Mbaca nya sambil dengerin multimedianya yyy
Suatu hari, aku menulis surat yang panjang untuk rembulan. Rembulan yang tak akan lebih terang dari dirimu. Meskipun begitu, aku menyalakan sebuah lilin kecil
Di tengah gelapnya malam, suara merdu nyanyianmu membawa kembali merahnya pagi. Selangkah demi selangkah. Fajar telah hilang. Dan ketika rembulan tertidur, bayang biru yang bersamaku hilang
Bahkan hari ini, aku hidup seperti biasa. Tetap berjalan dan perlahan membukanya. Mentari melumpuhkanku. Dan bumi, menelanjangiku. Aku tak bisa. Dengan terpaksa, aku mengumpulkan ragaku yang tercecer di bawah sinar rembulan. Kau yang kupanggil bayi rembulan. Kita adalah anak dari rembulan; menghembuskan dinginnya udara malam, aku. Ya. Kita hidup dan mati di waktu yang sama. Namun sekarang, kau bisa membuka matamu. Bagaikan potongan sebuah film, seluruh bumi berwarna biru di bawah sinar rembulan.
Kicau burung tanpa nama di sebuah taman kelabu. Ke mana engkau pergi? Kau. Mengapa masih saja menangis? Sementara, hanya ada kau dan aku di sini. Kau dan aku. Kau.
Di tengah gelapnya malam, suara merdu nyanyianmu membawa kembali merahnya pagi. Selangkah demi selangkah. Fajar telah hilang. Dan ketika rembulan tertidur, bayang biru bersamaku.
4 O'clock (네시), BTS
I don't know why, lagu ini bagus banget buat closing chapternya works ku yang satu ini. Tapi, aku nulisnya sekarang hehe. Soon doain aja sekitar akhir taun ini Andai Bisa sama beberapa works ku yang lain mau dibukuin.
Jangan lupa dengerin lagu ini. Sumpah bagus banget! Jangan lupa juga buat baca worksku yang satunya. Judulnya "Don't Ask"
DisA
KAMU SEDANG MEMBACA
Andai bisa
PoesíaKarena perasaan mudah untuk tertiup angin dan menghilang, biarkan aku menuliskan dan mengenangnya