Hyp

2K 134 2
                                    

#Fazza

"Jadi anda juga akan pulang? Kapan ?" Fazza bertanya pada Adam di balcony atas. Siang itu Fazza menjemput Hammed dirumah Honey karena besok anak itu harus kembali sekolah.

"Penerbangan kami malam ini, Hamdan. Besok hari terakhir cuti kami. Lagi pula Gigi sudah menemui temannya."

"Oh begitu. Saya kira kalian tinggal disini dengan adikmu."

Yeayy!! Berarti aku bisa mengobrol dengannya lebih leluasa.

"Ah kuharap kita bisa disini saja. Anak itu belum benar-benar dewasa." Gigi menjawabnya.

"Ya saya juga khawatirkan itu. Apalagi Sean, saya tidak bisa mengawasinya 24 jam." Fazza menambahkan untuk basa-basi.

"Jangan khawatirkan dia, Sheikh. Saya yakin dia bisa jaga diri. Gi, ku rasa Hammed sudah selesai." Gigi langsung bergegas ke kamar Honey, mengecheck Hammed yang sedang mengemasi bajunya.

"Sheikh?"

"Ya, ada apa Adam?" Wajah Adam sekarang tampak lebih serius.

"Jujur saja saya tidak yakin dengan semua ini. Kenapa Honey Sheikh? Apa ada yang tidak saya ketahui?"

Deg..

"Maksudmu.. berita pernikahaan ini? Hmm.." Fazza terdiam cukup lama, termasuk Adam yang menunggu jawabannya.

Sungguh aku tidak tau apa yang harus aku katakan! Kalau aku katakan aku seserius itu, lalu apa yang akan aku katakan ketika 5 bulan ini berakhir? Honey, ya aku suka padanya tapi akan secepat ini aku menikahinya? Apalagi mengingat Honey tampaknya tidak peka sama sekali.

"Hmm ya saya berharap dia jodoh saya. Dia.. sangat berbeda." Fazza tersenyum.

"So, melihat hal ini tampaknya kau juga masih memikirkan banyak hal untuk itu. Maka, pikirkanlah matang-matang Sheikh." Adam menyenderkan bahu di kursi.

"..." Fazza memilih diam saja.

"Sheikh, sebenarnya Gigi melarang saya mengatakan ini. Tapi kurasa aku harus. Kusarankan anda lebih baik menjaga jarak dengan Honey sampai anda yakin dan Honey pun yakin. Percayalah dia akan sakit hati kalau-kalau sampai dia mengharapkan hal yang nyaris mustahil ini. Saya tidak heran kalau sampai sekarang dia diam saja, dan saya harap anda pun takkan heran dengan ini, Sheikh. Saya bisa merasakan ada yang disembunyikan Honey, entah itu ketakutan akan sakit hati yang jauh lebih menyakitkan dari sebelumnya. Tapi saya takkan memaksa kalau memang betul dan kalian berdua tidak berniat memberi tau saya. Dia sudah cukup dewasa, begitupun anda yang sudah lebih dewasa dari saya."

Benarkah Honey takut kalau dia benar-benar jatuh cinta padaku? Apa dia takut? Takut? Jatuh Cinta? Padaku?

"..." Fazza masih diam. Dia bisa melihat kekhawatiran dibalik nada bicara Adam.

Yang dikatakan Adam itu benar. Hamdan apa kau sudah yakin? (Setidaknya belum dalam 2 minggu ini). Hamdan apa kau tau yang disembunyikan Honey selain rasa jengkelnya padamu? (Tidak, aku tidak tau apa dia takut terbawa perasaan atau dia memang benar-benar kesal karena terpaksa melakukannya). Ayolah Hamdan, dia juga wanita! Pikirkan perasaannya juga.

"Ya, dia sangat berbeda dari yang lain. Saya tak bisa menebaknya meski sedikit.." Fazza termenung memikirkan ini.

"Dia berbeda Sheikh. Dia diam saja tapi bukan berarti dia batu yang takkan terbawa arus. Kalau kau tidak yakin janganlah memberinya kesempatan untuk berharap. Dia juga wanita Sheikh."

Ya, Hamdan Adam benar. Kau jahat kalau sampai dia mengharapkan ini lalu 5 bulan ini berakhir begitu saja dan ternyata aku menikah dengan gadis lain. Ah kenapa aku tidak terpikir kesini. Atau lebih baik aku selesaikan saja semuanya? Tapi bagaimana kalau baba melakukan kebiasaannya lagi? Aku.. aku juga tidak bisa melepaskan Honey.

The Only Exception (Sheikh Hamdan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang