~Two~

2K 118 4
                                    

Kau Spesial Untukku

"Jadi..."
"Halilintar?!"

Teriak kecil Api dan Gempa bersamaan. "Kenapa sih kalian terriak kaya gitu?" Tana Taufan. " 'dia' yang dimaksud di kaca cermin mu itu adalah Halilintar. Karena tadi siang kau di gendong Hali ala bridal style ke RS, dan mungkin selama dari lapangan Karate ke RS ada fans berat Hali yang melihatnya dan cemburu" kata Gempa mengambil kesimpulan. "Kau benar, tapi siapa?. Kita tidak bisa membiarkan ini terjadi seterusnya. Kasihan Taufan jika teror ini sudah melewati batas normal nya " kata Api. "Udahlah kita jadi pergi ke mall gak?" Tanya Gempa. "Gak jadi. Aku lagi gak mood. Kalau kalian tetap ingin pergi, aku akan bilang ke Kak Ice dan Kak Ying kalau kalian pulang telat." Kata Taufan cemberut. "Ya udah deh Fan. Kamu jadi nitip gak?" Tanya Api. "Gak jadi deh." Kata Taufan. "Aku kita pergi dulu ya Fan. Nanti ketemu lagi di asrama" kata Gempa dari kejauhan. "Huh... siapa sih yang ngelakuin ini?" Kata Taufan di dalam hatinya. Ia kemudian mengunci lokernya dan pergi karena sekolah juga hampir sepi tinggal beberapa murid yang masih disekolah. Mungkin tempat yang paling ramai sekarang adalah lapangan futsal di sekolah, padahal jam menunjukkan pukul setengah sembilan malam.

Saat Taufan melewati lapangan Karate masih nampak ada lampu yang menyala disana. Tapi hanya satu orang yang sedang latihan. "Hali..." kata Taufan pelan. "Aku harus menjauh dan menghilangkan sifat feminim ku ini. Mulai sekarang hanya latihan biasa yang akan aku dan Hali lakukan. Demi tiada kecemburuan orang lain (baca:penggemar Hali). Ini dirimu yang baru Taufan semua orang akan melihat dirimu yang baru besok. Dan mungkin aku akan mengurungkan niatku untuk mempermalukan Halilintar." kata Taufan di dalam Hati.

Ia melihat Hali sedang memukul-mukul dan menendang pohon yang ada di sana, niat Taufan untuk menjauhi Hali batal ketika melihat buku-buku jari Hali berdarah dan beberapa luka lecet di kaki Hali. Ia segera mengambil kotak P3k yang ada di dinding depan lapangan Karate. Taufan kemudian masuk ke area lapangan dan menemui Hali disana.

"Ngapain masih disini?"

Tanya Hali dingin dan berhenti memukul pohon. Hali membelakangi nya tapi ia tetap tau jika ada yang datang. Hali kemudian menghadap ke belakang dan mendapati Taufan yang membawa kotak P3k. Hali seakan paham apa yang disuruh oleh Taufan ia kemudian duduk dan mendekat ke Taufan. Dengan sigap Taufan duduk dan membuka kotak itu. Ia membersihkan darah yang ada di buku-buku jari Hali. Kemudian menutup lukanya dengan hansaplast. Ia kemudian dengan teliti membersihkan darah di kaki Hali dan menutup nya dengan hansaplast. "Selesai" Taufan membereskan kotak P3k dan menutupnya, ia lalu pergi tanpa ada sepatah katapun keluar dari mulutnya.

"Kenapa?" Tanya Hali. "Ucapan terima kasih, karna kau tadi sudah mau membantuku" kata Taufan tersenyum. "Makasih" kata Hali pelan. "Tapi mulai saat ini kau jangan membantuku lagi" kata Taufan pelan dan meninggalkan Hali.
'ada apa dengannya?' batin Hali saat ini.
~OoOoO~
Taufan POV

Mentari belum tampak hawa dingin menusuk kulitku, kegiatan hari ini adalah bugar pagi. Aku bergegas ke kamar mandi dan membasuh muka ku. Kemudian mengangkat air wudhu dan bergegas menunaikan shalat subuh. Selesai shalat aku mengganti piyama ku dengan training hitam kaos berwarna abu-abu dan jaket berwarna ungu. Aku menyisir rambutku dan mengikat rambutku. "Taufan kau mau kemana?" Tanya Ice saat aku keluar dari kamar tidur. "ya mau lari lari lah. Kan ada jadwal bugar pagi kak" kata Taufan. "Oh iya aku mau senam di luar" kata Ying. "Ya udah aku pergi dulu kak Ying" kata Taufan membuka pintu asrama. "Ok hati hati ya" kata Ying diikuti dengan suara pintu menutup.
~OoOoO~
Aku keluar dari gedung dan berlari keluar. "Ke kompleks sekolah ah ke lapangan atletik" kata Taufan kemudian berlari menuju lapangan atletik. Tapi hari itu bukan keberuntungan baik bagi Taufan, ia di hadang oleh 2 siswi yang menarik tangan Taufan. "Hei apa apaan ini" bentak Taufan. "Hei diam kau dasar adik kelas gak tau diri" kata siswi yang bersurai pirang. "apa salahku? Siapa kalian" tanya Taufan membentak. "Salah lo? Lo itu sok akrab sama Halilintar anak pak Ferdinand. Lebay banget, minta gendong segala lagi" kata siswi yang bersurai hitam. Aku memilih diam, mereka menarikku ke taman belakang sekolah. Disana tempat yang indah dan ada pohon yang tinggi tapi jarang ada yang kesana karena harus melewati lorong yang gelap. "Ini hukuman lo gara-gara sok akrab sama Halilintar." Kata kakak kelas itu lagi.

You Are Mine Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang