Omarology

1.7K 107 2
                                    

#Omar

Omar dan kedua kawannya baru saja sampai di Riyadh saat itu.

"Hey sudah kita bawa saja Luggages ke sana. Kita hampir terlambat." Omar berkata kepada Ali.

"Ya baiklah, eh taxi!" Ali memanggil taxi dan mereka pun menuju ke pusat perbelanjaan dimana acara fashion show tersebut dilaksanakan.
.
.
.

"Permisi.." Omar sampai pada seorang wanita yang tampak seperti crew acara tersebut.

"Ya? Ada yang bisa saya bantu tuan-tuan?" Wanita itu berbalik. Omar yang tadinya mengenakan masker, kacamata dan topi pun melepas kacamata dan masker namun masih mengenakan topi yang menutupi rambut bergelombangnya. Wanita itu membelalakkan mata dan menganga.

"Ya Allah.."

"Saya mau ke backsta- ada apa?" Omar mengerutkan dahi.

"Ka.. kau manusia kan?" Pertanyaan ini membuat Omar berbalik ke arah Ali untuk bertanya.

"Ali, memangnya aku tidak tampak seperti manusia?" Sambil menunjuk mukanya sendiri.

"Hmm ya kau manusia tentunya, meski berwajah malaikat."

"😑 Hmm" Omar berbalik kearah wanita tadi dan mendapati ada 2 wanita lagi yang ada disana.

"Bisa tunjukkan backstagenya? Saya hampir terlambat bersiap."

Sudah ah kenapa sih wanita ini menatapku seperti kucing melihat ikan.

"Y.. Ya.. dengan senang hati tuan tampan." Wanita itu menggiring rombongan kecil Omar ke backstage.
.
.
Semua orang disana sibuk dengan urusan masing-masing. Omar langsung bersiap keruang ganti. 10 menit kemudian dia keluar mengenakan gamis cokelat bata yang menutupi tubuh setinggi 193 cm itu. Sambil membawa sorban miliknya. Rambutnya bergelombang indah namun tidak sampai menyentuh bahu. Kulitnya eksotik khas pria Arab sangat cocok dengan warna bajunya. Tatapannya selalu tajam tanpa dia inginkan. Alisnya panjang dan meliuk tebal dengan indah. Dia juga selalu mencukur rambut wajahnya dengan rapi seakan di cetak.

Kenapa sih aku harus pilek disaat seperti ini? Aku harus kedokter malam ini juga.

Omar menggunakan masker lagi dan menuju ke cermin rias yang dipenuhi orang berlalu lalang. Dia mau menggunakan sorbannya.

"Ehmm permisi nona." Wanita itu bergeser sedikit tanpa melihat Omar, dia masih sibuk dengan peralatan makeupnya. Lalu wanita itu melihat daftar nama ditangannya.

"One more.. Hmm Omar Borkan Al gala. Ada yang bernama Omar Borkan disini?" Dia berbalik kearah keramaian dan berteriak mencari Omar. Padahal dia disebelahnya.

"Saya Omar nona." Wanita itu berbalik dan Omar melepaskan maskernya. Sorban sudah dikenakan rapih di kepalanya.

"Uhhh.. OMG! Kau Omar?"

"Hmm Ya? Kenapa nona?" Omar bercermin lagi. Mencari kesalahan pada dirinya.

"Tidak ada yang salah tuan. Tapi kau tampan luar biasa. Kurasa kau tidak butuh make up sama sekali." Wanita itu tersenyum masih menatap Omar lekat lekat. Omar menjadi risih. Dia meninggalkannya.
.
.
.
Runaway berjalan lancar bagi Omar, setelah selesai akan ada jamuan makan malam untuk para tamu dan model-model akan berbaur. Disinilah biasanya para model mendekati para petinggi dunia fashion agar bisa debut. Omar bukan tipe penjilat seperti mereka. Dia bersama Ali dan satu orang temannya menyudut, menikmati minuman. Tiba-tiba wanita yang tadi dia pintakan tolong menghampiri bersama teman-temannya. Omar tidak suka.

"Hmm maaf nona tatapan kalian membuat saya risih." Omar menyeruput kopi ditangannya dan membuang pandangan.

"Tapi kau pantas dipandang seperti ini Mr. Al gala. Kau luar biasa" Wanita itu melangkah lebih dekat. Omar menjaga jarak.

The Only Exception (Sheikh Hamdan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang