Selimut

43 9 3
                                    

23.54
Tepat 6 menit sebelum tengah malam.
Sebelum sebuah hari berakhir.
Sebelum sebuah hari datang.

Andaikan ceritaku dapat menjadi tengah malam. Pertanda datangnya yang baru dan perginya yang lalu.

23.55
5 menit sebelum hari dimana mentari akan datang kembali.

Mentari yang hangatnya menemani bumi dan sinarnya memberi pelita kepada langit.

Untuk siapa lagi ia akan bersinar ketika buminya sedang bersama orang lain?

23.56
Aku melewatkan menit ini. Aku tak tahu apa yang terjadi padanya, aku lebih sibuk dengan sebuah ruang baru di sekitarku.

4; D

23.57
Hitungan ganjil terakhir sebelum akhir.

Akan ada akhir sebelum kisah ini benar-benar berakhir. Akan ada hujan sebelum aku bisa menemukan ujung dari spektrum warna pelangi.

Dan jika aku menemukannya, tolong biarkan aku memilih salah satunya.

23.58
Hampir sempurna untuk memikat tengah malam.

Ketika semua menanti tibanya fajar, bulan telah menemani sejak mentari lelah.

Dingin memang. Mencekam memang. Tapi tidak untuk kesetiaannya.
Tidak untuk dirinya yang membiarkan sinar mentari tetap menyapa langit.

23.59
1
Hampir sempurna

1
A; sebuah penjuru dari 25 lainnya

Sebuah huruf yang memulai kata "Awal". Sesuatu yang selalu kunantikan. Ketika semua berawal. Kisah baru, warna baru, kenangan baru, atau mungkin bara api baru?

A adalah permulaan dari aku, kamu, dan dia. Bahkan kita memiliki banyak A di kehidupan kita.

Sebuah huruf yang memberi kita kesamaan, mungkin itu yang membuat sebuah tali dapat terikat dengan erat.

Namun sekarang, huruf itu tak lebih dari sebuah huruf yang membentuk kata "Akhir". Sebuah kata yang aku nantikan, lebih dari "Awal". Ketika aku sudah dapat merangkai kisah dan menjadikannya gambar dari buku-buku berwarna merah dan merah muda.

00.00
Bukan itu.

Yang aku benci dari huruf A adalah ia mempersatukan kita.

Namun,

Ia juga mengawali sebuah "Angan"

Malang, 23-24 Mei 2017

Antara dua sisi dari ingin
DisA

Andai bisaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang