Hide and Seek

2.5K 165 3
                                    

#Honey

Orang ini sebenarnya mau membawa aku kemana sih? Ditanya pun tidak menjawab, dan apa-apaan ini?! Helicopter? Lihat saja aku takkan naik sebelum dia menjawab.

"Ayo aku bantu." Kata Hamdan setelah memastikan helicopter itu siap terbang. Honey menatapnya geram.

"Katakan apa yang terjadi atau baru akan saya pertimbangkan apa yang harus saya lakukan." Honey membuang muka.

"Oh please, ikut saja dulu. Nanti saya ceritakan semuanya."

"No! Anda bisa memohonlah sesuka anda, saya akan tetap disini." Honey bersikeras. Tampaknya mimik pria itu berubah jengkel. Dia mengusap wajah dan berbalik badan menahan amarah. Sepertinya ini pertama kalinya dia diperlakukan demikian oleh seorang 'wanita'. Honey masih menatap baling-baling helicopter yang sudah mulai berputar. Anginnya menerbangkan pasir hingga mengenai mata Honey.

"Aww mata saya!" Honey menjerit memejamkan matanya yang perih. Tiba-tiba Hamdan menggendongnya dan berlari menaikki helicopter itu.

"Hey! Anda lancang sekali! Turunkan saya sekarang!" Honey meronta dengan mata masih terpejam karena perih. Hamdan menatapnya tersenyum.

Honey sudah turun dari gendongan itu. Ada yang memasangkan penutup telinganya. Tidak ada lagi angin ribut, tapi hanya suara helicopter yang mulai terbang. Honey mengucek mata agar bisa melihat. Dia terkejut dengan apa yang dilihatnya.

"Apa.. apa.. apa anda memiliki lisensi untuk mengendarai ini?" perasaan ngeri menjalari seluruh tubuh Honey. Hamdan tersenyum tanpa menoleh kebelakang.

"Apa sih yang saya tak punya? Tenang saja." Honey istigfar sepanjang perjalanannya dibonceng helicopter oleh pria asing berkaos oblong itu.

Astagfirullah.. Ya Allah tolong selamatkan hamba ya Allah. Semoga saja pria ini benar. Kalau tidak nyawaku terancam.

"Hey, matamu tidak papa?" Hamdan menoleh cukup lama kebelakang. Wajah Honey panik seketika.

"Please, mengemudi saja yang benar. Saya masih ingin hidup tau. Dimana kita sekarang?" Honey menoleh kejedela disampingnya. Dibawah dia bisa melihat gugusan pulau reklamasi Palm Jumairah. Helicopter itu terbang terus semakin ke tengah laut.

#Fazza

Fazza tidak bisa menahan senyumannya. Melihat Honey ketakutan dan panik tadi merupakan hiburan baginya.

Wanita seanggun itu bisa panik juga ternyata. Hihihi XD

Fazza mengemudikan helicopternya tanpa menyalahkan radar. Tentu saja agar jejaknya tak terdeteksi oleh ayahnya. Dia berencana membawa Honey bersembunyi di pulau pribadinya ditengah laut. Sekaligus Fazza diam-diam ingin membuat gadis itu terkesima.

"Sebentar lagi kita sampai di tempat persembunyian." Fazza mulai mendaratkan helicopternya di sebuah pulau yang dikelilingi laut itu. Honey masih menempelkan dahi dijendela.

"Qaffay island. Ya, ini Qaffay island kan? Kenapa anda membawa saya kemari hah? Sembunyi macam apa ini." Fazza tidak menjawabnya.

Kukira dia akan senang ku ajak ngumpet di Qaffay island. Lihat saja, dia malah menggerutu. Wanita-wanita diluar sana memimpikan hal ini.

Qaffay island adalah salah satu pulau pribadi Fazza. Dia sering kesana kalau sedang penat dan tak ada perkerjaan. Ayahnya tidak tau kalau ini tempat pelarian Fazza. Yang tau Fazza suka kesini hanya Hilal, Ahmed, Rashid, dan tentunya Hammed. Fazza sering kesini berdua Hammed saat dia libur sekolah.

Baling-baling berhenti berputar. Fazza melepas penutup telinganya.

"Honey, ayo turun." Fazza sudah keluar duluan dan membuka pintu belakang helicopter.

The Only Exception (Sheikh Hamdan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang