Unfounded

2K 146 0
                                    

#Sean

"Ada apa? Apa muka saya lucu hingga kau tersenyum terus dari tadi hah?" Sean menegur perawat yang mengemas barang-barangnya.

"Ah tidak-tidak. Aku hanya tidak percaya saja bisa merawat orang setampan anda disini." Dia diperbolehkan pulang hari ini oleh dokter. Sudah seminggu dia di rumah sakit itu.

Sepanjang jalan, Sean mencoba menelpon Honey. Tapi tak satupun panggilannya tersambung.

Nomer yang anda tuju berada diluar jangkauan.

Sean penasaran dan mencoba melacak keberadaan ponselnya itu.

403 error
(Unfounded)

+++

Sampai di rumah dia langsung melempar barang-barangnya tadi ke kasur, membersihkan diri, dan hendak menuju ke rumah Honey.

Saat Sean sampai didepan pintu rumahnya, dia hampir melompat kaget saat melihat siapa yang dihadapannya.

"Da.. Da.. Daddy? Is it Daddy's day?" Sean masih terpaku pada sosok ayahnya yang datang tiba-tiba.

"Haha kau ini. Apa Dad boleh kesini kalau ada hari ayah saja, begitu? Lihat, anak macam apa kau? Bahkan tidak mempersilahkanku masuk."

"Oh hmm iya ayo Dad masuk saja." Sean memberi jalan masuk kepada Mr. Kennedy. Sang ayah langsung duduk di sofa panjang di mantan rumahnya dulu itu.

"Apa kabarmu, Dad? Ap.. apa yang membawamu kesini?"

"As you can see, i'm good. Pesawat." Ayahnya memang orang yang humorist, tapi kalau sudah marah dia tak terbantahkan.

"Ah Dad kau tau bukan itu maksudku." Sean menyender, mencoba relax.

"Versi panjang / pendek?" Ayahnya menurunkan kaki dan menghadap anaknya.

"Langsung saja lah, Dad." Sean sudah tidak sabar. Pasalnya dia berencana kerumah Honey barusan. Entah dia akan tetap kesana atau tidak setelah kedatangan ayahnya yang tiba-tiba.

"Pendeknya : Lolly yang menyuruhku kesini untuk mengawasimu." Wajah Sean membeku.

Sial! Dia lagi.. dia lagi. Percuma saja aku tinggal di Dubai.

"Ta.. tapi.. apa aku.. Kenapa memangnya aku, Dad?" Sang ayah menaikkan kedua alisnya.

"Versi panjangnya : Lolly bilang kalau kau menghilang beberapa hari ini. Pekerjaanmu tidak kau kerjakan, dan katanya anak Dad sudah mabuk dinegara orang, hah? Berterima kasihlah kau pada Lolly yang sudah mengantarmu saat kau mabuk." Sean naik darah. Dia merasa hampir tidak bisa menahan kata-kata kasar yang sudah diujung lidahnya. Tapi Sean tau ayahnya pasti akan lebih marah kalau Sean menghina Lolly ketimbang anaknya mabuk-mabukan.

Inhale.. Exhale... Aku akan mengurusnya nanti. Awas kau ya, Louis!

"Never mind. Aku senang Dad disini, tapi bisakah aku keluar sebentar? Seperti katamu tadi, pekerjaanku terbengkalai. Jadi, aku harus menemui Mr. Juma dan membereskannya." Sean berdiri. Mengambil kunci mobilnya lagi dan pergi.

Mr. Kennedy masih di ruang tamu, merogoh kantongnya dan menelpon seseorang.

"Halo, Lolly sayang..."

The Only Exception (Sheikh Hamdan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang