Seanology

2K 130 9
                                    

#Sean

Sean dan Hammed saling menatap cukup lama. Clive sibuk dengan pekerjaannya sedari tadi sehingga tak menggubris mereka.

"Kemana Hamdan membawa Honey waktu itu, kid?" Sean mendoyongkan kepala kearah Hammed, mencoba untuk sedikit ramah.

"Kau tidak sopan! Panggil pamanku Sheikh Ham-dan." Hammed menyilangkan tangan.

"Ya ya Sheikh Ham-dan, kemana mereka seminggu kemarin?" Sean mengulangi pertanyaannya.

"Penting banget ya aku beritau? Siapa kau memangnya?" Hammed uncang-uncang kaki, membuat Sean agak kesal.

"Hey biar ku beritau ya anak kecil, aku adalah kekasihnya Honey. Ke-ka-sih-nya." Sean menekankan kata 'kekasih'.

"What?!" Clive dan Hammed teriak berbarengan. Sean tersenyum dan menyandarkan bahu lalu mengangguk senang.

"Sir, kurasa kau belum membaca koran ya?" Clive bertanya heran.

"Bukan, Mr. Clive. Dia pasti tidak punya TV." Hammed dan Clive menatapnya aneh. Senyum Sean menghilang.

Koran? Buat apa aku baca koran? TV? Aku punya, tapi tidak pernah kusetel.

"Ap.. apa.. ada apa memangnya dikoran dan di TV?"

"Ah pantas saja!" Hammed berkata.

Ada apa sih? Mencurigakan.

Sean keluar ruangan mencari meja yang menggeletakkan koran atau sejenisnya. Dia tidak menemukannya.

"Maaf Nona, dimana saya bisa mendapatkan koran?" Sean bertanya pada orang disana.

"Oh di atas, terrace. Disana ada ruang santai." Jawab wanita itu tanpa mengalihkan mata dari laptop.

Sean naik ke satu lantai diatasnya. Ada tempat semacam cafétaria dengan meja dan kursi santai. Disebelah pot tanaman ada rak surat kabar dan majalah. Sean menghampiri koran-koran itu dan menyambarnya. Sebelum sempat membukanya, mata Sean menangkap 2 orang yang tak asing sedang duduk membelakanginya menghadap pemandangan pusat kota dari ketinggian.

Honey? Nah, itu kan Fazza.. Ngapain mereka?

Sean menghampiri mereka perlahan.

"Eheemm.." Sean berdeham. Honey dan si pangeran berbalik.

"Sedang apa anda disini?" Fazza maju selangkah.

"Kau yang sedang apa dengan Honey? Tidak tau diri, sudah menyusahkannya masih saja kau mendekatinya." Sean berkata datar tapi efeknya membuat Fazza tampak kesal.

"Kurasa banyak cermin disini, tuan. Silahkan bercermin dulu. Siapa yang membawa gadis lalu mengacuhkannya dan malah pergi ke apartemen gadis lain?" Fazza tersenyum penuh kemenangan. Honey sekarang memelototi Sean.

"Tidak, itu bukan salahku tau! Wanita jalang itu yang... Prakk.." Honey menampar Sean.

"Anda yang jalang! Jangan ganggu saya lagi." Honey berkata persis ditelinga Sean yang memerah karena tamparannya, lalu dia berlalu. Sean masih terdiam memegangi pipi kirinya. Fazza tersenyum gembira melihatnya.

"Siapa kau? Beraninya menertawakanku!" Sean kesal dan membanting koran ditangannya ke atas coffee table. Fazza melihat sekilas headline koran yang terpampang jelas diatas meja, lalu dia menatap Sean penuh arti. Sean melirik koran itu dan mendapati wajah Fazza dan Honey di Headline news.

"Selamat membaca!" Fazza menepuk bahu Sean yang melorot karena melihat judul berita itu.

"Éclaireopatra Hadid and Sheikh Hamdan future wedding?"

The Only Exception (Sheikh Hamdan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang