Empat Belas

4.4K 547 14
                                    

YOONGI terbangun dengan keadaan kepalanya yang berdenyut nyeri. Lelaki itu mendapati dirinya sudah berada di kamar, dengan penampakan seorang perempuan yang ikut tertidur di atas sofa di sudut kamarnya. Yoongi berusaha bangkit walau kepalanya terasa nyeri, kemudian ia menatap Hana yang tertidur dengan sebuah selimut tipis yang menghangatkan tubuh mungilnya.

Yoongi tidak begitu mengingat kejadian semalam. Yang ia tahu, ia pergi ke klub Namjoon. Saat dirinya tengah minum, datang seorang perempuan yang ia kenal. Yoongi di paksa minum banyak alkohol hingga ia kehilangan kesadaran dan kejadian selanjutnya ia tidak ingat.

Eoh, kau sudah sadar?”

Yoongi menoleh ke arah Hana yang tengah mengerjapkan matanya. Gadis itu terlihat lucu dengan wajah bangun tidurnya. Sudah dua bulan lebih mereka tinggal serumah, terhitung baru dua kali ia bisa melihat langsung wajah bangun tidur Hana. Berbeda dengan gadis itu yang sudah sering melihat wajah bangun tidurnya. Beruntung ia mempunyai wajah bangun tidur yang tampan, jadi Yoongi tidak perlu malu apabila Hana melihatnya.

“Yoong?”

“Kepalaku sakit,” ucap Yoongi memegang kepalanya yang berdenyut sejak tadi. “Ah, kepalaku rasanya seperti ingin pecah.”

Hana bangkit dari sofa kemudian menghampiri Yoongi yang masih memegang kepalanya. Gadis itu menyilangkan kedua tangannya di depan dada dengan memasang wajah garangnya. Tapi Yoongi seakan tidak peduli, lekaki itu lebih menentingkan kepalanya yang terasa sakit.

“Malamnya mabuk, saat terbangun di pagi hari mengeluh. Kau ini aneh,” ucap Hana kesal seraya bersedekap.

“Kenapa kau tidur di sofa?” Tanya Yoongi berusaha melupakan rasa nyeri di kepalanya. Hana hanya menggedikkan bahu kemudian berlalu meninggalkan kamar Yoongi.

“Dasar aneh,” gumam Yoongi menatap kepergian Hana.

Hana merutuk dalam hati. Gadis itu memukul kepalanya pelan, karena kesal dengan dirinya sendiri. Bagaimana bisa ia tertidur di kamar Yoongi? Bukankah semalam ia sudah kembali ke kamarnya? Tapi kenapa saat terbangun ia malah berada di kamar Yoongi? Beruntung ia tertidur di sofa, coba kalau di atas kasur yang sama dengan… Ah, sudahlah. Lupakan.

Saat membuka pintu kamar, Cheol sudah bangun. Bayi mungil itu tidak menangis, melainkan hanya menggigiti tangan-tangan mungilnya. Posisinya juga terduduk di dalam box bayi miliknya. Hana senang melihat pertumbuhan Cheol yang lumayan cepat. Padahal dua bulan yang lalu Cheol hanya bisa tengkurap, tapi sekarang bayi itu sudah bisa duduk sendiri. Bahkan sekali-sekali Cheol berdiri merangkak pada sisi box bayinya. Ah, benar-benar menggemaskan. Hana merasa seperti punya anak sendiri.

“Wah, baby Cheol sudah bangun rupanya...” ucap Hana riang seraya mendekati box bayi Cheol. “Maafkan aku yang meninggalkan dirimu di kamar sendirian.”

Cheol menyambut kedatangan Hana dengan kekehan kecilnya. Benar-benar lucu dan menggemaskan. Bayi laki-laki itu memukul pelan wajah Hana yang mendekat ke arahnya. Sesekali Cheol terkekeh pelan saat melihat ekspresi Hana.

“Mari kita mandi, jagoan!” Seru Hana. Gadis itu mengangkat Cheol ke gendongannya lalu ia bawa ke kamar mandi.

“Benar-benar berbeda,” gumam Yoongi yang diam-diam mengintip dari celah pintu kamar Hana yang terbuka.

Sepuluh menit kemudian Hana telah selesai memandikan Cheol. Bayi laki-laki itu kini sedang bermain-main di atas kasurnya. Beberapa mainan karet yang Hana sediakan menemani riangnya Cheol. Sedangkan Hana sendiri ikut duduk di pinggir ranjang sembari memperhatikan bayi itu dengan senyuman yang merekah. Entah kenapa, Hana selalu senang bila melihat Cheol. Walaupun Cheol bukan anaknya, tapi tetap saja jiwa mencintai anak-anak pada dirinya tidak bisa hilang.

Baby •myg•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang