Ice Cream

2.8K 173 2
                                    

#Sean

Sean, ayo masuk ke mobil. Kita pulang sekarang ya.

Siapa yang menyetir? Kakimu sudah sembuh hah?

Sean merasa Honey yang merangkulnya hingga ke mobil. Mereka masuk ke mobil dalam keadaan setengah sadar. Kepalanya terasa diisi kapas.

Sean, kita sudah sampai rumah.

Sean membuka matanya dan mereka sudah ada didepan pintu apartemen. Tapi itu bukan rumah Sean ataupun Honey. Mereka masuk dan Lolly merebahkan Sean ke ranjangnya.

Sebentar ya sayang, aku akan bersiap dulu.

Kapanpun Honey, aku selalu menunggumu.

Lolly kekamar mandi dan tak lama kemudian dia kembali. Rambutnya masih basah. Dia mengibas-ngibaskan rambut hingga airnya menyiprat ke wajah Sean.

Sean membuka mata dan terkejut,

"Hey kau?! Arrgg kenapa kepalaku sakit begini?" Sean memegangi kepalanya. Lolly pun kaget.

"Tenang lah Sean, tenang. Kau hanya minum tadi, dan aku membawamu kesini. Apa yang salah, Honey?" Lolly menghampiri Sean tapi dia menepisnya.

Honey? Dimana dia? Astaga! Aku meninggalkannya di Club kalau begitu.

"Honey, ya dimana Honey?"

"Honey mu disini, didepanmu." Lolly semakin mendekat. Sean mendorongnya hingga jatuh.

"Kau bukan Honey!" Sean berlari keluar dengan sempoyongan

Sean kembali lagi kedalam kamar itu. Menyambar kunci mobil diatas meja lalu pergi.

Dengan langkah gontai Sean menuju mobilnya. Kepalanya sangat pening tapi dia mulai sadar. Dia mencoba mengingat apa yang terjadi sambil memegangi kepalanya.

Sean?! Temanmu pergi!

Dia mulai ingat sekarang.

"Ah Lolly keterlaluan! Sialan wanita itu." Sean menenangkan diri sebentar untuk menghilangkan pening dikepalanya. Lalu dia menyetir perlahan ke rumah Honey.

Saat itu jam 1 pagi, jalanan masih sepi. Tapi nasib berkata lain. Sean menubruk trotoar, kepalanya terbentur stir dan langsung benjol dan mobilnya mogok.

Arrgghh.. Untung hanya lebam. Semua ini gara-gara Lolly!

Dia turun dari mobil dan duduk di trotoar. Tiba-tiba sebuah mobil menghampirinya.

"Sean! Kenapa dirimu?" Ryan dan Rashid turun dari mobil.

"Gara-gara wanita jalang itu!" Sean masih memegangi kepalanya yang seakan mau pecah.

"Ryan, kita bawa saja dia ke rumah sakit." Rashid dan Ryan menuntun Sean ke mobil dan mengantarnya ke rumah sakit.

"Rashid, kurasa kita tak mungkin membawanya ke Zabeel. Kalau dia bertemu Honey bisa berabe." Ryan berbisik pada Rashid. Rashid hanya mengangguk.

"Honey? Diman Honey? Apa dia baik-baik saja?" Sean berkata setengah sadar.

"Tidak, dia hampir celaka karena mu tau!" Rashid kesal.

"Apa?! Dimana dia? Katakan?!" Sean langsung duduk dan mengoyah bahu Rashid yang sedang menyetir.

"Dia aman bersama Fazza." Ryan berkata.

#Honey

Pria itu hanya tersenyum lalu pergi.

"Apa benar semalam dia disini?" Honey berkata pada dirinya sendiri, tapi suster yang datang membawakan sarapan menjawabnya.

The Only Exception (Sheikh Hamdan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang