Little Lion

5.2K 244 8
                                    

#Fazza


Saat tiba di istana Nad Al Sheba, mereka langsung menuju mansion pribadi sang Putra Mahkota itu. Mereka pun turun dari mobil dan para pelayan laki-laki langsung menghampiri untuk membawa masuk koper dari mobil. Fazza langsung menuju kamarnya dan melemparkan diri kekasur bulu angsanya yang empuk.

Hari ini Fazza sangat lelah dan agak jetlag. Selama seminggu di London, kota yang berbeda 2 jam, jadwal tidurnya menjadi kacau. Saat ini yang paling dia inginkan hanyalah tidur secepatnya.

[ADZAN MAGRIB]

"Alhamdulillah, udah Magrib." Fazza pun bangun dan menuju shower room untuk bersiap-siap sholat.

Keluar dari closet, dia sudah mengenakan kanduranya dengan his black wavy hair yang agak basah dan dibiarkan berantakan. Dia pun sholat.

Setelah sholat, pintu kamarnya diketuk lalu ada yang memutar kenopnya dan menongolkan kepala.

"Rashid, kemari lah kak." Ternyata kakaknya Rashid. Fazza menyuruhnya masuk.

"Hey kau sudah selesai sholat?" Tanyanya basa basi seraya duduk di sofa hitam di tepi ruangan.

"Ya, sudah." Fazza bangkit dan melipat sajadahnya lalu menaruhnya di atas console table.

"Oh, kukira kau akan berdo'a lama-lama setelah sholat, berdoaaa meminta jodoh.. ha ha ha." Rashid mencoba menggoda adiknya itu.

Fazza malas menanggapi sindiran kakaknya itu. Pasti Ahmed yang menceritakannya, seperti biasa. Dia mengambil handphonenya dan merebahkan diri di sofa panjang di samping kakaknya.

"Bagaimana kabar mu, Kak?" Tanya Fazza sambil mengotak-atik handphonenya.

"Ya seperti biasa, aku baik dan tampan." Kakaknya yang satu ini memang begitu narsis. Kalian yang tak kenal dia pasti mengiranya dia pria cool yang jual mahal, padahal dia sangat playboy. Berbeda dengan Fazza.

"Kau ini. Kukira setelah kepergian ku, kau merasa paling tampan, eh? Itu hanya seminggu bung, now i'm back."

"Hey adikku, aku tetap lebih tampan darimu. Tapi aku heran, mengapa wanita-wanita diluar sana itu lebih terpesona padamu ya?" Rashid memasang wajah berpikir.

"Huuh, sudahlah kak. Kau tau lah, itu karena mereka hanya melihat ku sebagai putra mahkota." Fazza agak kesal. Dia teringat tentang Shaikha.

"Aku mengerti adikku, kau pasti berbicara tentang Shaikha kan? Sudah jangan cemberut begitu. Kalau kau masih cinta padanya, suruh saja dia bercerai dengan Pangeran Saudi itu." Kata Rashid yang melihat bibir tipis adiknya memanyun. Mendengarnya, Fazza pun duduk dan menatap kakaknya tidak percaya.

"Apa kau bilang? Cinta pada Sheikha Fancy Pants itu? Kurasa itu hal yang akan aku sesali seumur hidup karena betapa bodohnya aku pernah menyukai gadis munafik itu. Biarkan saja dia sama siapa suaminya itu, aku tak peduli sama sekali. Dan aku benci wanita yang menatap ku seperti aku ini karung berisi emas berlian" Dia kembali pada handphonenya. Rashid bisa melihat kalau hati adiknya sekarang kosong. Tak ada seorang gadispun didalamnya. Pikir Rashid bagaimana bisa ini dibiarkan. Fazza adalah seorang putra mahkota dan umurnya sudah kepala 3. Rashid harus berbuat sesuatu. Adiknya memang berkeras untuk tidak membuka pintu hati pada wanita manapun. Tapi Rashis tau apa yang sebenarnya diinginkan Fazza.

The Only Exception (Sheikh Hamdan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang