~Six

1.4K 104 3
                                    

Pairing: HalixTaufan

Warning: typo bertebaran, OOC, OC, no robot, no alien, no power, no yaoi. Kurang dari tiga belas tahun silahkan cari cerita lain.

____________________________

"Ya begitulah, sudahlah aku akan pergi ke kelas dulu" kata Hali meninggalkan Thorn.
_______________________

Hali melihat kelas sedang kosong hanya Taufan yang sedang menundukkan kepalanya di meja.

Hali menghampirinya dan duduk di bangku sebelah nya.

"Kau kenapa?" Tanya Hali.

Mendengar suara itu Taufan lalu mengangkat kepalanya dan menatap Hali.

"Aku tidak apa-apa. Permisi" kata Taufan berdiri dan akan meninggalkan Hali, tapi tangannya ditahan oleh Hali yang kini sudah berdiri di belakangnya.

"Tolong lepaskan tanganku" kata Taufan.

"Tidak akan" kata Hali.

Ia lalu menarik Taufan dalam dekapannya, Taufan hanya menunduk. Tangan Hali memegang dagu Taufan lalu menghadapkan nya ke wajah Hali.

"Kenapa? Kau selalu menjauh dariku? Apa salahku sampai kau bersikap dingin padaku?" Tanya Hali.

"A.. aku.. tidak bisa memberitahu hal itu padamu" kata Taufan.

"Kau... apa yang kau rahasiakan?! Kenapa kau sangat berat memberitahu ku?! Ada apa denganmu?!" Bentak Hali.

Taufan tersentak ia menangis dan mencoba memberontak dari pelukan Hali, namun hasilnya nihil, ia tidak bisa melawan lengan kekar sang atlet bela diri.

"Maaf Hali.. hiks.. aku sudah berjanji pada Kak Ice. Aku hiks.. sudah berjanji untuk menjauhi mu" kata Taufan menangis.

Hali sadar bahwa Taufan takut terhadap bentakannya tadi ia kini memeluk Taufan dan mengelus rambut nya dari belakang.

"Maaf sudah membentakmu, tapi untuk apa Kakak mu itu menyuruh mu untuk menjauhi ku?" Kata Hali.

"Demi keselamatan ku" jawab Taufan.

Hali lalu melepaskan pelukannya dan menatap lekat wajah cantik Taufan yang sedang menangis, rasanya ia tidak tega melihat orang yang dicintainya menangis.

"Sudahlah jangan menangis lagi, aku akan selesaikan masalah ini. Keselamatan mu tanggung jawabku" kata Hali.

Saat Hali hendak pergi Taufan menarik tangan Hali. Hali terkejut dan segera berbalik menghadap Taufan.

"Jangan sampai kak Ice terluka" kata Taufan takut.

Hali mengerti bahwa Taufan takut jika ia gagal mengawal emosinya. Ia memandang Taufan, saat ini Taufan masih dengan raut wajah yang takut dan gelisah.

Hali kemudian memeluk Taufan lagi. "Aku tau kau takut jika aku gagal mengawal emosi ku, kau tak usah takut, aku tidak akan melukai kakakmu. Aku berjanji" Hali membisikkan kata-kata itu pada telinga Taufan dengan nada yang lembut.

Hali lalu mengelap air mata Taufan. Wajah Taufan kini sudah merah sepenuhnya, wajahnya lebih merah lagi saat Hali tersenyum padanya dengan jarak yang cukup dekat. Taufan bahkan bisa merasakan nafas Hali.

"Aku berjanji tidak akan mengecewakan mu" kata Hali melepaskan pelukannya.

Taufan terpaku mendengar kata-kata Hali, ia tersenyum memandang Hali yang kini sudah pergi meninggalkan dia.

"Kau... bisa-bisa saja berkata seperti itu. Huh... kau slalu sukses membuat jantungku berdegup kencang" kata Taufan tersenyum miris.

Tanpa ia sadari dua pasang mata ternyata telah melihat kejadian antara Taufan dan Halilintar tadi, amarah keluar dari dalam dirinya siapa lagi kalau bukan kakak Halilintar, yaitu Blaze dan Kaizo.

"Akan ku peringatkan Ice nanti saat dikelas. Aku sudah menyuruhnya untuk bilang pada Si Sapphire untuk menjauhi Hali, tapi kenapa dia malah semakin mendekat kepada Hali" kata Blaze meledak.

"Ayo kita kekelas sekarang kesabaran ku sudah habis" kata Kaizo.

"Akan kutunjukkan padanya jika dia tidak menuruti kata-kata ku" kata Blaze lalu pergi ke kelas nya.

~Skip~

Blaze dan Kaizo berjalan mendekati du gadis yang sedang mengobrol bersama, yaitu Ying dan Ice.

"Ku pikir kau sudah melakukan tugas mu bodoh." Bentak Blaze pada Ice.

"Aku memang sudah melakukannya. Dan jangan panggil aku bodoh mengerti" jawab Ice.

"Oh ya?! kau sudah melakukan tugas mu?! Hebat sekali. Lalu kenapa tadi aku lihat Taufan dan Halilintar berpelukan?! Dan kau anggap kau tidak bodoh karena tidak melakukan tugas mu" bentak Blaze sarkastik.

"Ap- apa yang kau katakan?! Tidakkah kau mengerti bahwa mereka saling mencintai?! Kau sebagai kakak yang baik seharusnya mendukung keputusan terbaik untuk adikmu bukan malah membuat keputusan yang bisa melukai perasaan adikmu" kata Ice menunjuk-nunjuk wajah Blaze.

"Aku tidak perduli pokoknya aku tidak mau melihat kejadian seperti itu lagi. Dan lagi jangan sampai dia berjalan sendirian di taman belakang sekolah nanti, atau kau akan tahu akibat dari perbuatan nya" kata Blaze mengancam.

"Kau benar-benar sangat kejam" kata Ice.

Blaze hanya memutar matanya dan pergi mengajak Kaizo.

"Kau anggap itu sebagai ancaman?" Tanya Ying.

"Tidak kali lini aku serius, aku menganggapnya sebagai ancaman aku harus segera menemui Taufan" kata Ice.

"Tunggu dulu" kata Ying.

"Kenapa?" Tanya Ice.

"Kita harus menunggu sampai long time tiba" kata Ying.

Ice mengangguk pasrah dan kembali mengobrol hal lain dengan Ying.

~OoOoO~

Hali menghampiri kelas kakak nya yaitu kelas XII Chinese -1. Ia tidak mendapati ada kakaknya disana hanya ada Ice dan Ying.

Hali kemudian masuk kelas itu tanpa permisi, ia lalu menggedor meja milik Ice.

Braak...

"Apa yang kau lakukan?!" Tanya Hali membentak.

"Apa yang kau maksud?!" Tanya Ice.

"Apa kau begitu marah kah pada ku, sampai membuat adik sepupu mu menangis?!" Jawab Hali kasar.

"Ap- apa yang kau maksud?! Kapan aku membuat Taufan menangis?!" Bentak Ice.

"Tadi dia menangis, kau tau?! Kau menyuruhnya menjauhi ku, dengan alasan demi keselamatannya💢💢 apa Kau pikir aku tak bisa melindungi dia?! Aku bahkan rela mengorbankan nyawa ku untuk melindungi dia. Maaf, tapi kenyataannya aku mencintai Taufan" jawab Hali emosi.

Ice terpaku dengan jawaban Hali tadi, ia sekarang mengetahui jika Hali dan Taufan saling mencintai.

"Ti- tidak mungkin, Taufan menangis gara-gara aku, jika kau mencintai Taufan, Maka tolong jaga dia. Jangan biarkan dia pergi ke taman belakang sekolah sendirian. Dan aku berharap banyak dari mu" kata Ice.

"Apa yang akan terjadi pada Taufan?!" kata Hali.

"Aku tidak bisa memberitahu mu tanyakan saja pada ka-"

"Sial" ucapan Ice terpotong oleh Hali yang sudah berlari meninggalkan kelas itu.

______________________________

Halo ^_^ ketemu lagi dengan author kece badai ini... *readers muntah*

Bagaimana pendapat Anda setelah membaca cerita ini?

Saya berharap tanggapan kalian adalah tanggapan positif yang membuat author semangat menulis.

Terserah kalian kalau begitu, yang penting selalu vote and comment

Bye...

~RedStyle

You Are Mine Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang