Dua Puluh Empat

3.6K 435 17
                                    

PADA siang hari yang terik di kampus, Hana duduk melamun di salah satu meja terpojok kantin. Satu gelas jus yang kosong dan satu gelas lain masih terisi setengah menunjukkan sudah seberapa lama gadis itu berdiam diri di kantin. Hanya sekedar duduk, memandangi sekitar dan sesekali menyesap jusnya.

Tidak. Hana tidak sedespresi itu sampai ia bolos jam kuliah. Ia hanya sedang malas mendengar celotehan dosennya hari ini. Ia hanya ingin duduk menyendiri, tanpa gangguan dari siapapun. Walau ia tahu sepuluh menit lagi jam kelasnya akan berakhir, yang berarti Naeun akan segera keluar dari kelas, tetapi ia tetap duduk diam. Menunggu agar Naeun yang menemukannya.

Benar saja. Lima belas menit kemudian, gadis dengan rambut yang dikuncir kuda muncul dengan decakan. Wajahnya terlihat sangat kusut. Kakinya berjalan mendekat ke arah Hana, tanpa harus repot-repot Hana melambaikan tangannya. Kan ia sudah bilang, Naeun pasti akan menemukannya.

"Membolos, hm?" Ucap Naeun seraya menaruh bokongnya di kursi yang bersebrangan dengan Hana, di pisahkan oleh sebuah meja yang terisi dua gelas jus, satu wadah berisi sedotan, dan beberapa botol berisi saus dan kecap.

"Tidak. Hanya saja aku malas mendengar ocehan dosen Kim hari ini." Sahut Hana ringan. "Sepertinya kelas hari ini membosankan, ya? Terlihat dari wajah kusutmu."

Naeun mengibaskan tangannya kegerahan. Beberapa helai rambut terlepas dari kuncirnya. "Ya, seperti yang kau tahu. Dosen satu itu selalu saja menjelaskan dengan nada yang mendayu, membuat mengantuk saja."

Hana terkekeh pelan. Kemudian gadis itu terlihat melambaikan tangannya kepada Sung Gi yang kebingungan di depan pintu masuk kantin. Sementara Naeun menyesap jus milik Hana, sekedar meredakan haus di tenggorokannya.

"Kau tidak masuk kelas, ya?" Tebak Sung Gi begitu menjatuhkan bokongnya di samping Naeun. "Kentara sekali perbedaan wajah kalian berdua."

Hana mengedikan bahunya. "Hari ini aku berencana akan pulang ke rumah."

"Bersama Yoongi dan Cheol?" Tanya Naeun.

"Tidak."

"Lalu?"

"Hanya aku sendiri."

Kedua temannya hanya mengangguk paham. Mereka sudah mendengar cerita Hana kemarin. Jadi hari ini mereka berniat akan membantu Hana menyiapkan baju yang akan dibawa sementara untuk pulang ke rumah.

"Apa kau yakin akan meninggalkan Cheol bersama Yoongi dan Taehyung? Mereka berdua lelaki. Biar bagaimanapun, mereka tidak bisa merawat bayi sebaik perempuan."

"Aku juga bukan perempuan yang berpengalaman. Kami sama-sama belajar merawat bayi dari kami tidak bisa, sampai kami bisa. Setidaknya kami tidak menjadi orang tua angkat yang buruk." Hana menanggapi pertanyaan Sung Gi kalem. Padahal di dalam hatinya, ia juga sedikit ragu. Biar bagaimanapun selama ini Cheol lebih banyak menghabiskan waktu dengannya. Walau belakangan ini ia membiarkan Cheol bersama Taehyung.

"Ah, baiklah-baiklah. Aku mengerti."

Hana mengangguk-angguk. Matanya kembali menyusuri ke penjuru kantin. Mengamati mahasiswa mahasiswi yang berlalu lalang. Hingga tak sengaja, matanya bersibobrok dengan manik teduh milik Seokjin. Lelaki itu melemparkan senyum hangat, tetapi Hana tidak membalasnya. Ia hanya menatapnya dalam diam, lalu mengalihkan pandangan ke objek lain.

Dan kejadian itu di tangkap oleh penglihatan Naeun.

"Sepertinya Seokjin sunbae menyukaimu, Hana."

"Taehyung itu tampan, ya." Naeun tersenyum sembari menatap Taehyung yang sedang bermain dengan Cheol di ruang tengah. Kemudian saat Taehyung tak sengaja meliriknya, Naeun tersipu malu. Cih, dasar. Naeun memang tidak bisa diam jika sudah bertemu dengan lelaki yang menurutnya tampan. Seperti saat ini, saat ia melihat Taehyung, misalnya.

Baby •myg•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang