Ketika kau jatuh cinta padaku, bukan gravitasi yang bertanggungjawab, tapi aku.
Mr.A vs Miss A "Gravitasia", Flazia
Kadang, aku tak yakin ketika sesuatu terjadi tanpa maksud.
Seperti, bahkan sebuah kebetulan meninggalkan sebuah makna di kehidupanku.
Kebetulan yang terlalu indah untuk hanya disebut sebagai kebetulan.
Sebut saja seperti
Kebetulan aku hidup di bumi,
Kebetulan aku bernafas,
Kebetulan aku ada di sini,
Kebetulan umurku 15 tahun saat ini,
Kebetulan aku berinteraksi dengan banyak orang,
Dan
Kebetulan aku menemukanmu.Sepertinya aku akan mulai menulis cerita baru atau lebih tepatnya, bercerita dengan cara baru.
Bercerita kisah tentang waktu yang menyusuri cinta; kisah cinta yang menyusuri waktu.
Kisah tentang langkah yang membentuk perjalanan; kisah perjalanan yang membentuk langkah.
Kisah tentang kenangan yang menggores hati; kisah hati yang menggores kenangan.
Kali ini, aku tak lagi akan berbicara tentang gravitasi. Karena, sebenarnya kita tak saling membutuhkan.
Maksudku, tak ada diantara kita yang mencari satu sama lain. Dan kalau memang gravitasi bekerja, harusnya satu diantara kita mendekat. Namun, tidak dengan kita.
Kembali lagi, semuanya kebetulan. Dan, semuanya mengarah ke sebuah medan yang sama.
Kita bertemu tak hanya karena aku mencarimu, atau kau yang mencari aku.
Kita bertemu karena ada yang jatuh di antara kita.
Ada yang jatuh karena sebuah medan gravitasi yang selalu berputar.
Sedangkan tentang kita bukan lagi gravitasi.
Kau magnet, aku juga.
Dan sebuah kebetulan,
Kita selalu dan akan selalu memiliki kutub yang berbeda.
6 September 2017
DisA
KAMU SEDANG MEMBACA
Andai bisa
PoetryKarena perasaan mudah untuk tertiup angin dan menghilang, biarkan aku menuliskan dan mengenangnya