GENIE [WENGA]✔

AWAL MULA

Jawa, Tahun 1307

Dahulu kala di sebuah kerajaan Ehalay, ada seorang gadis cantik berumur 20 tahun. Ia dari keluarga yang sederhana, ayah dan ibunya bekerja sebagai pedagang mie ayam, sedangkan kakak laki-lakinya adalah seorang Panglima di kerajaan Ehalay.

Gadis itu memiliki paras yang cantik nan menawan, ditambah dengan sifatnya yang ramah dan periang, namun tak jarang ia menampilkan sifat manja dan kekanak-kanankannya hingga membuat semua orang yang dekat dengannya merasa betah dan gemas dengan tingkahnya.

Setiap hari gadis yang akrab di panggil Seungwan/Son Seungwan putri dari Tn. Son dan Ny. SOn itu ikut membantu orangtuanya berjualan di kedai mie ayam.

Suatu ketika ia disuruh ibunya mengantarkan makanan untuk kakak satu-satunya ke istana kerajaan. Ini adalah pertama kalinya Seungwan masuk dan menginjakkan kakinya di dalam kerajaan yang sangat berjaya dari tahun-ketahun.

Sebenarnya sangat mudah ia masuk kedalam istana kerajaan karena semua prajurit yang berjaga sudah tau siapa Seungwan, namun ia dilarang mendekat ke istana oleh kakaknya yaitu Son Minho.

Ia berjalan mengelilingi istana untuk mencari keberadaan kakaknya. Sesampainya di halaman belakang langkah Seungwan berhenti ketika ia melihat sosok kakaknya yang sedang berlatih pedang dengan seorang laki-laki yang berperawakan lebih pendek dari sang kakak.

"OPPAAA" Seungwan berteriak memanggil kakaknya.

Sontak semua yang berada di halaman belakang berhenti dari aktifitasnya kemudian mengalihkan pandangannya ke Seungwan, sedangkan yang berteriak hanya tersenyum tanpa dosa.

Minho yang sudah merasa malu dengan kelakuan adiknya itu pun segera membungkuk kepada laki-laki yang berada di depannya untuk meminta izin menemui adiknya yaitu Seungwan.

Dengan raut wajah yang kesal Minho berjalan mendekati Seungwan, "Siapa yang kamu panggil Oppa? Aku belum setua itu untuk kau panggil Oppa? Jangan pernah panggil aku seperti itu lagi, kau dengar?" Minho memandang kesal kepada Seungwan.

"Iya iya maaf, sepertinya abang memang kudet karena terlalu sibuk dengan pedang kesayanganmu itu. Nih ya bang, dalam bahasa korea Oppa itu panggilan untuk perempuan yang lebih muda ke laki-laki yang lebih tua, bukan oppa yang kakek-kakek itu"

Minho menatap tajam Seungwan menandakan bahwa ia tidak suka dengan kelakuan adiknya yang terlalu lebay.

"Terserah! Yang jelas jangan panggil aku seperti itu lagi, biasanya juga manggil abang kenapa sekarang sok-sokan manggil oppa. Kemakan drama korea ya gitu jadi aneh-aneh kelakuannya" ucap Minho.

"Jadi mau apa kemari?" tambahnya.

"Iya bang, aku minta maaf. Eung, ini tadi ibu nyuruh aku bawain makanan ke abang, soalnya tadi pagi kan abang belum sarapan?" Seungwan menyerahkan bungkusan yang ia bawa kepada kakaknya.

Minho mengambil bungkusan tersebut lalu menaruhnya di atas kursi yang terbuat dari batu.

Gak ada sofa.
Batu pun jadi.

"Ohh, yaudah kamu cepet pulang sana bantuin ayah sama ibu, jangan keluyuran di pasar ntar di cul-" kata-kata Minho terpotong karena seseorang memanggilnya.

"Panglima Minho" panggil seseorang.

Langsung saja Minho berdiri dan membungkukkan tubuhnya dan kembali berdiri tegak.

"Ada yang perlu di bantu Pangeran?" tanya Minho yang sukses membuat Seungwan membulatkan matanya tak percaya.

Pangeran?
PANGERAN?
Dia Pangeran?
Yakin?
Kok Pangeran bantet?