Tujuh Belas

4.3K 527 14
                                    

HANA menghembuskan napasnya lega saat kakinya berhasil menginjak lantai koridor kampus. Hawa dingin nan mencekam dari ruangan Profesor Park masih terasa, Hana bergidik mengingat ketegangannya tadi di dalam. Baru saja ia memberikan hasil laporan tentang tutornya dengan Seokjin beberapa minggu ini, dan hasilnya sangat memuaskan. Rasa-rasanya Hana harus melakukan sesuatu untuk Seokjin sebagai ungkapan rasa terima kasihnya.

“Kim Hana!”

Hana menoleh dan mendapati Naeun dan Sung Gi yang tengah melangkahkan kakinya ke arah dirinya. Hana mengembangkan seulas senyuman sembari menunggu kedua teman dekatnya itu.

“Bagaimana hasilnya?” Tanya Sung Gi penasaran.

“Sangat baik, Seokjin sunbae benar-benar cerdas kurasa,” jawab Hana semangat. Sudah sepatutnya ia merasa semangat seperti ini, karena nilai akhirnya yang tadinya terancam menjadi terselamatkan berkat tutornya bersama Seokjin.

“Wah, kau harus banyak berterima kasih kepada Seokjin sunbae, Hana.”

“Tentu,” sahut Hana cepat. “Sebagai perayaan kecil-kecilan, bagaimana kalau kalian aku traktir makanan di kantin?” Sontak saja ucapan Hana langsung di jawab anggukan semangat dengan kedua mata yang berbinar dari Naeun dan Sung Gi.

“Ayo cepat! Aku ingin menghabiskan dua mangkuk ramyeon hari ini,” ucap Naeun tak sabaran.

Kemudian mereka bertiga melangkahkan kakinya menuju kantin. Selama perjalanan, lelucon-lelucon garing Hana lemparkan dan di balas dengan gelengan Sung Gi karena tak mengerti atau kekehan geli Naeun. Mereka bertiga mungkin bisa mendapat gelar ikatan persahabatan paling erat kalau saja pihak kampus mengadakan pengambilan suara. Tapi itu tidak mungkin. Karena kampus tidak akan mengadakan pengambilan suara untuk hal yang kurang penting seperti itu.

Sesampainya di kantin, Naeun bergegas menuju kedai bibi Lee yang menyediakan ramyeon yang menurut mereka enak, sedangkan Sung Gi malah melipir ke kedai bibi Kim yang menjual berbagai macam salad buatannya. Hana sendiri langsung mendudukan dirinya di kursi yang kosong—setelah meberikan uang untuk Naeun dan Sung Gi belikan makanan— sembari menunggu kedua temannya selesai dengan pesanan mereka masing-masing.

Naeun menghampiri Hana dengan dua mangkuk ramyeon, dua gelas jus strawberi, dan sebotol air mineral. Gadis itu benar-benar pecinta ramyeon, Hana kira Naeun hanya bercanda soal dua mangkuk ramyeon. Tapi gadis itu tidak bohong tentang ucapannya.

“Apa? Kau mau? Atau kau tidak ikhlas membelikanku dua mangkuk ramyeon ini?” Tanya Naeun membalas tatapan aneh Hana. Teman baiknya itu hanya menggeleng kemudian Naeun bergegas menyantap ramyeon di mangkuk pertamanya.

“Woah, kau benar memesan dua mangkuk, Eun-ah?” Tanya Sung Gi yang baru datang dengan semangkuk salad buah dan sebotol air mineral.

Naeun mengangguk. Sung Gi bergidik.

Hana menyeret satu gelas jus strawberi yang Naeun pesan tadi. Gadis itu meminum jusnya sembari matanya memandang ke layar ponsel yang menampilkan kolom obrolannya dengan Seokjin.

Hana: Aku berhasil mendapatkan nilai yang hampir sempurna, sunbae!

Seokjin Sunbae: Wah, selamat! Aku ikut bahagia mendengarnya

Hana: Ya, ini semua juga berkatmu. Terima kasih untuk tutornya, sunbae. Jika kau mau, aku ingin menraktirmu sebagai ungkapan rasa terima kasihku. Untuk tempat dan apa yang ingin kau makan, aku serahkan kepadamu saja.

Seokjin Sunbae: Ya, sama-sama. Jangan berlebihan, Hana. Tapi jika kau memaksa, aku menerima tawaranmu, hehe

Hana: Bagaimana kalau aku traktirnya besok? Karena kalau sekarang aku tidak bisa

Baby •myg•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang