Malam ini sepertinya semua kembali. Aku sedang di atas kasur dan satu persatu rintik hujan membasahi tubuhku.
Tidak terlalu sulit untuk diucapkan. Seperti "aku lelah" atau "malas ah". Setelah beberapa malam tenggelam di danau berombak. Sebenarnya aku tak tenggelam, aku mencoba menahan diri mengapung di atas permukaannya. Mempertahankan agar tak termakan arus yang tak pernah kutahu keberadaannya.
Sudah beberapa malam juga, penaku berhenti menari. Sepertinya tintanya akan mengering sebentar lagi.
Aku hanya akan menulis tentang sesuatu yang terlalu sederhana untuk dituliskan; Cinta; jangan anggap ia benar-benar sederhana.
Aku tak pernah tahu -sebelum malam malam ini- kalau cinta adalah sebuah botol air yang siap memberi kehidupan untuk yang sedang haus. Ah. Cinta itu botolnya, kalian yang mengisinya. Entah dengan susu atau malah kopi tak bergula.
Satu lagi. Kalau kalian tak ingin cinta dijadikan botol yang hanya bisa menampung, mungkin saja cinta seperti makanan. Penuh rasa; manis, asam, asin, pahit, atau bahkan hambar.
Dan ketika kau makan sangat manis lalu kau makan manis lagi, rasanya akan hambar atau pahit.
Jangan terlalu banyak cinta manis, itu akan benar-benar memuakkan.
Malang, 1 Oktober 2017
Huwaaaaaaa. Sudah 35 judul saja 😆. Agak gak tega buat namatin work yang ini. Ga apa deh. Makasi buat readers yang setia mbaca semua coretanku ini. Tenang aja uda ada draft buat lanjutan dari work ini. But, you have to wait. DisA mau fokus ke BTS chatroom dulu. Sekali lagi makasi banyaaak 😘
DisA
KAMU SEDANG MEMBACA
Andai bisa
PoetryKarena perasaan mudah untuk tertiup angin dan menghilang, biarkan aku menuliskan dan mengenangnya