Jika memang merpati tak pernah ingkar janji, pernahkah ia mengingkari perasaan dan harapannya sendiri?
Hai Kakak.
Ahaha
Kakak?
Ya, seseorang yang kusebut kakak.
Seseorang yang berhasil membuatku merasa menjadi adik.
Seseorang yang berhasil membuatku merasa aman. Ah tidak. Ini nyaman, bukan aman.
Biar saja mereka berkata aku hanya satu dari ratusan. Setidaknya, angka 100 tak akan terbentuk tanpa angka 1.
Biar saja mereka berkata aku hanya satu dari ribuan. Angka 1000 tak akan dimulai jika tidak ada 1.
Biar saja mereka berkata aku tak ada apa apanya. Aku hanya sebuah kekosongan untuk dia yang tak terhingga.
Apakah mereka sadar? Tak akan ada angka yang tercipta jika tanpa angka 0.
Harapanku mungkin terlalu tinggi. Tapi aku sadar, bahwa aku adalah sebuah benalu yang bisa saja datang pada pohon yang kuinginkan.
Ah ya. Aku benalu. Merepotkan. Mengganggu.
Aku tahu, Kak. Kau akan berkata bahwa aku bukan benalu.
Aku adalah daun. Aku hidup bersamamu. Aku hidup untukmu. Dan aku harap, kau merasa hidup bersamaku juga.
Mungkin, aku memang tak sadar bahwa aku adalah satu dari seribu daun yang akan gugur.
Namun, aku berharap aku adalah daun terakhir yang akan gugur bersama dengan tumbangnya batangmu.
Bagaimana jika aku dengan jelas berkata, "Aku mengharapkanmu, Kak" ?
Malang, 6 Maret 2017
DisA
KAMU SEDANG MEMBACA
Andai bisa
PoetryKarena perasaan mudah untuk tertiup angin dan menghilang, biarkan aku menuliskan dan mengenangnya