~Thirteen~

1.3K 103 8
                                    

Warning: typo bertebaran, OOC, OC, no robot, no alien, no power

Enjoy the story....
_______________________________________________

"Fang!! Air!! Sini.."

Taufan melambaikan tangannya, Gempa menyadari bahwa Taufan sedang memanggil Fang dan Air untuk bergabung dengan mereka. Wajah Gempa semakin merah, ia menundukkan kepalanya saat tau Fang mengambil tempat di sampingnya.

"Yo Fan!"

Mereka lalu bertos ala mereka dan kemudian duduk.

"Ada apa? Hali sedang tidak bersama kita hari ini" kata Air sedikit menyindir.
"Iya iya aku tau" Taufan lalu memutar otaknya untuk mencari topik pembicaraan.

"Eh Gempa. Fang nya gak di sapa?"
"Ap- apa? Si- siapa?"

Gempa mulai gugup dengan pertanyaan Taufan, wajah nya memanas sekarang.

"Si Fang, landak ungu sok populer yang jadi pujaan hati kamu itu lho"

"Uhuk... uhuk..."

Fang tersedak saat memakan Mashed potatoes nya setelah mendengar perkataan Taufan.

"Kau bilang apa tadi?"

Air rupanya tidak terlalu mendengar ucapan Taufan yang cepat tadi.

"Aku bilang... Api kesal karena kau tidak peka dengannya, kau tau kan Api mencintaimu"

"Uhuk uhuk.. maaf aku harus pergi"

Air melangkahkan kakinya keluar ruang makan.

"Aneh-aneh saja. Fang? Gempa? Kalian baik-baik saja?"

Wajah Fang dan Gempa sama-sama me merah.

"Tidak apa-apa. Taufan aku tinggal dulu ya?"

Gempa berusaha tersenyum untuk menutupi malu, tapi hasilnya ia malah tersenyum kikuk.

"Ya baiklah"

Taufan hanya membalas dengan senyuman kemenangan karena telah mengerjai mereka bertiga.

"Oh ya Fang, kau tidak mengakui perasaan mu itu pada Gempa?"

"Yang benar saja, sejak kapan aku suka dengan dia?"

"Benarkah? Kalau begitu aku akan bilang pada dia seperti ini 'Gempa, Fang menolakmu mentah-mentah. Bahkan dia lebih memilih pindah sekolah dari pada bertemu dengan mu' dan kau bisa membayangkan ekspresi wajahnya bukan"

Fang mulai membayangkan ekspresi wajah Gempa yang menangis dan anti terhadapnya.

"Tidak, jangan katakan hal itu padanya."

"Kalau begitu akui kalau kau menyukainya"

"Hufft.. baiklah, aku menyukai dia"

"Nah, begitu... sekarang kau ikuti Gempa dan nyatakan cinta mu padanya?"
"Harus?"

Fang memicingkan sebelah matanya.

"Iya. Udah cepetan kejar Gempa!"

Fang lalu mengangguk dan segera menyusul Gempa.

"Keduanya sama-sama tidak peka"

Taufan menggelengkan kepalanya. Ia menatap ponselnya, ia ingin sekali menghubungi Hali.

Ia menghembuskan nafasnya, lalu memencet nomor Hali.

"Kumohon angkatlah, aku merindukanmu"

Taufan berjalan keluar dari ruang makan dengan tangan yang masih memegang ponsel.

"Yess... tersambung"

Taufan lalu masuk ke dalam lift.

"Halo, ada apa dear?"

"Tidak ada apa-apa. Aku cuma rindu suara mu"

"Oh begitu... dear, apa kau sudah makan?"

"Ak- aku sud-"

"Aku tau kamu belum makan, kamu hanya mengutak-atik makanan mu saja. Sekarang kamu makan, tidak ada kata penolakan"

"Tapi aku sudah kenyang. Aku hanya merindukanmu, hari ini sangat sepi tanpamu"

Taufan lalu keluar lift dan menuju ke rooftop gedung sekolah.

"Iya aku tau kau tidak biasa sendiri tanpa pangeran mu ini"

"Kau benar sekali Hali. Ee... Hali? Apa aku mengganggu mu?"

"Tentu saja tidak, kau tidak mengganggu ku"

"Baguslah, aku ingin bertanya padamu" Taufan menghembuskan nafasnya.

"Apa?"

"Apa kau masih marahan dengan kakak mu?"

"Memangnya kenapa?"

"Ya... tidak ada, hanya saja kalian harus segera berbaikan"

"Kau yakin? Mereka yang telah melukai mu, mencederakan mu hanya dengan alasan yang sepele. Aku tidak bisa menerima itu, dan satu hal lagi, pasti mereka belum meminta maaf padamu"

"Aku sangat yakin. Mungkin itu adalah alasan yang sangat sepele bagi mu, tapi bagi mereka? Kak Kaizo bahkan sangat marah saat kau menyebut nama Rania di depannya. Memang aku sempat marah saat itu, tapi aku tau Kak Kaizo tidak sepenuhnya bersalah, ia hanya kecewa karena kau melupakan janji untuk selalu setia pada Rania. Kak Kaizo sangat mencintai Rania, dia rela melakukan apapun untuk kebahagiaan Rania walaupun Rania sudah tidak ada"

"..."

Hali terdiam sejenak kemudian nulai berkata lagi.

"Baiklah, aku akan segera berbaikan dengannya. Dan juga mungkin aku akan segera melupakan masalah yang tang terjadi antara kau dan Kakak-kakak ku"

Taufan tersenyum tipis walaupun Hali tidak akan bisa melihatnya karena jarak yang berbeda.

"Thanks, Hali..."

"Your welcome dear..."

"Hali kamu segera istirahat ya. Besok kan masih ada babak final, aku doain semoga berhasil"

"Makasih dear... kamu juga istirahat, besok ada lomba di Freddy Academic kan?. Aku juga doain semoga berhasil"

"Iya, makasih Hali..."

"Luka kamu udah baikan?"

"Udah agak baikan sih. Mungkin besok juga baikan"

"Ya sudah kalau gitu. Eee... dear udahan dulu ya telfon nya. Aku ada TM buat besok"

"Ya udah gak apa-apa. Bye.."

"Love you dear"

"Love you to Hali"

Klik..

Taufan mengakhiri telefonnya dengan Hali, ia baru sadar jika sudah sampai di atas rooftop. Disini adalah tempat kesukaan mereka, kadang mereka hanya sekedar menikmati udara.

Kadang juga Hali melepaskan amarahnya disini. Tanpa terasa air mata Taufan mengalir. Ia sangat merasakan kesepian saat ini, hari-hari nya tidak biasa sunyi tanpa perdebatan konyol diantara mereka.

________________________________________________

Hai... mau tanya nih, K.S.U boleh gak di hiatus in sementara?

Kalau boleh hari Minggu author bakalan update cerita yang terakhir sebelum hiatus.

Oh iya, btw ditunggu Vomment nya loh...

Bye..

~Girl Warrior

You Are Mine Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang