~Twenty Five~

1.2K 89 18
                                    

Haaaiiiii....

Ve balik lagi...
Ve seneng akhirnya bisa melanjutkan cerita ini...

Readers: langsung aja thor..

Sabar lah..

Oke langsung saja
------------

Author POV

Malam ini adalah hari yang istimewa, pesta diadakan di sekolah mereka. Karena Minggu depan semua siswa sudah libur selama satu bulan dan diperbolehkan pulang ke rumahnya masing-masing.

Aula sudah dihias semewah mungkin dan juga ada empat meja panjang yang sudah diisi makanan dan minuman. ada juga meja-meja berbentuk bundar, setiap meja memiliki delapan kursi juga delapan gelas orange juice.

Dj yang siap memutarkan lagu sudah stand by disana.

Aula juga sudah dipenuhi oleh murid murid kelas X - XII kenapa begitu? Karena di aula ini hanya khusus untuk kelas X - XII juga beberapa mahasiswa magang.

Taufan dan yang lainnya pun sudah datang. Ia sudah duduk manis di salah satu meja, ia bersama: Clare, Everyll, Najwa, Fita, Nesa, dan Novi.

Mereka ber-7 duduk di sana dan membicarakan sesuatu. Taufan kebetulan sedang tidak bersama Gempa dan Api, mereka pergi bersama Fang dan Air.

"Eh Taufan, menurutku... kamu harus jauhin kakak kelas yang kemarin itu" Kata Najwa.

"Siapa? Matt?" Tanyanya.

Najwa mengangguk pelan, yang lain penasaran dengan apa yang dibicarakan mereka.

"Kenapa dengan Taufan?" Tanya Fita.
"Kemarin saat latihan, dia berpasangan dengan kakak kelas. Dan tatapannya pada Taufan itu loh.. aku tidak bisa menjelaskannya" kata Najwa.

"Kenapa?" Tanya Everyll menghentikan rutinitas ber-selfie ria nya.
"Bagaimana ya? Dia itu menatap Taufan itu sama seperti... predator menunggu mangsanya. Kurasa, kau harus menjauhi dia" kata Najwa lagi, Everyll hanya mengangguk dan melanjutkan lagi kegiatan ber-selfie nya.

"Kau baru mengenalnya?" Clare menatap Taufan tajam. "I-- iya, aku baru bertemu dengannya kemarin" kata Taufan.

"Eh semuanya, aku pergi dulu ya? Ditungguin Tanah soalnya, bye.." kata Novi beranjak dari tempat duduknya saat mendapat anggukan kecil dari mereka.

"Uh, aku iri deh sama Novi... masa Thorn gak peka sih sama aku?" Kata Everyll.
"Yaa... jalanin aja sih, jadi jomblo juga nggak ngenes banget yang penting gua jomblo Sholehah, masih ada orang tua dan tuhan yang sayang sama kita" Nesa akhirnya angkat suara.

"Iya juga ya, gak apa-apa deh. Yang penting sekarang bisa selfie dulu, ayo semuanya satu.. dua.. tiga.."

Taufan terkekeh pelan, saat melihat hasil jepretan foto Everyll.

Terlihat Everyll menutupi matanya dengan dua jarinya, Fita dan Najwa menunjuk Everyll, sedangkan Clare dan Nesa melirik Everyll sambil memiringkan telunjuk di jidatnya.

Pose yang di maksud Fita, Najwa, Nesa dan Clare adalah 'dia gila'

"Huhh, Kalian jahat.." kata Everyll mencebikkan bibirnya.

"Masa iya..?" Tanya Clare, Nesa, Fita, dan Najwa bersamaan.

"Iya..."

"Masa..?"

Taufan hanya memandangi pertengkaran konyol mereka dengan senyuman, tidak biasanya mereka cerewet seperti saat ini. Tapi senyumannya pudar saat melihat sebagian dari 'Most Wanted People' masuk kedalam aula.

Sebenarnya Gempa dan Api sudah mengajaknya pergi bersama mereka, tapi Taufan menolak saat tau jika juga ada Hali disana.

"Mari kita awali acara malam ini dengan berdansa. Pilih pasangan kaliaaan!!"

Suara sang dj menggelegar di seluruh penjuru aula, Taufan terdiam sejenak saat mendengar itu.

'seandainya aku bisa berdansa bersama Hali' -batinnya.

"Taufan, kamu tidak mencari pasangan?" Tanya Fita
"Entahlah, nanti dulu. Aku tidak ingin berdansa" kata Taufan.

"Baiklah, aku duluan ya?" Kata Fita.

Taufan mengangguk, ia lalu berdiri dari situ.

Taufan merasa ada yang menyentuh pundaknya, seorang pemuda memakai jas putih berdasi oranye dan seorang wanita yang memakai dress berwarna hitam sudah berdiri di depannya.

"Kenapa kau tidak berdansa, adikku?" Tanya pemuda itu.
"Entahlah kak solar, aku tidak mood berdansa" jawab Taufan.

"Aku tau, kau pasti kepikiran Hali kan?" Tanya Solar.

"Hmm... maybe" jawabnya singkat.

"Kau harus segera melupakan bocah sialan itu" kata Nadia.
"Akan aku usahakan, Kak Nad" kata Taufan.

"Baiklah terserah mu, aku pergi berdansa dulu"

Solar lalu mengajak Nadia pergi meninggalkan Taufan.

Taufan menggeleng sesaat, ia kembali merasakan pundaknya disentuh seseorang.

Kali ini seorang pemuda memakai jas merah marun yang berdiri di hadapannya, dia adalah Matt.

"Mau berdansa denganku?" Tanyanya.
"Umm... Sure" Taufan menjawab singkat.

Matt kemudian membungkukkan badan dan mencium punggung tangan Taufan. Mereka lalu mulai berdansa di iringi irama lagu.

"Kamu sangat cantik" ucap Matt disela dansa mereka.
"Umm... Thanks" kata Taufan.

Taufan memang cantik dengan make up yang tidak terlalu tebal dan tidak terlalu tipis.

Ia juga di balut dress panjang se-mata kaki berwarna biru yang mengekspos leher jenjang nya, bahu, dan sebagian punggung nya

"Apa kamu selalu cantik seperti ini?" Tanyanya membuat wajah Taufan me-merah.

Taufan tertawa kecil untuk menutupi blushing nya. Ia tidak tau ada orang yang geram dan sedang ingin membunuh Matt saat ini.

"Aku ada satu pertanyaan untuk mu, dan kamu harus menjawabnya" kata Matt.

Taufan menatap Matt sambil memiringkan kepalanya, ia tidak mengerti.

"Apa?" Taufan memutuskan untuk bertanya.

Taufan POV

Aku tidak tau apa yang akan ditanyakan Matt, yah semoga saja ini tidak buruk

"Bisakah aku menggantikan posisi Halilintar sialan itu?"

Heh? Menggantikan Hali? Maksudnya? Kenapa aku gak paham sih?

"Maksud kamu?" Tanya ku.
"Taufan, stop pikirin Hali terus. Dan biarkan aku yang mengisi hatimu" katanya.

What!! Aku belum siap untuk membiarkan orang lain mengisi hatiku. Selamanya, hanya miliknya seorang.

"Maaf Matt, sepertinya aku bukan orang yang tepat" kataku.
"Kau orang yang tepat, Taufan" jawabnya.

"Tapi aku tidak menyukaimu-- Stop Matt, jangan memaksa aku!!"

"Tidak Taufan!! KAU MILIKKU!!"

--------

Lanjut??

You Are Mine Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang