Thanks Shoes

2.8K 204 4
                                    

#Honey

Honey hampir tertidur mendengar alunan smooth Jazz diclub itu. Dia menikmati waktu santainya sampai seorang pria menghampiri dia tidak jelas.

"Hey cantik sedang apa?" Honey tak menjawanya.

"Ah kau ini sangat cantik kalau diam begitu, bibir mu itu seksi." Si pria menggigit bibirnya sendiri. Honey menghadiahinya tatapan maut.

"Maaf tuan anda membuat saya jengkel." Mata Honey berkilat marah dan terus memelototinya sampai pria itu pergi dengan kesal.

Honey kembali santai. Baru saja duduk tenang, pertunjukkannya berhenti dan digantikan oleh dua pria yang naik kepanggung. Wanita-wanita disekitarnya bahkan diseluruh club itu langsung maju kedepan tanpa sempat memberi Honey celah untuk melihat siapa pria itu.

Hah apa lagi sekarang? Sepertinya wanita-wanita disini memiliki kebiasaan berkerumun tanpa alasan jelas. Apa kalau kebakaran mereka akan secepat itu menyelamatkan diri?

Honey tak peduli. Dia menyibukkan diri dengan Handphonenya. Honey perlu mewhatsapp atasannya bahwa dia besok akan izin sampai kakinya pulih.

Gerombolan wanita didepannya akhirnya bubar, dan pemain piano naik kembali ke panggung. Jazz is in the house.

Lagi-lagi santainya diganggu oleh pria asing. Honey tidak mengerti apa sebenarnya mau mereka. Honey kira di jazirah Arab tidak ada jenis-jenis begitu.

"Hey, kau baru saja menolak pria tadi ya?" Si pria berjanggut tipis itu memainkan matanya yang biru. Honey menatapnya datar.

"Tapi, kurasa kau tidak akan menolah kalau aku menemanimu disini, ya kan?"

"..." Honey hanya menaikkan sebelah alisnya dan berkata.

"Maaf anda mengganggu waktu santai saya." Honey mengusir pria itu dengan tatapan yang menusuk. Si pria pergi dengan wajah memerah. Honey kembali menonton Jazz dengan khitmat. Berharap tidak akan ada lagi yang menganggunya. Tapi tak lama kemudian...

#Fazza

Fazza menghampiri wanita itu ragu-ragu sesekali dia melihat ketiga pria dibelakangnya dengan wajah cemas dan mereka melambaikan tangan menyuruhnya mendekat.

Fazza langsung menarik kursi ke meja gadis itu dan memanggil pelayan. Gadis itu menutup matanya lalu mendengus lelah.

"Pelayan siapkan makan malam dari menu spesial disini untuk kami." Wanita itu menatapnya dengan alis menyatu marah.

"Siapa anda berani-beraninya makan di meja saya?"

Demi apa? Gadis ini bilang begitu padaku? Baru pertama kalinya aku diusir seorang wanita.

"Memangnya tidak boleh ya? Kenalkan aku Fazz.." Baru sempat Fazza menyodorkan tangan, gadis itu berdiri dengan susah payah. Fazza memperhatikan kaki yang dibebat itu. Dia mengambil tas dan outernya lalu terseok-seok berjalan keluar SEB'S.

"Hey tunggu-tunggu!" Fazza bangun tapi hanya berdiam diri melihat gadis itu pergi. Fazza menoleh ke ketiga orang dibar itu, tapi mereka tinggal berdua dan sedang tidak melihat kearahnya.

Sean, ya dimana Sean?! Temannya pergi tapi dimana Sean?

Fazza menyumpah dalam hati. Dia harus mencari Sean. Fazza menghampiri kakaknya dan Ryan.

"Kak, kemana Sean?!" Fazza celingukan mencari pria itu.

"Hey kau kenapa? Cepat sekali makan malamnya hahaha. Eh kemana dia?" Rashid melihat ke arah meja tak berpenghuni yang sedang di tata makan malam diatasnya. Si pelayan celingukan mencari Fazza.

The Only Exception (Sheikh Hamdan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang