YOONGI sudah duduk anteng di sofa ruang tengah sembari bermain ponsel saat Hana keluar dari kamar bersama Cheol di gendongannya. Tidak ada tas kerja disamping lelaki itu, ia juga tidak mengenakan jas yang biasa ia kenakan untuk ke kantor melainkan hanya kaus polos berwarna hitam dengan celana bahan selutut berwarna senada. Hana mengernyit bingung. Gadis itu segera bergegas menghampiri Yoongi.
"Yoong, kau tidak ke kantor?" Hana bertanya masih dengan kernyitan di dahi. Sesaat gadis itu membenarkan posisi gendongannya karena Cheol meronta minta diturunkan.
Yoongi yang merasa Cheol ingin ia gendong pun menaruh ponselnya di meja lantas mengulurkan tangannya, sontak saja bocah laki-laki itu juga ikut mengulurkan tangan dengan wajah yang berbinar.
"Tidak, aku mengambil cuti."
Hana mendengus. "Enak sekali, ya. Kau sudah cuti kerja dua hari, tau."
"Perusahaan itu milik Ayahku, kalau kau lupa." Yoongi menjawab sembari memainkan ekspresi wajahnya di depan Cheol hingga anak itu tertawa girang. Lalu ia menolehkan wajahnya dengan tampang songong yang membuat Hana ingin menaboknya sekarang juga.
Hana beranjak pergi dari sana, tidak mengindahkan ucapan Yoongi tadi. Karena kalau ia membalasnya, bisa-bisa wajah lelaki itu benar-benar ia pukul dengan tangannya.
Gadis itu berjalan menuju dapur, lantas kembali dengan toples berisi cookies milik Cheol. Ia mengulurkan cookies itu di hadapan Yoongi membuat si lelaki kembali mendongak menatap Hana.
"Ini untuk Cheol, ingat. Jangan kau makan lagi. Aku ingin membuat sarapan." Ucap Hana memberi peringatan, mengingat Yoongi pernah memakan cookies milik Cheol saat lelaki itu kelaparan.
Yoongi hanya terkekeh kecil menanggapi ucapan Hana.
Gadis itu berkutat di dapur selama kurang lebih setengah jam. Tidak ada masakan spesial, hanya masakan sederhana yang bisa ia buat. Yoongi juga tak protes, lelaki itu memakan makanannya tanpa banyak bicara. Cheol di kursi khususnya juga sedang asik memakan cookies dengan remahan-remahan yang bertebaran di meja makannya, menunggu giliran ia makan nanti.
Setelah semua selesai, Yoongi kembali membawa Cheol ke ruang tengah. Sedangkan Hana kembali berkutat di dapur, merapihkan alat masak dan piring kotor yang baru saja di pakai. Gadis itu membersihkannya dengan telaten, sudah mulai terbiasa dengan pekerjaan rumah tangga seperti ini.
Tak butuh waktu lama, gadis itu selesai menyelesaikan pekerjaannya. Ia kembali ke ruang tengah, senyumnya mengembang saat melihat Cheol sedang tertawa karena ekspresi wajah yang Yoongi mainkan. Lelaki itu juga ikut tertawa gemas melihat tawa Cheol.
Hana baru sadar, selama ini, ia tidak pernah melihat tawa Yoongi yang seperti ini. Biasanya lelaki itu hanya menunjukkan wajah datar, atau wajah menyebalkan yang ingin sekali Hana pukul karena saking sebalnya gadis itu terhadap Yoongi. Tapi kali ini rasanya berbeda. Ia kembali merasakan hatinya sedikit bergetar hanya dengan melihat tawa itu.
"Ei, kenapa melamun di sana? Wajahmu juga kenapa memerah?"
Hana terlonjak saat mendengar teguran dari Yoongi. Gadis itu merasakan pipinya makin panas. Ia segera beranjak, mendekati Yoongi. Pun ia mendudukan dirinya di sofa seraya mengipas wajahnya dengan telapak tangan.
"Kenapa kelakuanmu seperti orang salah tingkah, sih?" Yoongi bertanya lagi. Lelaki itu mengernyitkan kening, cukup membuat jantung Hana seperti melompat keluar.
"A-ah, tidak..." Gadis itu menggeleng kecil, merutuki dirinya yang bisa-bisanya tertangkap basah sedang memperhatikan Yoongi, ditambah lelaki itu menyadari kalau ia salah tingkah. Sial sekali.
"Hari ini kau kuliah?" Tanya Yoongi yang membuat Hana kembali terkejut kecil. Untungnya Yoongi tidak menyadari itu.
"A-ah..." Hana menarik napasnya perlahan, "iya, tentu. Memangnya kenapa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Baby •myg•
FanfictionYoongi tidak pernah mengira, di usianya yang baru menginjak dua puluh enam tahun, ia sudah harus menjadi seorang ayah. Ia sudah di berikan tanggung jawab oleh orang yang tidak ia ketahui. Belum lagi ia harus menikahi gadis yang notabene adalah musuh...