Lima

5.4K 582 13
                                    

INI mimpi buruk!

Tolong siapapun, katakan bahwa ini hanyalah mimpi buruk yang di alami Hana. Tolong bangunkan Hana sekarang juga. Hana tidak mau berlama-lama berada di posisi ini. Hana tidak mau tahu bagaimana kelanjutan mimpi buruknya. Yang Hana mau adalah, cepat bangunkan dia dan ia akan segera melupakan mimpi buruk itu.

Tapi Hana harus menelan kenyataan bulat-bulat kalau apa yang di alaminya bukanlah mimpi buruk semata. Buktinya, tidak ada yang membangunkannya dari mimpi buruk itu. Mereka semua membiarkan Hana berada di lubang mimpi sampai hari itu tiba. Sampai hari dimana ia harus berdiri di atas altar bersama Yoongi. Mengucapkan janji pernikahan dengan terpaksa. Menebarkan senyum bahagia di balik kepura-puraannya.

Hana menangis sejadi-jadinya saat gadis itu memasuki kamar hotel yang di sediakan oleh keluarga Min. Ah, bahkan sekarang dirinya sudah sah menjadi bagian keluarga Min. Hana benar-benar menangis, berusaha tidak mempedulikan Yoongi yang menatapnya aneh dari ambang pintu. Juga tidak peduli dengan gaun pernikahan dan tatanan rambutnya yang masih utuh. Ia hanya ingin menumpahkan kesedihannya sampai rasa sesak itu hilang. Sampai-sampai ia tertidur karena kelelahan setelah menangis berjam-jam.

Hana terbangun di pagi harinya dengan keadaan tertidur dalam balutan gaun pengantin. Yoongi juga masih tidur di sofa, tapi bedanya lelaki itu sudah melepas tuxedonya, di gantikan dengan kaus putih polos pas tubuh. Gadis itu lantas pergi ke kamar mandi untuk mengecek tampilannya.

Demi apapun Hana kaget melihat pantulan dirinya di cermin. Di sana, di dalam cermin, terdapat seorang gadis dengan mata sembap dan riasan wajah yang berantakan. Tatanan rambut yang sebelumnya rapih juga sudah tak beraturan. Hana agak menyesal karena semalam tidak melepas ikatan rambutnya dahulu. Sudah pasti ini akan menyulitkannya karena kusut, terlalu lama diikat. Ah, Hana jadi pusing sendiri bagaimana caranya ia melepaskan ikatan itu.

Satu jam kemudian, Hana menyembulkan kepalanya dari balik pintu kamar mandi. Memastikan apakah Yoongi sudah bangun atau belum, karena sialnya, dia lupa membawa pakaian ganti. Saat matanya menangkap sosok Yoongi masih terlelap di atas sofa, buru-buru Hana berlari ke arah tasnya yang menyimpan pakaian ganti dengan keadaan tubuh yang hanya terbalut handuk. Karena terlalu tergesa-gesa akhirnya jari Hana tergores resleting tasnya. Gadis itu meringis sebentar sebelum kembali masuk ke kamar mandi dan keluar dengan keadaan lengkap memakai pakaian.

“Aku lapar.”

Hana terlonjak saat sedang menyisir rambutnya ia mendengar suara serak Yoongi. Lelaki itu memang belum membuka kedua matanya, tapi bibirnya mengerucut entah karena apa. Hana berusaha tidak peduli dengan terus menyisir rambutnya.

“Aku bilang aku lapar.”

“Sejak kapan kau bangun?” Tanya Hana jengkel mendengar suara Yoongi.

“Sejak kau keluar kamar mandi hanya dengan hand—aw!” jawab Yoongi enteng kemudian ia meringis saat merasakan keningnya berdenyut karena lemparan sisir milik Hana.

“Dasar byuntae!”

“Berhenti melempariku, Hana,” ucap Yoongi datar saat Hana terus saja melempari dirinya dengan berbagai benda yang berada di dekatnya.

“Sialan kau, mesum! Berani-beraninya kau membuka mata, hah, sialan! Mati kau mati!”

Yoongi menghindar sampai Hana kehabisan barang apa yang harus ia lemparkan lagi. Akhirnya gadis itu menyerah dengan napas tersengal-sengal. Ia menjatuhkan kepalanya di meja rias kemudian mendesah panjang.

“Sialan, kau!”

“Lebih sial aku. Baru sehari menjadi suamimu saja, aku sudah terkena lemparan sisir. Bagaimana kalau kejadian ini terulang terus sampai aku mati babak belur?” Ucap Yoongi dengan keadaan masih mengelus dahinya. “Ah, bahkan aku tidak percaya kalau sekarang telah menjadi suami orang.” Lanjutnya dengan gumaman pelan.

Baby •myg•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang