Remain me

2.8K 207 3
                                    

#Sean

Seseorang menghampiri Sean yang sedang tertawa terbahak-bahak bersama Lolly dan teman-temannya di sofa panjang.

"Sean! Temanmu pergi." Ternyata Ryan dan Rashid yang menghampirinya.

"Temanku? Kau tak lihat, ini teman-temanku ada disini bodoh ha ha ha.." Sean mabuk. Entah apa yang diberikan oleh Lolly dan teman-temannya barusan.

"Oh shit! Lolly apa yang kau lakukan padanya?" Ryan tau kalau Lolly lah yang melalukannya. Dia menyumpah tindakan Lolly.

"Ah Honey begitu baik padaku malam ini. Kau tak lihat dress dengan belahan tinggi itu? Hmm kurasa kau mengganti jumpsuit hitam itu" Sean benar-benar mabuk. Dia merangkul Lolly yang duduk manja disampingnya yang dia kira Honey. Dari pandangannya yang seperti berbinar-binar, Sean melihat Rashid pergi.

"Lolly, jaga Sean. Jangan biarkan dia menyetir sendiri." Sebelum pergi, Ryan berkata begitu pada Lolly.

"Oh kau tak perlu khawatirkan dia. Sean aman bersamaku." Lolly tersenyum.

"Aku akan menyetirmu ke rumahku, Sean." Setelah Ryan pergi, Lolly berkata lirih.

"Kau bilang sesuatu, Honey?"

"Tidak sayang tidak. Mau tambah minuman?" Lolly berkata padanya, Sean mengangguk.

#Rashid

Rashid tidak menyangka Lolly melakukan ini. Dia jadi kesal padanya.

"Apa yang dipikirkan wanita jalang itu?!" Kata Rashid saat kembali ke Bar.

"Dia memang gila pada Sean. Kurasa aku tau apa yang akan dia lakukan setelah ini." Ryan berkata serius.

"Lalu mengapa kau membiarkannya?!" Rashid heran.

"Aku bisa apa? Kuharap Sean takkan kelewat batas." Ryan menjawab santai. Rashid mengusap wajahnya.

"Ryan, mau ikut mencari temannya Sean? Adikku tidak kunjung kembali." Rashid mengajak Ryan. Dan Ryan mengangguk. Rashid sudah menelpon Hilal untuk menjemputnya di Club. Mobil G Class sudah terparkir didepan Club. Mereka masuk.

"Sheikh, apa yang terjadi? Inspektur menelpon barusan." Rashid dan Ryan saling bertatapan heran.

"Apa katanya?"

"Sheikh Hamdan menyuruh polisi mencari gadis di sekitar Sheikh Zayed Road hingga ke Nad Al Sheba 2, Lalu dia menelpon lagi untuk berhenti mencari gadis itu dan menyuruh polisi menangkap 2 orang pria di Dubai Transit Road." Rashid dan Ryan mencoba menelaah maksud dari itu semua.

"Kalau begitu mungkin Fazza sudah menemukan wanita itu." Ryan berkata.

"Ya, tapi dimana mereka sekarang?" Rashid bertanya pada Hilal. Hilal mengangkat bahu.

"Sheikh Hamdan tidak menjawab telepon saya."

"Tapi handphonenya aktif kan?" Hilal mengangguk. Rashid mengeluarkan handphone dan melacak dimana handphone Fazza berada dan dapat,

"Hah Zabeel Hospital?" Ryan dan Rashid berkata berbarengan. Hilal refleks mengerem mobilnya dan putar balik ke arah Zabeel Hospital.

+++

"Apa yang terjadi? Kuharap Hamdan baik-baik saja." Rashid yang cemas, menggigit jarinya seperti kebiasaan adiknya juga. Dia khawatir pada Fazza.

Mereka sampai di lobby rumah sakit yang sekarang dipenuhi orang. Tak biasanya rumah sakit ramai di jam 11 malam begini. Rashid tau pasti ada yang terjadi disana. Dan sudah dapat dipastikan kalai adiknya benar-benar ada disana. Mereka bertiga turun dari mobil. Orang-orang semua menghadap ke pintu UGD. Rashid menghampiri salah seorang perawat.

The Only Exception (Sheikh Hamdan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang