Dua Puluh

4.3K 545 3
                                    

DULU, saat ia berumur lima tahun, Hana suka sekali membantu ibunya memasak ataupun membuat kue. Entah itu kue bolu atau kue-kue kering untuk camilannya sehari-hari. Walaupun ia lebih banyak membuat kerusuhan di dapur daripada membantu ibunya, tapi bocah kecil itu sangat semangat dan sang ibu juga tidak keberatan sama sekali.

Kegiatan itu terus berlanjut sampai Hana duduk di bangku kelas enam sekolah dasar. Dan saat pertengahan di sekolah menengah pertama, Hana berteman dengan Naeun. Gadis periang yang hobi membuat kerusuhan. Hana jadi terbawa arus, ia jadi sering pulang terlambat, dan jarang membantu ibunya di dapur.

Kemudian di bangku menengah atas, Hana dan Naeun bertemu Sung Gi, sahabat Hana sejak taman kanak-kanak. Kebetulan di sekolah menengah pertama Hana dan Sung Gi tidak bersekolah di gedung yang sama, jadi mengetahui mereka satu sekolah mereka sangat senang. Sung Gi itu gadis yang bersifat sama dengan Naeun, tetapi lebih keras kepala dibandingkan Naeun yang jauh lebih lunak. Mereka bersahabat hingga di bangku kuliah saat ini.

Yang mereka lakukan sehari-hari hanyalah bermain bersama, makan besar, dan bersenang-senang. Mereka tidak pernah memikirkan apa yang akan mereka lakukan untuk masa depan. Menikah misalnya. Tapi jangankan memikirkan menikah, memasak saja mereka tidak bisa.

Hal itulah yang Hana sesali hingga sekarang. Ia tidak ingat betul bahan-bahan untuk membuat bolu kesukaannya. Akibatnya sekarang keadaan dapur rumahnya berantakan. Berulang kali ia membaca resep yang ia cari di internet, tetap saja ia tidak bisa mengikutinya.

“Kau ingin membuat apa?”

Hana mendesah panjang saat menangkap presensi Yoongi di ambang pintu dapur. Lelaki itu berdiri dengan pandangan lurus menatap Hana. Rambut hitam legamnya sangat kontras dengan kulitnya yang pucat.

“Kurasa membuat bolu menjadi pilihan yang cukup baik untuk tamu kita, tetapi aku sangat payah dalam urusan dapur.”

Yoongi melangkah mendekati Hana. Gadis itu dapat melihat senyum tertahan di ujung bibir Yoongi. Sebenarnya ia sedikit malu karena tidak bisa memasak, tapi mau bagaimana. Karena memang kenyataannya ia sangat payah dalam urusan dapur.

“Percayalah, Taehyung bukan lelaki yang gila hidangan di rumah orang. Cukup beri dia teh hangat, itu sudah cukup membuat senang.”Ucap Yoongi. Lelaki itu mengemas kembali bahan-bahan membuat bolu yang sudah Hana keluarkan dari tempatnya. Dengan telaten, Yoongi membersihkan sampai meja dapur kembali bersih seperti semula.

“Sudah sana, buatkan teh untuk Taehyung. Aku ingin ke minimarmarket depan untuk membeli camilan.”

Hana menuruti ucapan Yoongi selagi lelaki itu melangkah menjauhi dapur. Ia benar-benar menyiapkan teh, pure tanpa ada embel-embel camilan.

Setelah selesai dengan segala urusannya di dapur, Hana bergegas mengampiri Taehyung di ruang tengah. Gadis itu meletakkan dua cangkir teh di atas meja, sedang matanya menatap canggung ke arah Taehyung yang juga tengah memperhatikannya.

“Terima kasih,” ucap Taehyung tulus, mengundang senyum kecil terbit di bibir Hana.

Keadaan hening, yang terdengar hanya suara hembusan napas mereka masing-masing. Keaadaannya benar-benar tidak nyaman, hingga rasanya Hana ingin cepat-cepat Yoongi kembali. Toh, memang nyatanya, Hana tidak mengenal Taehyung. Jadi, dirinya juga bingung harus membuka percakapan seperti apa yang dikiranya pantas untuk mereka bicarakan.

Tapi nampaknya, Tuhan tidak dapat membiarkan lama-lama kecanggungan itu terjadi. Bak malaikat yang tiba-tiba datang, Cheol menangis keras di dalam kamar. Hana bergegas menghampiri bocah kecil itu, membawanya ke gendongan, tapi tangisnya tak kunjung mereda.

“Sst.. Kenapa sayang? Eum? Kau mau susu?” Hana bermonolog seraya mengelus puncak kepala bayi mungilnya. Sedang kakinya membawa ia kembali ke ruang tengah, dimana tamunya masih betah berdiam diri diantara riuhnya suara tangis.

“Eum... Maaf, sebelumnya. Tae, bisakah aku menitipkan Cheol kepadamu? Sepertinya ia haus. Stok susu di kamar sudah habis, aku ingin mencari stok lain di lemari dapur.”

Lelaki berwajah bak malaikat itu tersenyum, mengangguk. Ringisan unik yang muncul di sertai sebuah lengkungan persegi nampak saat Cheol sudah berpindah tangan. Bagaikan terhipnotis, tiba-tiba saja Cheol berhenti menangis. Bayi itu terlihat sangat nyaman berada di dalam gendongan Taehyung.

“Wah, kurasa Cheol menyukaimu.” Hana tersenyum melihat wajah damai anaknya. Kemudian gadis itu bergegas ke dapur untuk mencari stok susu di lemari penyimpanan.

Hana segera kembali membawa sebotol kecil susu kesukaan Cheol. Ternyata Yoongi sudah kembali. Cheol juga sudah tidak menangis. Dan tiga lelaki itu kini terlihat sedang bergurau. Terdengar kekehan kecil bocah mungil di tengah-tengah Yoongi dan Taehyung. Hal itu membuat Hana tersenyum kecil.

“Tada… ini susu untukmu,” Hana memberikan botol susunya kepada Cheol. Bayi itu langsung meminumnya dengan tenang, sedangkan dua lelaki di sana memperhatikan dengan senyuman.

“Ah, sampai lupa,” tiba-tiba Taehyung memecah keheningan yang melanda selama beberapa menit di sana. Lelaki itu meringis tidak enak, tetapi lekas melanjutkan ucapannya yang tertunda. “Eum, aku ingin mengatakan sesuatu.”

“Katakan saja.” Respon Yoongi seraya menatap teman lamanya tersebut. Hana sendiri hanya menutup mulutnya rapat-rapat sembari mempertajam indra pendengarannya.

“Jadi begini, akhir-akhir ini aku selalu mendapat masalah. Sewa rumahku juga sudah menunggak selama beberapa bulan, dan besok aku harus segera meninggalkan tempat itu,” Taehyung menjeda sembari memperhatikan raut wajah masing-masing orang di ruangan itu. “Aku ingin meminta bantuan kalian. Tidak sulit, kok.”

Hana dan Yoongi masih setia mendengarkan. Tetapi kening mereka juga serempak mengerut karena tidak begitu mengerti dengan apa yang Taehyung katakan.

“Bolehkah aku menginap di sini untuk waktu-waktu tertentu?”

[]

Chap ini aneh ga si?

Oiya, kayanya aku udah dapet nama yang pas. Jadi buat ke depannya, bakalan aku pake buat ngerevisi dulu. Setelah itu, baru aku lanjut ke chap 21. Oke ga? Oke aja lah ya wkwk.

Terimakasih buat kalian yang udah ngasih saran, dan terimakasih juga buat kalian yang udah sabar nunggu❤

Kecup manja,
Dari Yoongi, untuk Hana.

Pisseu~

Baby •myg•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang