadu kepada ibunya bahwa ia telah berani-beraninya main ke klub malam.

Ini semua karena ulah Naeun, sahabatnya yang memaksa ia ikut ke ulang tahun temannya. Dan sialnya acara itu di adakan di sebuah klub malam. Memang usianya sudah legal untuk masuk ke area itu, tapi mengingat dirinya tidak pernah bermain ke tempat seperti itu membuat ia takut. Iya, dirinya takut dengan kemungkinan-kemungkinan buruk yang bisa saja terjadi dan membahayakan dirinya. Tapi demi menjaga gengsi dan harga dirinya, ia menerima ajakan itu. Dan di sinilah ia sekarang. Berdiri di tengah-tengah ruangan dengan wajah bodohnya yang memperhatikan lelaki yang tak lain dan tak bukan adalah Min Yoongi, musuh besarnya.

"Hei, Hana! Sedang apa kau di sini?"

Hana terlonjak dari lamunannya. Akhirnya Yoongi melihatnya karena ia asik melamun dari tadi. Kini Hana panik, ia takut kalau Yoongi benar-benar mengadu kepada orangtuanya.

"Yoongi-ya, aku mohon, jangan kau katakan hal ini kepada ibuku. Aku mohon...."

Yoongi sempat mengerutkan dahi karena tidak mengerti dengan ucapan Hana, tapi setelah itu Yoongi memasang senyum miringnya dan tak lama senyuman itu berubah menjadi senyuman geli. Yoongi tak habis pikir dengan Hana. Buat apa ia ke sini kalau takut ketahuan ibunya. Harusnya gadis seperti Hana itu tetap di rumah sembari menonton kartun dengan sebungkus makanan ringan sebagai pelengkap. Oh, jangan lupakan piyama bermotif beruang dengan rambut yang terkepang dua. Ck, benar-benar seperti bocah kecil.

"Kalau kau takut hal ini diketahui oleh ibumu, lalu untuk apa kau kemari?" Tanya Yoongi mendengus. Lelaki itu memperhatikan keadaan sekitarnya yang mulai memanas. Beberapa orang mulai bergoyang ke sana ke mari, tak beraturan. Yoongi mencoba menarik Hana ke pojokan, supaya terjauh dari orang-orang brengsek yang bisa saja menyentuh gadis itu kapan saja.

"Aish, aku di paksa! Temanku berulang tahun di sini, jadi aku datang kemari."

Yoongi terkekeh geli. "Orang seperti dirimu tidak pantas datang ke tempat seperti ini, karena..." Yoongi menggantung ucapannya dan menelisik penampilan Hana dari atas sampai bawah, "... kau terlalu kekanak-kanakan untuk berada di sini."

Hana mendelik tidak suka. Gadis itu menginjak kaki Yoongi kesal. "Yang benar saja!"

Bukannya meringis Yoongi justru terkekeh. Lalu lelaki itu melanjutkan ucapannya. "Seharusnya kau berada di rumah dengan piyama tidurmu, tak lupa rambut yang di kepang dua dan beberapa bungkus makanan ringan di pangkuanmu. Oh, jangan lupakan juga layar televisi yang menampilkan serial kartun anak-anak. Benar-benar menggemaskan."

"Sialan kau! Aku ini sudah dewasa! Kau pikir aku masih anak berusia lima tahun?!"

"Sepertinya," sahut Yoongi santai. "Buktinya sampai saat ini aku belum pernah melihatmu berkencan. Oh, aku lupa. Bahkan bocah ingusan di jaman sekarangpun sudah banyak yang berkencan. Berbeda denganmu, karena tidak akan ada lelaki yang mau dengan perempuan galak seperti kau."

"Apa hubungannya dewasa dengan berkencan?!" Balas Hana kesal. "Lihat saja, aku akan membuktikan pada dirimu bahwa ada lelaki yang mau denganku."

Yoongi menggedikkan bahunya acuh kemudian mengangkat alisnya. Kedua matanya mengikuti gerakan Hana yang mulai mendekati lelaki yang tengah bergoyang mengikuti irama musik. Terlihat Hana agak risih, tapi gadis itu masih tetap menjalankan rencananya. Tak lama, Hana tersenyum canggung saat lelaki itu merengkuh pinggangnya.

'Sepertinya mereka akan bergoyang bersama,' pikir Yoongi.

Tapi Yoongi berhasil mengernyitkan dahi begitu lelaki yang sedang bersama Hana mulai meraba-raba tubuh Hana. Wajahnyapun mulai mendekati wajah Hana. Sedangkan gadis itu memejamkan matanya erat-erat. Terlihat sekali wajah paniknya. Kedua tangan gadis itupun mulai menahan tubuh si lelaki yang mulai mendekat, dan bibirnya seperti berkomat-kamit ketakutan.

Baby •myg•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang