[FAZZA] People Say

12.1K 368 5
                                    

#Fazza

"Subhanallah. Lihat siapa tuh. Apa dia malaikat atau bidadara nyasar ya?" Kata sekelompok gadis Blonde di waiting room airport.

Bukan sekali dua kali aku dengar pujian seperti itu dari wanita yang melihat ku. Tidak di Inggris tidak pula di Dubai, mereka sama saja.

Gumam Hamdan dalam hati. Dia menyenderkan tubuhnya yang letih di ruang tunggu VIP bandara, menunggu paman Saeed muncul. Puluhan pasang mata seperti menontonnya dibalik tembok kaca ruang tunggu, seakan ada alien didalamnya. Hamdan merasa risih di tonton seperti itu, dia bangkit dan berlalu sambil mencoba melempar senyum seramah mungkin. Dia memutuskan untuk langsung ke mobilnya dan menunggu pamannya disana.

Apa sih yang mereka lihat dariku? Aku sama seperti pria lainnya. Tak ada yang istimewa, ya kecuali nasibku ini.

Kata Hamdan dalam hati saat masuk ke mobilnya. Di driver seat ada pengawalnya Ahmad yang sudah dianggap pamannya sendiri. Dia hanya tersenyum melihat ekspresi badmood sang pangeran.

"Apalagi sekarang paman? Diluar mereka, disini kau. Kemana aku harus pergi sekarang, Huh?" Tanya Hamdan lesu

"Tidak, aku tau kenapa kau unmood begitu. Mr. Saeed akan membawakan sesuatu jika kau lapar" Jawab Ahmad sambil terkekeh.

"Paman, apa kalau aku bukan anak seorang emir mereka semua akan tetap begitu padaku?" Tanya Hamdan.

"Ya tentu saja. Lihat dirimu, kau ini Hamdan sang pewaris tahta dan kau juga Fazza si Tampan yang romantis" Jawab Paman Ahmad menggodanya.

"Ayolah, aku serius, Paman. Kemana harus kubuktikan ucapanmu itu?"

"Hmm maksudmu tuan muda?" Ahmad heran tak mengerti.

"Ya, kemana aku harus mencari seseorang gadis yang tidak mengenalku sebagai Hamdan? Aku tak ingin selalu dikagumi, Paman."

"Agak sulit sih, tetapi kurasa gadis suku pedalaman hutan di Indonesia patut dicoba Ha ha ha ha..." Pamannya terus saja meledeknya.

"..." Hamdan semakin BT. Dia hanya mendengus.

"Hey, ini bukan masalah kau sebagai Fazza atau Hamdan dan bukan pula gadis kota atau suku pedalaman, anak muda. Ini masalah hati, bagaimana dia menerima mu dari hati dan sepenuh hati" Akhirnya pamannya berkata bijak juga. Hamdan hanya diam melamun ke luar jendela mobil G Classnya itu.

"Walau suku pedalaman, kalau dia tau kau ini pangeran dia pasti akan mengejar mu hingga Burj Khalifa Ha ha ha ha ha.." Ternyata mulai lagi.

"Tidak lucu paman" -_-

Cekreekk (Pintu mobil depan dibuka)
Paman Saeed masuk dengan 3 cup Starbucks. Hamdan langsung menyambar satu dan menyeruputnya.

"Hey, Ahmad kau menggodanya lagi ya?" Ahmad hanya terkekeh.
"Sheikh, kau dapat salam dari para waitress dan pengunjung disana tadi. Mereka semua menanyakanmu sampai-sampai aku.." Hamdan menginterupsi,

"Sudahlah paman, aku bosan mendengarnya. Rasanya aku tak ingin keluar rumah saja. Muak" Katanya sambil meneruskan meminum tegukkan terakhir kopinya. Saat hendak membuang cupnya, dia melihat tulisan..

To : Sheikh Hamdan my future Husband ❤

Menggelikan!

Dalam hati dia kesal, muak, lelah berbasa-basi dan berpura-pura menikmati kehidupannya sendiri. Astagfirullah, seharusnya dia bersyukur pada Allah atas takdir dan tanggung jawab yang dia berikan ini.
Hamdan mengambil handfreenya dan memutar play list berjudul 'secrets'. Isi playlistnya lagu-lagu fav hamdan, Jazz. Tak ada seorangpun yang tau lagu-lagu fav Hamdan ini. Hanya seseorang dimasa lalunya yang menyebalkan dan Kakak laki-lakinya, Rashid. Kalau Ahmad tau dia pasti akan menertawakannya yang mendengar lagu Jazz. Dia pernah bilang, "kau ini gentleman cocoknya mendengar lagu yang Hardrock bukan yang melankolis semacam Jazz. Aku akan meledekmu kalau kau ternyata suka Jazz Ha ha ha haa" That's why Hamdan menyembunyikanya dari orang lain. Tapi dia tidak pernah menyembunyikanya apapun dari Rashid dan Ibunya, satu-satunya perempuan yang Hamdan percaya saat ini. Sebelumnya ada satu wanita lagi tapi dia sudah lama membuang jauh-jauh gadis itu dari hidupnya, tepatnya di tahun 2013. Ya semua orang tau apa yang terjadi saat itu.

But, i pretty don't care what people say, now. mereka semua sama saja, munafik.
Kata Hamdan.

"Paman, ayo jalan. Aku ingin Sholat Magrib di mansion saja." Perintah Hamdan.
Mobil pun melaju diantara lalu lintas senja di Sheikh Zayed Road. Matahari masih tinggi dan menyilaukan. Hari yang melelahkan setelah Jetlag dari London.
Hamdan dan rombongan kerajaan lainnya ke London selama seminggu kemarin karena ada pertandingan berkuda, Royal Windsor Endurance. Hamdan bersyukur itu acara olahraga kegemarannya dan itu diadakan di desa nan hijau di pinggir Oxford. Jika saja itu acara jamuan kerajaan dengan cipika-cipiki kaku pasti akan lebih melelahkan.
Hamdan memang orang yang energik dan cenderung tidak bisa diam. Dia jahil, suka tantangan, namun penyayang anak-anak dan pecinta binatang. Di London kemarin, dia mengejar-ngejar gerombolan rusa di taman sambil lari sore. Ayahnya sang Emir hanya tersenyum melihat kelakuan anaknya itu.
"Kapan anak itu dewasa. Mengejar-ngejar Rusa, bermain dengan Hammed*. Kapan kau akan bermain dengan anak mu sendiri, nak?" Kata His Highness Sheikh Mohammed nyaris pada dirinya sendiri.
Paman Saeed yang berdiri disampingnya berkata, "Nanti ada waktunya, Tuan."

Saat bosan kemarin, Hamdan pergi ke Torquay, kota pelabuhan di Inggris selatan. Dia bersepeda dipesisir tebing karang untuk menghilangkan penat sebelum singgah di London untuk kunjungan resmi.
Dia menjalani hidupnya seperti air, dia membiarkannya mengalir. Saking santainya, dia sering mendapat teguran karena belum meminang seorang gadispun diumurnya yanh sudah 35 tahun. Padahal dia pun tau, ayahnya saja memiliki 4 istri. Bagi lelaki Arab, jumlah istri merupakan gengsi, semakin banyak semakin keren. Tapi itu tidak berlaku pada Hamdan, dia hanya ingin 1 seumur hidup. Dia berpikir bagaimana bisa dia menanggung istri dan anak-anaknya nanti dengan adil, dan istri mana yang akan ikut dia ke surga kalau dia punya banyak, iya kan? Satu saja cukup, yang penting dia bukan hanya bisa dijadikan istrinya didunia, tetapi juga menjadi bidadarinya disurga. Yang tulus menerimanya saat susah atau saat senang. Yang bisa mendidik anak-anaknya menjadi jalan menuju jannah bagi dia dan istrinya nanti. Tapi, sampai sekarang belum ia temukan gadis yang tepat. Semua gadis hanya terpaut kedudukan dan tahtanya nanti. Hamdan hanya perlu duduk disinggasanah untuk menaklukan seluruh gadis di Dubai, bahkan di dunia. Tapi yang dia cari justru gadis yang membuatnya mengejar-ngejar gadis itu, dia ingin gadis yang melihatnya dari hati bukan dari fisik apalagi tahtanya. Tapi, hal itu sulit sekali dan bahkan tak ada yang tau bahwa kriteria hamdan yang seperi itu. Semua wanita disekitarnya berlomba mempercantik diri dengan berlian, parfum, brand mahal dan tatapan sok anggun yang malah memuakk annya.
Sepanjang jalan dia merenungkan hal itu.

Untuk apa mereka pakai topeng didepanku? Toh, aku takkan pernah menoleh wanita-wanita itu. Munafik! Kapan kau hadir gadis yang kutunggu.

🎶 Jamie Cullum - Lover, you should come over

(26 May 2017)

*Hammed : Mohammed, anak dari kerabat Fazza yang namanya Ahmad Jaber. Anak yang suka main sama Fazza itu, Lho. Gemesin deh mereka berdua kalo udah main omnya kek anak kecil juga jadinya hahaha /soktaubanget^ ^.

 Gemesin deh mereka berdua kalo udah main omnya kek anak kecil juga jadinya hahaha /soktaubanget^ ^

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.





The Only Exception (Sheikh Hamdan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang