The Last

1.8K 81 29
                                    

"ARTHUUR..! KYAA,, dia sangat Tampan.."

Arthur memacu motornya menuju mansion milik keluarganya. Telinganya bisa tuli karena teriakkan teman-teman perempuannya.

"Mom,,, aku pulang..!"

"Kakak..!"

Seorang gadis kecil berlari menuju kakaknya, Arthur tersenyum dan menggendong adiknya. Alycia, atau kerap ia panggil Alee memeluk erat kakaknya.

"Kak, tadi aku bertemu dengan teman kakak. Dia sangat cantiik,, sekali"

"Oh ya? Siapa namanya?"

"Entahlah, tapi dia bilang dia pacar kakak"

"Ew.. bahkan kakak tidak mempunyai pacar sama sekali. Apakah dia berambut blonde?"

"Iya, kak. Matanya biru, cantik sekali"

Arthur memutar bola matanya, pasti itu adalah salah satu fans girl nya. Layaknya seperti Halilintar saat SMA, Arthur pun juga seperti itu, tapi sayangnya Arthur masih duduk di bangku SMP.

Ia mempunyai banyak fans girl, karena ketampanan yang diturunkan Halilintar kepada nya.

"Ingat, Alee.. jangan percaya pada siapapun yang berkata itu pacar kakak. Mengerti?"

Alee mengangguk dan kembali memeluk kakaknya, Arthur melihat Taufan yang baru saja keluar dari dapur dengan membawa segelas orange jus.

"Kau dari sekolah, Arthur?"

Arthur meraih jus yang dibawa momy nya dan meneguknya sampai habis.

"Ya, mom. Aku rasa aku harus periksa telinga ku, apakah ada kemungkinan aku akan tuli atau tidak"

"Memangnya ada masalah apa dengan telinga mu?"

Arthur menghela nafasnya kasar, ia menjatuhkan tubuhnya di sofa dan berdecak kesal.

"Ck, mereka selalu berteriak-teriak saat aku berjalan di koridor sekolah. Bahkan mereka membuntuti aku sampai depan rumah, terkutuklah mereka..! Bahkan mereka mengirimi surat-surat berwarna merah muda yabg sangat menjijikkan... Ew"

"Hahaha, kau sama seperti Halilintar dulu"

"Apa Dady tidak tuli dengan semua itu?"

Taufan tertawa kecil, ia duduk di samping putranya. Ia tahu Arthur akan mempunyai sifat yang menurun dari Halilintar.

"Tidak, karena dia mengabaikannya"

Arthur menghela nafasnya panjang dan menyandarkan tubuhnya di sofa. Ia melihat ke arah jam dinding yang tergantung atas tembok ryang keluarga.

"Apa dady tidak punya waktu luang untuk kita?"

Senyum Taufan tertahankan, ia menyandarkan kepalanya pada Arthur.

"Arthur, kau tahu kan? Dady mu sangat sibuk. Pasti dia akan memiliki waktu kosong dengan kita. Percaya lah.."

"Apa itu benar mom? Kau yakin?"

Taufan tersenyum lembut dan mengusap puncak kepala Arthur.

"Ya, mom sangat yakin"

Taufan berdiri dan menggendong Alee yang asyik bermain sendiri. Dapat terlihat jelas jika Alee cemberut karena Taufan menggendong nya tiba-tiba.

"Mom, aku belum selesai bermain.."

"Baiklah, tapi setelah ini kau mandi ya? Momy akan mengajak kalian ke toko buku"

"Dengan Dady?"

"Er-- tidak tahu. Pokoknya kalian cepat mandi, ok?"

Arthur berlari menaiki anak tangga, dan menuju kamarnya. Taufan memilih kembali ke dapur dan menyiapkan makan malam.

You Are Mine Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang