~Ten~

1.6K 110 2
                                    

Hali sadar bahwa dirinya sedang diperhatikan oleh Taufan. Ia lalu berhenti sejenak. Ia menoleh pada Taufan. "Apa aku setampan itu, sampai kau tidak berkedip saat melihatku" goda Hali.

Taufan sadar bahwa ia sedang memperhatikan Hali. Ia lalu mengedarkan pandangannya, wajahnya kini memanas dan sudah semerah tomat .

Seragam mereka sudah basah karana hujan yang mengguyur mereka. Hali kini menatap lekat wajah Taufan.

Hali POV

Wajah cantik dan manis mu selalu sempurna saat kau tersenyum. Aku suka jika kau sedang tersenyum ataupun sedang blushing karena aku. Kepribadian mu membuatku semakin tertarik padamu.

Aku tidak salah jika memilih mu menggantikan posisi Rania di hatiku. Kau selalu sukses membuat ku menuruti keinginan mu yang bertolak belakang dengan sifat ku.

Aku mencintaimu sepenuh hatiku, aku menyayangimu sepenuh jiwa dan raga ku. Aku tidak ingin melihat mu terluka, aku tidak ingin melihat mu menangis. Aku hanya ingin melihat mu bahagia dan tertawa.

Kau sudah menggoreskan pesona mu di hatiku. Aku sangat suka dengan caramu membuatku tersenyum, aku suka caramu mengerjaiku, aku suka semua tentang mu. Dan aku paling suka caramu membuatku semakin mencintaimu.

Akan aku ungkapkan perasaan ini padamu. Aku hanya ingin kau jadi milikku seorang, agar aku bisa memastikan bahwa kau selalu bahagia.

Hali POV end

Taufan merasakan bahwa Hali sedang menatap dirinya. Ia memberanikan dirinya untuk mendongak dan menatap Hali.

Mata mereka saling bertemu, Taufan terpaku dengan iris ruby berkilau milik Hali. Ia merasakan hembusan nafas Hali mengenai pipinya. Wajah Taufan semakin memanas saat Hali mendekatkan wajahnya dan tersenyum.

"Apa kau tau? Kau sangat mirip sekali dengan Rania" kata Hali dengan nada lembutnya membuat jantung Taufan berdebar keras. Semoga saja Hali tidak mendengar suara detak jantung Taufan.

"Ap -- apa yang mirip?" Tanya Taufan gugup.
"Kalian sama-sama cantik, bawel, cerewet, manis, dan sama-sama keras kepala" kata Hali.
"Kadang aku merasa bahwa kau kembaran nya Rania" kata Hali lagi.

Taufan tidak bisa berkata apa-apa, ia hanya mendengarkan perkataan Hali.

"Terimakasih kau sudah datang di dalan hidup ku. Kau membuat hidupku lebih berwarna, aku suka caramu membuatku tersenyum. Karena kau, aku bisa belajar menghargai. Terimakasih" kata Hali.

Pipi Taufan memanas, ia tersenyum pada Hali. "Sama-sama. Aku juga berterimakasih padamu karena sudah mau memperhatikan aku, aku sangat bersyukur dapat bertemu dengan mu" kata Taufan.

"Taufan... aku hanya ingin kau tau..." Hali menggantungkan kalimatnya, ia menghembuskan nafasnya. Dilihatnya wajah Taufan mulai tampak semakin merah, ia menyeringai sebentar lalu melanjutkan kalimatnya.

"Aku sayang kau, aku sangat mencintaimu. Kau selalu menari-nari di pikiranku, aku ingin melihat mu bahagia, dan aku ingin aku yang membuat kebahagiaan itu untuk mu" kata Hali semakin mendekatkan wajahnya ke wajah Taufan.

Jantung Taufan seakan berhenti berdetak, ia terhipnotis oleh perkataan Hali. Ia lalu tersenyum, dan diam sejenak.

"Aku juga, aku juga sangat mencintaimu sepenuh jiwa dan raga ku. Aku hanya ingin kita selalu bersama, aku ingin menghabiskan waktuku bersamamu. Aku mencintaimu Hali..." kata Taufan.

Hali tersenyum penuh kemenangan mendengar jawaban Taufan, ia menempelkan dahinya ke dahi Taufan. Ia merasakan nafas Hali yang memburu, ia suka aroma lemon parfun milik Taufan.

You Are Mine Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang