~Twenty Four~

1.5K 93 23
                                    

Me: Ve balik lagi cuyy.. ada yang kangen gak
Readers: nggak!! Cuman kangen sama ceritanya...
Me: Jihad kalian..
Readers: Jahat Thoor..
Me: sama saja ^^ oke, sudah dulu basa basi nya, langsung saja yuk. Cuss, dibaca...

.................................................

Gadis ini, aku pernah mengenalnya, tapi aku tidak terlalu ingat jelas. Aku lalu menghempaskan Vale kesamping, Persetan dengan keadaannya.

"Ayo ikut aku" kata gadis itu.

Aku lalu mengikutinya dan berhenti di koridor sekolah.

Author POV

"Thundy, apa yang kau lakukan?! Kau tau bisa membunuh Vale" katanya lagi.

"Tunggu, kau siapa?" Tanya Hali.

"Oh ayolah, ini temanmu dulu. Aku Clare, ku ingat? Saat di akademik smp dulu" kata Clare.

"Hmm, kalau tidak salah kau yang payah dalam olahraga kan?" Kata Hali.
"Hei aku gak mau flashback lagi!!" Teriak Clare marah.

"Hmm baiklah. Tapi, KENAPA KAU HENTIKAN AKU MEMBUNUH VALE TADI?!" Teriak Hali.

"KARENA KAU TIDAK BISA MEMBUNUH ORANG YANG TIDAK BERSALAH!!" teriak Clare tak kalah keras.

Yah... jika dua orang tempramental bertemu, kalian pasti tahu akan terjadi apa.

Tapi Hali mengalah, ia menghembuskan nafasnya sejenak dan menatap Clare tajam.

"Kau bilang dia tidak bersalah?! Dia yang menghancurkan hubungan ku dan Taufan, gadis ku milikku" Hali sedikit memelankan suaranya.

"Jadi adik kembar ku berpacaran dengan mu? Wow.. dia bisa tahan?" Nada Clare sedikit menyindir.

"Hei, tentu bisa tahan. Jika saja Vale tidak datang dan tiba-tiba memeluk ku, pasti aku dan dia sudah melakukannya" kata Hali.

Clare membelalakkan matanya, "Hei! Adikku masih suci, tau" katanya meninggikan suara.

"Huhh... apa kau bisa menjaminnya? Saat pacaran dengan Thorn dulu, Thorn tidak melakukan apa-apa pada Taufan?" Hali terlihat meremehkan

"Diamlah, aku tau adikku masih suci!! Aku akan membunuhmu jika kau mengatakan nya sekali lagu" kata Clare.

Kejam memang, tapi itulah sifat Clare.

"Oke, baiklah. Tapi tolong, jelaskan pada Taufan jika ini tidak seperti yang dilihatnya" kata Hali mengacak rambutnya frustasi.

"Hnn-- tapi aku tidak bisa menjamin Taufan bisa percaya padaku" kata Clare.

"Kalian tidak kembali ke asrama? Jam pelajaran sudah usai"

Dua wanita berambut panjang mendekati mereka, warna mata mereka sama, merah darah.

Hanya saja yang satunya memakai handsock fingerless warna hitam.

"Kak Nadia, Kak Ve? Kalian masih disini?" Tanya Clare.

"Mau ke ruang kepala sekolah" jawab Ve singkat.

Nadia melirik Clare, "siapa yang disamping mu?" Tanya Nadia

Hali memutar bola matanya malas, 'tentu saja aku orang, dasar bodoh' -batin Hali.

"Siapa yang kau bilang bodoh?" Tanya Nadia pada Hali.

'heh... pembaca pikiran rupanya, tentu saja kau yang bodoh' -batin Hali lagi.

"Jaga ucapan mu, aku seorang mahasiswa" kata Nadia lagi.

You Are Mine Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang