Jangan kira jam berputar tanpa alasan. Jika ia berhenti, 1001 manusia akan menangis? Bukan begitu.
Aku benci ketika sebuah kata sederhana dijadikan alasan untuk meperumit segalanya.
Berubah.
Ah malam ini. Malam ini, air mengubah bulan.
Aku tak yakin siapa aku. Aku telah berubah dan telah disakiti oleh kata itu.
Aku pernah kehilangan satu dua orang hanya karna waktu berjalan. Ya, percayalah bahwa setiap detik yang terlewat kau sudah berubah.
Aku benci untuk mengatakan ini. Air yang membawaku sekarang merubahku dan membawaku kembali pada pedihnya luka untuk berubah.
Ah siang tadi. Siang tadi, angin merubah mentari.
Di sisi lain, sosok sosok yang tak yakin aku mengenalinya membual. Atau mereka berkata "kalian harus berubah".
Lalu aku? Haruskah aku berubah?
Bisakah aku diam. Membiarkan waktu berjalan, bumi berputar, dan..
Dan biarkan dunia yang berubah. Bukan aku.
Tolong carikan diriku! Aku kehilangannya!
Aku kehilangannya dalam gelap, tetapi ketika kunyalakan lentera, ia tak ada.
Aku kehilangannya dalam kedalaman, tetapi ketika aku berusaha kembali naik, ia tak ada.
Aku kehilangannya dalam keramaian, tetapi ketika aku pergi dan mencari tempat sunyi, ia tak ada.
Aku kehilangannya dalam kebekuan, tetapi ketika aku keluar dan mencari kehangatan, ia tak ada.
Aku kehilangannya di setiap tetes hujan yang membasahi bumi.
Kehilangannya di setiap sinar mentari yang menyinari bumi.
Di setiap rona yang mewarnai bumi.
Setiap angin yang menghembus bumi.
Waktu yang memutar bumi.
Ketika kau tak menemukannya, kau tak akan bertemu orang yang bisa menjadikan "berubah" menjadi alasan ia datang.
Terimakasih.
Ada yang pergi lagi. Perlahan.
Malang, 21 Juni 2017
Jangan kira aku tak paham,
DisA
KAMU SEDANG MEMBACA
Andai bisa
PoetryKarena perasaan mudah untuk tertiup angin dan menghilang, biarkan aku menuliskan dan mengenangnya